Lima Belas

1.2K 195 21
                                    

Wakasa melipat tangannya di depan dada. Raut wajahnya sudah menjelaskan semuanya bahwa ia kesal. Matanya menatap memincing ke arah Masao yang duduk di hadapannya.

"Silahkan diminum." (Name) mengulurkan segelas jus jeruk dingin ke arah Masao. Setelahnya gadis itu duduk di samping Wakasa.

"Terima kasih, (Name)-san." Masao tersenyum tipis.

"Aku hanya mau mengingatkan bahwa aku masih kekasih (Name)!" Ucap Wakasa ketus.

Masao tersenyum, "Aku mengerti. Syukurlah kalian akhirnya berbaikan."

"Jadi ada apa, Masao-kun?" Tanya (Name).

"Aku ingin mewakili Anna nee-san. Sebelumnya aku ingin memberitahu bahwa aku adik laki laki Anna nee-san." Ucap Masao.

(Name) terbelalak.

"Kamu adik Anna?"

Masao meringis, "Benar."

"Anna nee-san sebenarnya orang yang baik. Mengingat saat kecil dulu, dia selalu melindungiku. Baik dari orang orang yang merundungku maupun dari ibuku sendiri." Ucap Masao.

"Ibumu sendiri? Apa maksudnya?" Tanya (Name) tidak mengerti.

Masao menjelaskan keadaan keluarganya. Mulai dari ayahnya yang gemar berselingkuh, dan ibunya yang depresi karena itu lalu sering menganiaya Masao karena wajahnya yang sangat mirip dengan wajah ayah mereka.

"Itu kejam sekali." Gumam (Name).

"Aku sangat menyayangi Anna nee-san. Maka aku akan menghentikan tingkahnya."

"Akeno-san di mata kakakku itu adalah pria yang sempurna. Akeno-san selalu bersikap lembut, dia penuh tanggung jawab, dan dia bisa melindungi Anna nee-san."

"Hal itu membuat Anna nee-san ingin Akeno-san menjadi miliknya. Dia tidak terima saat Akeno-san lebih memilih sahabatmu dibanding dengan dirinya." Lanjut Masao.

(Name) mulai menaruh simpati pada Anna. Bahkan ia mulai merasa ia mirip dengan Anna.

Hanya bedanya (Name) lebih beruntung karena bisa bertemu dengan Wakasa yang menerima semua kekurangannya dan tidak pernah berniat meninggalkannya.

"Lalu, bagaimana keadaan kakakmu sekarang?" Tanya (Name).

Masao tersenyum, "Tidak perlu dikhawatirkan, ini tanggung jawabku untuk gantian merawat orang yang sudah menjagaku selama ini."

"Aku ingin berpamitan." Lanjut Masao.

"Aku akan pindah kembali ke Kyoto dan membawa Anna nee-san juga. Aku akan memulai menata ulang kehidupan kami di sana."

Masao menunduk dalam dalam. "Aku mohon maaf sebesar besarnya atas semua kekacauan yang kakakku buat dalam hidupmu, (Name)-san."

"Aku harap kalian bisa bahagia." Balas (Name).

"Dan (Name)-san, ada satu hal lagi." Lanjut Masao.

"Apa?" Tanya (Name).

"Aku menyukaimu." Jawab Masao lugas.

"Eh?"

Wakasa sendiri bangkit berdiri. "Kamu benar benar mau mati ya, bocah sialan? (Name) itu milikku! Milikku!"

"Aku tau. Aku hanya mau mengatakannya agar (Name)-san tau." Masao menyengir tak berdosa.

"Keparat!"

"Hei, tenang. Jangan membuat keributan di rumahku!" Keluh (Name) sembari menahan kaus Wakasa.

"Cepat tolak dia, (Name)!" Perintah Wakasa.

Wakasa's Mine (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang