Bel istirahat baru saja berbunyi membuat kebanyakan murid mendesah lega mereka bisa mengistirahatkan otak mereka.
Begitu juga (Name) dan Narumi yang bersiap untuk pergi menuju kantin.
Namun tiba tiba Narumi mencengkram kuat lengan (Name).
"Gawat! Perutku sakit, aku harus ke toilet!" Narumi memegangi perutnya.
"Titip roti melon dan onigiri serta susu coklat! Nanti uangnya aku ganti!" Teriak Narumi membuat (Name) melongo tak percaya.
"Aku tunggu di kelas nanti!" Teriak Narumi sebelum benar benar menghilang.
"Dia sudah gila ya?" Gumam (Name).
Namun pada akhirnya (Name) meneruskan langkahnya menuju kantin seorang diri. Kantin cukup ramai membuat (Name) harus sedikit bersabar untuk mengantri.
"Roti melon satu, onigiri dua dan satu susu coklat." (Name) menyebutkan pesanannya dan Narumi.
Setelahnya (Name) mengulurkan uang sejumlah yang diminta.
"Sial, aku jadi terlihat rakus." Umpat (Name) pelan.
Langkah (Name) terhenti saat melihat sosok Masao yang baru memasuki kantin.
"Konnichiwa, (Name)-san." Sapa Masao sembari tersenyum hangat.
"Konnichiwa." Balas (Name).
"Oh iya, terima kasih untuk bantuanmu saat itu." Ucap Masao.
"Bukan masalah, itu hanya bantuan kecil." Jawab (Name).
"Bagaimana jika sebagai tanda terima kasihku, aku mentraktirmu?" Tanya Masao.
"Tidak perlu. Seperti yang kamu lihat, aku sudah membeli makan siang untukku." (Name) menunjukan kantung belanjaan di tangannya.
"Ah benar." Masao meringis.
"Kalau begitu, aku permisi." Pamit (Name) dan melegang menjauhi Masao.
"Dia cuek sekali." Gumam Masao sembari menatap punggung (Name) yang semakin menjauh.
(Name) tiba di kelas bersamaan dengan Narumi yang sudah memasang senyum sumringah. Keduanya memasuki kelas dan melihat teman teman perempuan sekelas yang tampak mengobrol di satu meja yang disatukan.
"Ayo kita bergabung dengan mereka." Ajak Narumi.
Faktor yang membuat (Name) mulai mudah bersosialisasi tentu saja adalah Narumi. Narumi, Akeno dan Wakasa lha yang sudah banyak membantu (Name) melewati masa masa suramnya.
"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Narumi.
"Oh, Narumi, (Name)! Ayo bergabung." Ajak temannya ramah.
Narumi segera duduk dan (Name) duduk di sebelah gadis itu.
(Name) mengambil sebungkus onigiri untuknya sebelum mengulurkan pesanan Narumi ke arah gadis itu.
"Jadi kalian sudah tau kan tentang anak baru di kelas dua? Dia tampan sekali."
"Oh! Saat itu dia meminta aku dan (Name) mengantarnya ke kantor guru. Namanya Masao-kun kan?" Ucap Narumi.
(Name) sendiri memilih diam. Ia juga tidak berniat bercerita tentang pertemuannya dengan Masao tadi. Baginya itu bukan sesuatu yang penting.
"Beruntung sekali." Ucap temannya. "Kudengar bahkan dia sudah menerima satu surat cinta."
"Gila." Komentar Narumi.
"Bagaimana menurutmu, (Name)?"
(Name) menelan onigirinya, "Menurutku? Ya, aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya. Jadi aku tidak tau harus berkomentar apa."