Seungmin mendengus lega. Kala semua pasien sudah di tangani dengan baik.
Tinggal Jeongin masih ada beberapa pasien lagi.
Seungmin dan Jeongin merupakan dokter umum. Jeongin yang masih kuliah untuk mengambil spesialis dan Seungmin yang sepertinya netap sebagai dokter umum.
"Kak, beneran aku gak nyangka sebanyak ini pasiennya" Jeongin menyeka keringatnya di dahinya.
"Hahaha... namanya juga kita di pesisir kota. Wajar kalo banyak pasien."
"Tapi tadi aku dengar kakak banyak paham tentang jantung. Apa kakak lagi kuliah ambil spesialis ya ?"
Seungmin bangkit dari kursinya. Membereskan kapas, kasa dan beberapa alat medis yang berantakkan lalu di berikan perawat.
"Kak apa pertanyaan aku menyinggung ?" Jeongin ketakutan kala Seungmin tidak merespon pertanyaanya dan hanya sibuk sendiri.
"Aku terkendala sama izin. Aku ingin, sangat ingin mengambil spesialis penyakit dalam. Tapi karna keadaan, aku gak bisa memaksakan." Seungmin menatap Jeongin.
Sekilas Jeongin melihat mata Seungmin yang berair. Jeongin cukup menyesali pertanyaannya itu.
"Sebenarnya aku gak dapat persetujuan dari Ayahku untuk mengambil kedokteran. Karena mama, aku bisa menggapai mimpiku. Ingat ya.. selagi ada dan bisa, kejarlah yang menjadi impianmu." Seungmin tersenyum lembut ke Jeongin.
"Kak Seungmin...."
Seungmin berlalu meninggalkan ruangan. Meninggalkan Jeongin yang merasa sedih karena ucapan kakak seniornya.
Tidak menyangka dibalik sifat beringas dan penyayangnya ada masalah tersembunyi juga beban di hati Seungmin.
Seungmin duduk di kursi yang tersedia di taman kecil puskesmas. Dimana letak taman tersebut dekat dengan ruangan mereka. Terlihat sangat bersih dan tanaman tertata rapi.
Seungmin menghembuskan nafas beratnya menahan air mata yang memaksa ingin keluar.
Drrt !!
Drrt !!
Seungmin mengambil selulernya di kantong celana bahannya. Melihat nama penelpon di layar lalu di angkatnya.
Sebelum mengangkat teleponnya. Seungmin berdehem menghilangkan suara bindengnya. Dan menghapus air matanya yang masih belum turun.
"Iya ma.."
"Gimana hari kerja pertamanya di Puskesmas ?"
"Ya.. kayak biasa sih. Banyak pasien dan banyak kerjaan"
"Mama mau nanya ke kamu. Masalah perkenalan itu ? Kamu beneran gak masalah kan ?"
"Ma... aku... sebenarnya belum ingin.."
"Iya.. mama tau. Coba jalani aja dulu ya. Kenali dulu orangnya, kalo cocok atau enggaknya. Mama gak maksa kok."
Seungmin sedikit lega mendengar perkataan mama. Dari dulu mama nya ini gak pernah maksa Seungmin untuk ikuti kemauannya.
Selalu ujung-ujungnya di kembalikan ke Seungmin. Setelahnya mengikuti apa keinginan anak satu-satunya ini.
"Iya ma."
"Yaudah istirahat ya... jangan lupa makan siang, istirahat yang cukup. Jaga kesehatan kamu juga jangan hanya jaga kesehatan pasien aja. Kamu juga perlu ya sayang." Seungmin menutup matanya menahan air mata.
"Khem... iya ma" Seungmin berdehem menahan suara bindengnya.
Seungmin menutup teleponnya. Disitulah ia tidak menahan air matanya lagi. Menumpahkan segala keluh kesahnya lewat air mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soledad
FanfictionWaktu itu nolak dan sekarang ngejar-ngejar !?? gak banget deh... ^ Soledad dari bahasa spanyol yang artinya Kesendirian. Keadaan menyendiri untuk menenangkan diri sendiri ^ ● BxB ○ Chan × Seungmin ● 16 Januari - 5 Maret 2022 ○ Dilarang salah lapak ❣