567 73 16
                                    

"Akhirnya kalian sampe. Tante nungguin pesan Seungmin dari tadi loh" ucap tante Seungmin dengan lembut dan hangat. Sambil menggandeng lengan ponakannya berjalan menuju ruang tamu.

Menyuruh pasangan senior dan junior ini untuk duduk diruang tamu.

"Maaf tante. Aku lagi nyetir dan temanku ini terlalu sibuk di dunia mimpi." Ujar Seungmin menyindir juniornya.

Jeongin nyengir kuda dan menggaruk belakang kepalanya.

"Minum dulu tehnya. Itu udah tante siapkan kamar kalian. Setelah itu masuk aja kamar bebersih, mandi dan beresin barang-barang kalian ya."

"Erm tapi tante...besok pagi-pagi kami harus kembali ke penginapan. Karna harus masukkan berkas dan perkenalan diri."

"Jadi kalian gak tinggal disini ?" Ucap Tante yang masih awet muda ini.

"Enggak tante...kami harus tinggal di penginapan di belakang puskesmas. Jadi kalo ada pasien darurat, bisa langsung kami tangani." Jelas Seungmin.

Di sebelahnya Jeongin menyesap teh hangat dengan nikmat. Matanya menangkap siluet tinggi dari balik dinding dalam rumah.

'Mungkin itu suami tante' Jeongin kembali menyesap teh dan mengunyah cemilan.

"Udah gih istirahat di kamar. Seungmin masih ingatkan kamarnya ? Disebelah kamar sepupumu itu"

"Iyaa ingat tante"

"Makasih ya tante" ucap Jeongin malu-malu.

"Kita belum kenalan ya... Siapa nama kamu nak ?" Tanya tante.

"Yang Jeongin. Aku dokter coas dan ini tahun kedua" ucap Jeongin riang.

Bukan hanya Seungmin yang merasa gemas tapi juga tantenya yang pingin cubit pipi Jeongin.

"Lucu banget kamu... udah punya pacar ?" Tanya Tante gamblang sedikit memberi antusias pada Jeongin.

"Ah itu.." Jeongin menggaruk tengkuknya.

"Gimana mau punya pacar... tidur dan makan aja jadi selingan apalagi pacaran." Seungmin menghela nafasnya.

"Kasian banget kalian... udah gih istirahat sana. Hati-hati naik tangganya ya."

Mereka menaiki tangga sambil menarik koper. Sulit karena koper yang di bawa bukan kapasitas ringan. Melainkan mempunyai beban berkelebihan.

Itu baru satu koper saja yang mereka turunkan. Masih ada beberapa lagi di dalam mobil.

Saat sedang susah payah, Jeongin lagi-lagi merasa siluet bayangan tinggi itu mengintip.

'Apa om-nya Seungmin punya hobi ngitipin orang kali ya' ucapnya dalam hati.

Sesampainya di kamar. Mereka di suguhi nuansa kamar yang begitu nyaman. Pendingin kamar yang sejuk juga ruangan yang tertata rapi.

"Aahh senengnya...." Jeongin menghempaskan badannya di ranjang empuk.

"Heum...jangan senang dulu. Kamu belum tau apa yang akan kita hadapi." Seungmin membaringkan badannya tepat di samping Jeongin.

"Jangan-jangan..."

"Apa !? Jangan berharap lebih. Ingat yang ku katakan, Setiap perintah yang diberikan, kamu harus beri tahu aku dan kita harus berdua menghadapinya."

"Iyaaaaaaaaa Kim Seungmin" jengah mendengar perkataan Seniornya, Jeongin bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

Menghilang di balik pintu kamar mandi.

Seungmin mengambil selulernya dan menyambungkan telepon ke mama-nya. Berbicara singkat setelahnya mengakhiri pembicaraan.

SoledadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang