Chapter 15

1.2K 90 7
                                    

Kevin's POV

Setelah berbulan-bulan menjalani turnamen di Eropa lalu dilanjutkan dengan IBF, aku benar-benar puas karena mendapat jatah libur yang cukup lama dari PBSI. Terhitung dari pertengahan desember hingga minggu ketiga januari aku bisa merecharge energiku sebelum mengikuti turnamen selanjutnya.

Hal ini bisa terjadi karena PBSI memutuskan untuk tidak mengirim perwakilan di World Badminton Championship dengan alasan merebaknya covid varian omicron kala itu. Padahal China yang dikenal sangat strict akan protokol pengamanan covid tetap mengirim perwakilan untuk ajang ini.

Bohong jika aku tidak kecewa dengan keputusan yang diambil PBSI, lantaran aku belum pernah sama sekali memenangkan kejuaraan itu setelah tiga kali mencoba. Tapi keputusan tetaplah keputusan, sebagai atlit yang bernaung dibawah PBSI aku hanya bisa tunduk dengan keputusan yang mereka buat.

Pada awal januari juga sebetulnya ada dua turnamen BWF world tour di India, namun lagi-lagi PBSI memutuskan tidak mengirim perwakilan sama sekali. Kali ini alasannya karena lapangan yang kami gunakan ketika latihan dipakai untuk seleknas. Untuk yang ini aku tidak keberatan sama sekali, toh sudah tiga kali berturut-turut aku dan Koh Sinyo memperoleh gelar juara di India Open.

Siang ini aku masih asik bermain dengan dua anabul kesayanganku, Moana dan Rusia. Entah sudah berapa lama mereka bergelayut manja ditubuhku, minta dielus. Sepertinya dua anabulku ini sangat merindukanku setelah berbulan-bulan kutinggal turnamen.

Drrtt drrtt drrtt...

Tiba-tiba ponselku bergetar, layarnya menyala menampilkan notifikasi whatsapp. Dengan cepat aku membukanya.

Sabrina
Vin, kebetulan siang ini aku udah free
Already have a planning for lunch?

Kedua sudut bibirku tertarik keatas membentuk sebuah senyuman. Dengan cepat, aku mengetikkan balasan untuk Sabrina.

Kevin
Ga ada Sab. Mau lunch bareng?
Kalo iya aku jemput ke CNM skrg

Tak sampai satu menit, aku sudah mendapat balasan dari Sabrina.

Sabrina
No need
Aku pengen lunch di rumah kamu

Kevin
Yaudah, kalo gitu aku yg order
makanannya

Sabrina
Eh jangan!
Ini aku udah beli
Kamu duduk manis aja di rumah
I'll be there in 15 minutes

Lagi-lagi kedua sudut bibirku tertarik ke atas. Sabrina sungguh tak terduga. Dengan tiba-tiba ia mengajakku makan siang bersama di rumahku dan dirinya juga yang berinisiatif membawakan makanannya.

Kevin
Oke Sayang
Hati-hati yaa
jangan ngebut

Aku pun menunggu Sabrina sambil bermain ponsel di ruang tengah. Kubuka aplikasi instagram dan membalas beberapa direct message dari teman-temanku. Aku berhenti saat mendengar bel rumahku berbunyi. Dengan tergesa aku berlari untuk membukakan pintu.

Begitu pintu terbuka, dapat kulihat Sabrina berdiri dengan menenteng dua kantong ecobag. Tanpa diminta, aku mengambil alih kantong ecobag itu dari genggaman Sabrina dan mengajaknya untuk masuk.

"Aku kaget loh Sab, tiba-tiba kamu chat nanyain lunch, terus kamu yang mau kesini, kamu juga yang beli makanan, aku jadi nggak ada effortnya sama sekali disini", ucapku sambil mengambil mengeluarkan makanan dari ecobag.

Girl Like You || Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang