Author pov
Dengan perasaan yg sangat kacau prily membawa martin ke rumah sakit . Bahkan jarak pelabuhan dengan rumah sakit sangat lah jauh. Tapi dengan mengemudi mobilnya yg gila2an prily hanya membutuhkan waktu 30 menit saja. Martin sudah tak sadarkan diri sedari td, bahkan darah dari perutnya terus saja mengalir dan sepertinya martin sudah banya mengeluarkan darah.
Srtttttttt....
Bunyi decitan ban mobil prily yg beradu dengan aspal membuat sebagian orang di rumah sakit melihat ke arahnya. Prily segera keluar dan membuka pintu penumpang memapah martin dan memanggil beberapa suster untuk segera menolong martin.
" suster....suster..... " teriak prily. Beberapa suster datang dengan membawa bangsal dan segera meletakan martin di atasnya.
Meraka langsung membawa martin ke ruang UGD. Prily terus saja menangis ia tak ingin sesuatu terjadi pada martin. Bagaimana pun martin adalah sahabatnya selain edrik yg selalu ada kapanpun ia butuhkan.
" keluarga pasien" ucap sang suster yg baru saja keluar dari ruang UGD. Prily segera berdiri .
" ya saya kerabatnya. Apa yg terjadi sus. Teman saya baik2 saja kan. Dia bisa selamat kan sus." tanya prily panik.
" tenang, nona harus tenang. Dokter sedang melakukan yg terbaik. Tapi kami membutuhkan darah. Pasien terlalu banyak kehilangan darah" jelas sang suster.
" ambil saja darah saya sus, darah saya sama dengan teman saya. Tolong sus..." mohon prily.
" baik lah mari ikut saya" ajak sang suster.
Prily pun mengikuti sang suster menuju ruang donor. Di sana prily di periksa kondisi dan kesehatannya.
Setelah diperiksa dan di nyatakan sehat dan baik2 ja. Suater itu pun segera mengambil darah prily secukupnya.*
Prily masih menunggu kabar martin, karena dokter masih berada di ruang oprasi sejak 1 jam lalu setelah prily mendonorkan darahnya untuk martin. Karna tidak ingin terjadi sesuatu dokter pun segera melakukan oprasi pengangkatan peluru yg bersarang di perut martin." ku mohon bertahan lah martin, berjuang demi aku. Ku mohon" prily terus saja berdoa hingga seseorang menepuk bahu prily yg tengah tertunduk.
" edrik...." ucap prily lalu berhambur memeluk edrik dan menangis dalam dekapan edrik.
Edrik pov
Ku tinggalkan saja pekerjaan yg masih menumpuk saat aku melihat layar gps yg tertera di jam tangan ku menyala cepat. Aku tidak tahu ini pertanda apa yg jelas tasya sedang dalam mengemudi mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Kalian jangan heran aku bisa melakukan ini karna hanya agen FBI yg biasa melakukannya.
" edrik kau mau kemana" teriak pak alex. Aku tak menghiraukannya. Aku lebih mengkhawatirkan tasya dari pada aku harus kehilangan pekerjaan ku. Aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan tasya karna td pagi dia bersama martin akan menyelidiki penyelundupan di pelabuhan.
" edrikk... Kembali" teriak pak alex lg.
Mf pak ada sesuatu yg penting yaitu keselamatan tasya dan martin.
Ku masuki mobil dan kulajukan secepat mungkin. Kulihat lagi gps yg terpasang di jam tangan ku. Mobil tasya masih melaju dengan cepat dan..tunggu?
Ini aku tahu kemana arah dan tujuan tasya.
Rumah sakit? Lalu siapa yg sakit dan!!!
Tidak aku tidak mau menafsirkan sesuatu yg belum aku lihat dengan mata kepala aku sendiri. Sekarang yg harus aku lakukan adalah secepat mungkin sampai di rumah sakit dan melihat apa yg terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Brandalan
Fanfictionapa jadi nya jika cowok ganteng,tajir, pengusaha muda pula. harus bertunangan dengan anak rekan kerja ayahnya. yg alex ketahui sebagai gadis brandalan. tentu alex ingin wanita yg cantik,sexy dan elegan yg menjadi pendampingnya. bukan tampang urakan...