Sepuluh

1.1K 197 4
                                    

BUGH!

Tanpa basa basi sedikit pun Wakasa segera menghantam wajah Masao dengan keras. Masao jatuh terduduk.

Belum puas, Wakasa menarik kerah pria itu, memaksa Masao berdiri. Setelahnya ia menghantam perut Masao dengan lututnya dengan luar biasa keras.

"Waka, tenang sedikit!" Shin terbelalak dan berusaha menarik tubuh Wakasa untuk menjauh dari Masao.

Namun Wakasa tidak bergeser sedikitpun dari posisinya. Ia malah menendang tubuh Masao dengan keras.

"Sudah kuperingati untuk menjauhi gadisku, keparat!" Maki Wakasa kembali menendang Masao.

"Takeomi! Benkei!" Teriak Shin berusaha meminta bala bantuan.

Takeomi dan Benkei berlari dengan tergopoh gopoh. Keduanya terbelalak. Wakasa sendiri menimpah tubuh Masao dan menghantam wajah Masao berkali kali.

"Gawat, dia mulai tidak waras!" Pekik Takeomi.

Benkei sendiri segera menahan kedua tangan Wakasa dan menyeret paksa pria itu untuk menjauh dari Masao.

"Lepaskan aku keparat!" Teriak Wakasa.

Takeomi membantu Benkei menyeret tubuh Wakasa. Sementara Shin membantu Masao dan melindungi pria itu.

"Kamu bisa membunuhnya!" Terial Takeomi.

"Cepat kemari dan lawan aku, sialan!" Desis Wakasa masih berusaha berontak.

"Aku hanya ingin membantu (Name)-san." Lirih Masao. "Aku tidak mau Anna nee-san semakin menggila."

"Apa maksudmu? Sudah aku duga kamu punya hubungannya dengan si sialan itu. Kalian berkomplot untuk menghancurkan hubunganku huh?!"

Wakasa memberontak semakin parah.

"Sialan, apa dia kerasukan?!" Maki Benkei berusaha menahan tubuh Wakasa sekuat tenaga.

"Tenanglah!" Teriak Shin lantang. "Kita bicarakan baik baik. Waka, kamu harus mendengar penjelasan dia dulu!"

Dan di sinilah kelimanya berada. Di ruangan pribadi Shin di bengkel miliknya. Wakasa diletakan jauh dari Masao, mencegah pria itu kembali menggila.

"Cepat katakan apa penjelasanmu agar aku bisa membunuhmu setelahnya." Desis Wakasa.

"Waka!" Shin memperingati.

"Aku adik Anna nee-san." Ucap Masao. Luka di tubuhnya sudah diobati Shin tadi. "Anna nee-san sebenarnya adalah orang yang baik."

"Ya, sampai dia membuat kakak perempuan (Name) bunuh diri." Sinis Wakasa.

"Kami lahir dari keluarga yang tidak harmonis. Ayahku gemar bermain dengan perempuan lain, kondisi kejiwaan ibu tidak stabil karena itu. Sejak dulu, nee-san selalu melindungiku."

"Lalu dia pindah ke Tokyo saat SMA, sementara aku tetap di Kyoto bersama paman dan bibiku. Dia bertemu Yuki-san, dan Yuki-san mengenalkannya pada Akeno-san." Ucap Masao.

"Nee-san punya trauma tersendiri pada pria. Namun untuk nee-san, Akeno-san itu sempurna. Akeno-san satu satunya pria yang berhasil membuat Anna nee-san jatuh cinta. Namun Akeno--san menolaknya. Bagi Akeno-san, Anna nee-san sebatas adik kecilnya."

"Semua sikap nee-san hanya untuk mencari perhatian Akeno-san. Merebut kekasih Yuki-san, dan tanpa direncanakan sikapnya membuat Yuki-san bunuh diri."

"Dibanding mendapatkan perhatian Akeno-san, dia malah dibenci mati matian oleh pria yang ia cintai. Itu sebabnya dia mau merebut kamu dari (Name)-san."

Wakasa's Mine (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang