386 61 13
                                    

Sesampainya Seungmin di IGD. Pasiennya sudah bisa berbicara. Rasa sakit di jantungnya sudah mulai berkurang.

"Bagaimana ?" Tanya Seungmin pada Jeongin.

"Aman kak. Tinggal kita rujuk ke rumah sakit."

Seungmin mengangguk dan mendekati pasien yang terbaring di ranjang. Pasiennya sudah lanjut usia yang di dampingi istrinya.

"Udah berkurang sakitnya Pak ?" Tanya Seungmin lembut.

"Su..dah dok." Jawab pasien yang masih menggunakan oksigen di hidungnya.

"Syukurlah... apa bapak ada mengecek jantung di rs bu ?" Seungmin menatap sang istri yang menatap cemas suaminya.

"Ada dok... Dokter di rs sudah menyarankan untuk operasi. Tapi bapaknya gak mau."

"Apa ada penyumbatan di aliran darah jantung ?"

"Iya dok." Seungmin mengangguk mengerti.

"Pak... ada baiknya bapak menjalankan operasi yang disaran dokter disana. Sakit seperti ini akan terus sering berdatangan. Lebih bahaya lagi jika ada serangan mendadak. Itu sangat bahaya."

Pasien tersebut mengangguk kepalanya.

"Sekarang kami rujuk ke rs ya Pak... biar ada tindakan lebih disana." Jelas Seungmin.

"Terima kasih dok... terima kasih banyak..." tangan seungmin di genggam sang istri pasien sambil terisak.

"Sama-sama bu.." Seungmin mengelus bahu Istri pasien.

Kini pasien di bawa masuk kedalam ambulance. Keduanya berdiri tepat di pintu IGD. Seungmin juga Jeongin menatap kepergian ambulance tersebut.

Tepat setelahnya ada mobil putih masuk ke parkiran. Lelaki itu turun dari mobil dengan perasaan menggebu-gebu.

Tiba-tiba kerah baju Seungmin di tarik kasar. Sudah dipastikan leher Seungmin lecet.

"Lagi-lagi... kau merebut pasienku !!" Teriak lelaki itu yang diketahui juga dokter di Puskesmas.

Seungmin memalingkan wajahnya kala lelaki itu berteriak tepat di wajah.

Jeongin mencoba melerai. Tapi dengan seenaknya Jeongin di hempaskan ke pintu kaca IGD. Membuat punggungnya terbentur pegangan pintu.

"AKH !!" Jeongin meringgis kesakitan. Entah datang dari mana Hyunjin sudah berada disisi Jeongin yang terduduk di lantai sembari menahan sakit di punggungnya.

Juga Chan yang memegang kedua tangan dokter yang memegang kerah Seungmin. Terlihat urat tangan Chan sudah menyembul keluar.

"Saya katakan pada anda...Tidak ada yang merebut pasien anda disini !! Hanya... Dimana anda sebagai dokter saat pasien membutuhkan !!" Penekan kalimat membuat si dokter makin kesal.

"Beraninya kamu bicara begitu !!"

"Aku berani karena aku benar. Sekarang liat...anda baru datang dan juga tidak memberikan tindakan apa-apa saat perawat menelpon. Bahkan anda suruh menyuntikkan terus obat penghilang sakit ?"

"Padahal anda tau kalo itu pasien penderita penyumbatan Jantung yang tidak bisa seenaknya diberikan obat."

"DIAM !! AKU BERANI SUMPAH KAMU GAK AKAN LAMA LAGI DISINI !! LANTAS AJA ORANG RUMAH SAKIT MEMBUANGMU KESINI.

"HEUM KAU DOKTER ANGKUH. SOK TAU SEGALANYA !!"

Seungmin mengepalkan kedua tangannya disisi tubuhnya. Chan yang melihat itu langsung berkata..

"Dokter ingat aku ? Dan juga dia ?" Chan menunjuk Hyunjin yang membantu Jeongin berdiri.

Tersadar siapa kedua orang tersebut. Dokter kasar itu melepaskan genggamannya pada kerah Seungmin dan tiba-tiba membungkuk ke Chan dan Hyunjin.

SoledadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang