10

3.2K 498 13
                                    


Ola tidak bisa berbuat apa-apa selain membimbing anak baru yang dibawa oleh mami. Dia adalah Hani, gadis yang pernah ditaksir adiknya. Entah bagaimana dia bisa sampai ke sini, butuh waktu yang tepat untuk mengobrol dengan gebetan Riki.

"Kamu masih perawan?"

Hani menggeleng. Ingin bertanya lebih lanjut, tapi Ola tidak ingin sekarang.  
Tak disangka,Hani bercerita dengan leluasa padanya.

"Aku yang salah, orang miskin sepertiku berani mencintainya. Wajar jika aku memberikan tubuhku untuknya, dan dia berhak meminta semua yang telah diberikan padaku."

Cinta itu palsu, lagi, kalian melihat buktinya kan?

"Berapa uang muka yang kamu terima?"

"25 juta. Aku sudah membayar semuanya."

Dilecehkan, kemudian disuruh membayar semua barang yang telah diberikan, bisa dikatakan makhluk yang paling bejat di dunia ini adalah laki-laki.

Hani tidak bertemu dengannya terlebih dulu, ini adalah bisnis jadi Ola tidak berhak untuk memberi petuah kepada gadis tersebut.

"Di sini kamu akan bertemu banyak pria dengan berbagai karakter, kamu juga dituntut selalu tampil prima."

Hani mengangguk.

"Tempatkan hal pribadi, walaupun terpaksa kamu harus selalu ceria di depan pelanggan."

Kemudian Ola memberikan dua buah kartu dari klinik kecantikan dan kebugaran.

"Jangan stres, kamu telah memilih artinya telah memutuskan seperti apa hidupmu ke depan. Ini pekerjaan berat, tidak akan menjadi beban jika kamu menikmatinya."

Terakhir Ola memeluk anak tetangganya. "Kamu sudah tahu merasa disakiti oleh laki-laki, jangan pernah menjatuhkan hati pada pria yang datang menyapamu. Jika itu terjadi sama saja kamu menggali nerakamu."

Sebelum meninggalkan gadis itu, Ola berpesan agar Hani bisa menemuinya kapanpun yang diinginkan.

Ia sudah membekali gadis itu terkait tanggung jawabnya selama bekerja di House Beautiful, Ola juga memberikan sejumlah uang untuk digunakan Hani jika diperlukan. 
Banyak tanya di benak Ola, salah satunya tentang orang tua Hani apakah mereka tahu hal yang telah menimpa gadis itu? 
Walaupun masalah yang dihadapi oleh Hani dan Ola berbeda, tapi tujuan mereka di sini adalah sama. Kemiskinan yang selalu dipandang hina oleh mereka yang memiliki derajat tinggi.

"Aku tidak akan bertanya karena itu privasimu."

Itu senyum kasmaran, bukan hanya pernah melihat Ola juga pernah merasakan. Bahagia ketika didatangi oleh orang yang kita cintai menghabiskan waktu tanpa ada yang menjeda, melupakan masalah yang pernah dilalui disebabkan oleh satu hal yaitu cinta.

Tidak ada yang bisa menjamin, tapi kalau bisa menebak akan berakhir seperti apa kisah semu itu. Mungkin tidak akan menjadi beban laki-laki yang dicintainya masih single tapi kenyataannya Endru adalah pria yang sudah berkeluarga.

"Dia sudah meminta maaf." Erni menggandeng lengan Ola. 

Berada di pusat perbelanjaan, dua-duanya singgah di salah satu toko makanan.

"Aku tidak akan se-tragis kisahmu kan La?"

"Kalaupun sama, kamu harus siap."

Amat disayangkan, karena Erni tidak belajar dari kejadian yang dialami Ola. Namun demikian ia tidak berhak menghakimi temannya, dilarang jatuh cinta, mereka sudah berusaha semaksimal mungkin tapi bagaimana kalau rasa itu tetap menyentuh nurani?

Ola sendiri baru tahu perasaan Erni kepada Endru ketika wanita itu sakit. Tangis dan wajah kecewanya perlahan terjelaskan, tidak ada yang bisa dikatakan oleh Ola maupun Reni. Mereka sama-sama menunggu waktu dan berharap tak ada kejadian buruk yang menimpa sahabat itu.

"Selama aku sakit dia berpuasa."

Ola mendengar nada haru dari kalimat sahabatnya. Tanpa berbicara pun ia tahu perasaan Erni saat ini. Setelah tiga hari membiarkan Erni bersama Endru baru sore ini mendapatkan kesempatan mendengar secara langsung pengakuan wanita itu.

"Dia juga bilang, ingin menggugat cerai istrinya."

"Cukup dengan jatuh cinta, jangan masuk terlalu jauh dalam kehidupan pria yang telah berkeluarga," tegur Ola. 

Wanita seperti mereka tidak berhak berjalan beriringan dengan alasan mendampingi selama proses, akan ada istri dan keluarga dari pria tersebut yang akan menghalangi langkah bahkan tidak tanggung-tanggung teror mereka berujung maut. 

Sekali lagi Ola memperingatkan Erni. "Ingat, tujuanmu berada di tempat mami karena tidak ingin menjadi budak laki-laki. Di sana kita bisa menentukan harga diri kita, walaupun terlihat mereka yang berkuasa tapi sebenarnya kita-lah yang memberi titah."

Selama menjadi pemuas nafsu laki-laki hidung belang, secara langsung mereka mengetahui nasib istri-istri pria tersebut. 

"Syukur kalau dia dan kamu setia dalam keadaan paling sulit, bagaimana kalau dia membuangmu setelah ditentang oleh keluarganya?"

Erni tampak berpikir, yang dikatakan Ola bukalah kebohongan. 

"Saranku, kembalilah ke diri sendiri. Bahagia itu kita tentukan sendiri begitu juga dengan luka."

Erni mengangguk. "Baiklah, perlahan akan kubuang rasa ini."

Ola tersenyum, ketulusannya bisa dirasakan oleh Erni. Ia tak ingin sahabatnya terluka karena rasa yang semu. 

******

Bukankah pelacur itu hina? Kenapa pria itu kembali ke tempat hina ini?

"Wanita seperti apa yang anda perlukan?"

Ola meletakkan beberapa profil di meja untuk dilihat oleh Arsakha. 

"Disini tersedia wanita-wanita hina, anda perlu yang harga berapa?"

❤️tamat❤️

Wanita Bertarif Tinggi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang