359 47 9
                                    

Jeongin meletakkan ponselnya diatas meja kerjanya. Menatap komputer dengan tidak nafsu. Kepalanya cukup sakit. Sudah berhari-hari dirinya tidak tidur.

Bertanggung jawab sebagai dokter jaga di IGD dan rawat inap. Juga laporan yang harus di selesaikan besok pagi. Menggantikan senior yang sesukanya menggunakan jabatannya, untuk buat Jeongin tidak bisa menolak.

Kepalanya makin serasa ingin pecah kala membaca pesan Seungmin yang tertampil di layar.

Dirinya cukup rindu sama Seungmin. Ia pulang tanpa berpamitan langsung sama Seungmin. Hanya menggunakan alat pintar yang bernama ponsel mengirim pesan ke Seungmin, dirinya telah kembali pulang.

Kejadian beberapa hari lalu membuatnya tidak berpikir jernih. Mengetahui Seungmin dan Hyunjin menjadi pasangan kekasih. Dengan perasaan kecewanya, tengah malam Jeongin melangkah keluar dari penginapan.

Mencari transportasi umum yang bisa membawanya kembali ke kota yang sebenarnya tidak ingin untuk di tinggalinya.

Desa dan puskesmas tempat ternyaman harus di tinggalkan. Demi kebaikan hatinya.

Tidak menyangka sifat Seungmin yang selalu menjadi panutannya, membuat goresan luka besar cukup dalam.

Jeongin menarik berat nafasnya. Sekedar untuk menangis saja, air matanya bahkan tidak bisa di keluarkan lagi.

Jeongin melipat kedua tangannya dan membenamkan kepalanya di lipatan tangan. Menutup matanya untuk beristirahat sebentar. Baru akan terlelap, ia di ganggu getaran dari ponselnya.

Memaksa membuka matanya. Melihat nama si penelpon yang tertulis di layar ponsel. Tangannya ter-ulur membalik ponselnya.

Jeongin kembali membenamkan kepalanya.

'Kak Hyunjin♡ is calling......'

Bahkan Jeongin belum merubah nama kontak lelaki itu di ponselnya.

Bahunya bergetar.

Akhirnya Jeongin kalah. Membiarkan air matanya kembali mengalir deras.

"Jahat....kalian jahat...hiks...hiks..." Jeongin menangis deras. Bahkan perawat yang ingin memanggilnya, tidak berani menganggunya.

Membiarkan Jeongin beristirahat.

🐡

Di pagi yang masih gelap. Jeongin harus bangun, mendapatkan panggilan darurat. Ada pasien kecelakaan.

Jeongin memberikan tindakan secepat yang dia bisa. Pasien mulai kritis dan kehilangan kesadaran. Darah yang dikeluarkan pasien sangat banyak.

Pasien mengalami kejang-kejang parah. Jeongin tiba-tiba mengalangi Blank. Pikiran kosong harus melakukan apa.

Perawat terus memanggil Jeongin.

Jeongin yang dalam jarak cukup dekat tidak mendengarkan panggilan para perawat. Telinganya tiba-tiba berbunyi dengung, kepalanya pusing seperti di putar. Dirinya kehilangan keseimbangannya.

Kakinya melemas hingga jatuh terduduk. Jeongin kehilangan kesadarannya.

Juga....

Kehilangan pasiennya.

Pasien korban kecelakaan dinyata meninggal dunia.

○●

Rambut legam Jeongin berantakkan abis di tarik dan di acak-acaknya.

SoledadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang