SIR-44

555 40 35
                                    

Happy reading...
Masih lanjutan part sebelumnya..

***

"Jika jalang itu bersama si bajingan, Maka aku tidak akan tinggal diam!"

Tangan Wendy mengulur pada kenop pintu kamar itu, Telapak tangannya sudah mendarat disana namun anehnya perasaannya tidak menentu, Wendy hanya takut namun Wendy penasaran. Jennie yang memperhatikan Wendy sediki kesal dengan tingkah gadis itu kenapa tidak langsung dibuka saja, Terlihat Wendy justru melamun mengamati kenop pintu tersebut.

"Cepat buka! Tunggu apalagi, Biar aku saja".

Wendy menahan Jennie, Kemudian Wendy menolehkan pandangannya pada Jennie. Jennie mengangguk meminta Wendy agar tidak perlu takut.

"Wendy apa yang kau tunggu, Aish kesal sekali".

"Sebentar Jenn, aku-

"Apa? Takut? Belajar untuk menjadi perempuan yang kuat. Kau sudah berada dititik ini saja sudah hebat jika kau nanti melihat Sehun didalam kau tidak perlu sedih lagi, Tuhan sedang menunjukan seberengsek apa mantan sialanmu itu dan jangan pernah berharap lagi pada si bajingan itu".

"Aku tidak berharap padanya". Ucap Wendy dengan memalingkan wajahnya.

"Alah, Aku tahu apa yang ada dalam benakmu jangan coba-coba kau berbohong padaku!". Sahut Jennie dengan menyipitkan matanya.

"Hishh, Berisik". Desis Wendy. Jennie terlihat memeletkan lidahnya meledek Wendy.

Wendy kembali menolehkan pandanganya pada Jennie. "Apa seharusnya kita tidak perlu melakukan ini?"

Jennie mengehela nafasnya. "Terserahm-

Wendy langsung membekap Jennie kala mendengar suara langkah kaki yang akan keluar dari kamar itu.

"Sst".

Jennie yang kesal terlihat menepis lengan Wendy yan mendarat di bibirnya kemudian merebut kenop pintu kamar itu dari tangan Wendy. Jennie menggerakan kenop pintu tersebut kemudian Jennie mendorong pintu yang tak terkunci itu.

Bulatan matanya tercetak jelas kala Jennie melihat Sehun dan Irene tengah berciuman, Benar dugaan Wendy jika di kamar ini Irene tidak sendirian. Sementara Irene terlihat melepaskan penyatuannya kala ia melihat Jennie dan Wendy masuk kedalam kamar itu.

"BANGSAT!"

Jennie mendorong Sehun kemudian menarik pergelangan tangan Irene.

"Kemari kau!"

Plak!
Plak!

"Bajingan! Baru saja aku memakimu sekarang kau memintaku untuk memakimu lagi, Maumu apa SIALAN!". Ucap Jennie seraya menjambak rambut Irene dengan mengeraskan kepalan tangannya.

"Jennie.. hentikan". Ucap Wendy yang berlari ke arah Jennie.

"Kau diam! Kau diam! Lihat karena kebaikanmu pria setan dan wanita iblis ini terlihat berduaan di rumahmu Wendy, Di RUMAHMU!!" Ucap Jennie pada Wendy, Sebenarnya Jennie pun kesal dengan sikap Wendy yang lembek dan tidak bisa tegas.

Wendy pun terlihat menahan air matanya, Ia bingung harus dengan sikap apalagi yang ia berikan pada Irene dan Sehun setelah semuanya terjadi, Keduanya masih saja berselingkuh setelah semua orang meminta mereka untuk berhenti melakukan ini.

"Jennie lepaskan Irena". Ucap Sehun begitu saja.

Jennie mendengus. "Hah? Kau membelanya? Ambil sampah ini". Ucap Jennie seraya mendorong tubuh Irene hingga membentur dada bidang Sehun.

STUCK IN ROMANCE [PCY-SSW] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang