433 66 6
                                    

Chan menunggu sambil perasaan cemas dan khawatir. Kala adiknya lagi di ruang operasi. Dirinya tidak sendirian ada sepupunya Hyunjin yang sedari awal sudah menemaninya, mama, papa, adik perempuannya dan Tante.

Kentara dari raut wajahnya yang sedang menahan emosi. Gimana tidak. Tadinya Lucas izin akan pergi ke rumah temannya untuk membuat tugas.

Tetapi lokasi kecelakaan tempat terjadinya. Jauh dari rumah temannya.

Lagi-lagi Lucas berbohong. Bahkan hampir membahayakan nyawanya.

Chan mengusap wajahnya.

🐡


Cahaya matahari berganti cahaya rembulan.

Keluarga Bang berada di kamar tempat Lucas dirawat. Chan yang masih marah, malas untuk sekedar duduk menemani adiknya hingga sadar dari bius.

Chan duduk di kursi tunggu tepat di sebelah ruangan rawat inap. Bersama Hyunjin yang sibuk menerima telepon, pesan juga email.

"Perasaan semua laporan udah aku selesaikan. Ini kenapa muncul lagi, baru juga sebentar di tinggalin." Hyunjin menggrutu.

Chan hanya mendengarkan.

"Kak...maaf aku gak bisa temani lebih lama. Karena besok ada acara." Hyunjin berdiri dari duduknya.

"Oh iya gak apa. Makasih ya." Balas Chan sedikit tidak enak. Sudah menyita waktu sepupunya yang mana seorang pemilik perusahaan juga besok hari peringatan sang Ayahandanya.

"Oke kak. Aku balik dulu." Pamit Hyunjin.

"Oiya besok kalo bisa, datang ya kak. Pasti kakak gak bakalan nyesal. Karena ada dia hahaha... Ups.. kan udah nolak" Tambah Hyunjin sambil tertawa dan melambaikan tangannya.

Mau kesal tapi begitulah sepupu tajirnya.

Chan menyenderkan punggungnya di kursi. Sambil termenung. Masih terbayang olehnya, gimana lihainya Seungmin memberikan tindakan medis pada adiknya.

Bahkan nyawa Lucas hampir saja hilang, kalo bukan karna Seungmin tadi. Entah bagaimana nasib si adik bandelnya ini.

Chan mengucapkan syukur berkali-kali. Juga...sedikit merasa...tidak enak.

🐡

Keesokkan harinya....

"Tante biar Seungmin aja yang bawa kue ini." Pinta Seungmin mengambil piring yang berada di tangan tantenya.

Bergerak perlahan karena banyak tamu yang berdatangan. Meletakkan diatas meja tempat tamu mengambil hidangan.

Jeongin juga tak berhenti. Dirinya sibuk mengumpulkan sampah yang berserakan dan juga piring-piring kotor.

Beruntungnya Jeongin, masih ada yang membantu disebelahnya. Hyunjin.

Saat tangan Jeongin mengambil piring kotor dengan sigapnya Hyunjin langsung mengambilnya.

"Eh" kaget Jeongin.

"Bisa diam aja gak ? Aku dan mama udah nyewa orang buat bantu-bantu. Kamu duduk diam aja disana ya." Ucap Hyunjin sebal.

Sebal sih. Jeongin gak berhenti membantu sana sini sampai baju kemejanya jadi kotor.

"Tapi kak.. aku cuma ingin membantu tante." Jeongin menjelaskan.

"Mending kamu bersihkan itu kemeja di dapur dan tuh bawa juga temanmu itu. Kalian baru sampe tadi pagi sudah sibuk membantu." Repetan Hyunjin makin memanjang.

SoledadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang