409 56 14
                                    

Seungmin terus-terusan menggoyangkan kakinya. Bertanda ia sedang cemas. Berkali-kali melihat ponsel melihat jam yang tertera di layar.

Jam sudah menunjukkan pukul satu siang. Dimana Seungmin sudah menghabiskan waktunya tiga puluh menit perjalanan menuju bandara.

Sebentar lagi sampai. Kemungkinan delapan sampai sepuluh menit lagi. Perut Seungmin berbunyi keroncongan. Kalo berhenti, bakalan banyak waktu terbuang. Jadinya, ia menahan lapar. Itu lebih baik.

Di mobil Seungmin mendapatkan air mineral yang keliatannya masih baru. Karena harus minum obat, Seungmin menanyakan pada supir.

"Ini boleh saya minum Pak ?"

Supir melihat dari kaca spion tengah.

"Boleh dek... ambil aja."

"Makasih Pak." Seungmin langsung mengeluarkan obat dari kantongnya lalu meminumnya.

Rasa sakit di ulu hatinya mulai berkurang. Tapi rasa lapar makin besar.

○●

Kaki Seungmin makin bergoyang tak sabar ingin berlari. Pasalnya setelah melihat gedung putih cukup besar mulai dekat. Tandanya mereka telah sampai.

Setelah mobil berhenti. Supir membukakan pintu untuk Seungmin.

"Terima kasih Pak." Seungmin membungkukkan badannya.

Seungmin bergegas masuk kedalam bandara. Seketika kakinya terhenti melihat keramaian. Juga banyaknya pintu yang harus dilewati. Ia harus kemana. Seungmin kebingungan.

Sepuluh menit yang lalu. Hyunjin menelpon kalo Chan sudah sampai di bandara. Tapi dirinya lupa menanyakan di pintu mana keberangkatan Chan. Tidak mau membuang waktu. Seungmin berlari berusaha mencari keberadaan Chan.

Menanyakan sama pengunjung dan satpam. Seungmin mulai tidak kuat untuk berlari lagi. Badannya makin gemetaran, rasa sakit itu timbul kembali.

Ia sudah mencari berbagai tempat. Sudah mencari ke tempat yang di tunjukkan sama pengunjung dan satpam tapi Seungmin tetap tidak menemukan Chan.

Dadanya mulai sesak, matanya memanas air matanya tidak bisa di bendung. Seungmin menangisi kebodohannya, penyesalannya kehilangan orang yang sangat berharga.

Seungmin menangis sesegukkan di kursi tunggu. Tidak memikirkan orang yang disebelahnya terus memperhatikan.

Tiba-tiba kepalanya di elus lembut. Seungmin membuka matanya tidak ada siapapun di depannya. Melihat uluran tangan itu dari sebelahnya, Seungmin cukup terkejut.

Seungmin langsung berhamburan kepelukkan Chan. Sedari tadi Chan duduk disebelahnya tanpa diketahuinya.

"Chan...hiks maaf..."

Chan hanya diam menepuk-nepuk punggung Seungmin. Juga mengelus kepalanya.

"Ku mohon... maafkan aku." Seungmin melepaskan pelukkannya. Menatap Chan yang juga menatapnya.

"Mau gimanapun itu udah terjadi Seungmin."

"Aku bener-bener minta maaf Chan. Ku mohon... aku salah. Seharusnya aku gak egois. "

"Chan... jangan pergi."

Chan menggelengkan kepalanya.

SoledadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang