Chapter 35

1K 93 55
                                    

Update pendek dulu yaa
Yang pada request rem blong,
Harap bersabar wkwkwk
Draftnya lagi on process

Happy reading all 🙌

Author's Pov

"Keras kepala banget sih! Yaudah terserah kamu!"

Sabrina kaget karena dibentak. Ia lantas kesal. Sedangkan Kevin kesal karena Sabrina seolah mendewakan urusan kantor diatas segalanya, diatas kesehatannya sendiri. Sepanjang sisa perjalanan, keduanya hanya saling diam.

Sesampainya di apartemen, mereka tetap tidak bicara. Kevin memutuskan untuk stay di apartemen Sabrina karena takut terjadi apa-apa dengan gadis itu, tapi di sisi lain ia juga emosi.

Sabrina berjalan mendekat ke arah Kevin. "Vin, masih marah?"

"Nggak tau"

"Oh. Masih"

"Terserah"

"Yaudah kalo masih marah. Aku ke kamar duluan ya", ucap Sabrina yang kemudian pergi menuju kamarnya.

"Terserah"

Sabrina menggigit bibir, rasanya seperti akan menangis.

Ujung-ujungnya Sabrina memang menangis. Tapi tidak di depan Kevin, melainkan ketika ia sudah sendirian di dalam kamar.

Sabrina menangis tanpa suara. Kata orang, menangis dapat membuat perasaan kita lega. Tapi kenyataannya, menangis diam-diam agar tidak didengar orang lain justru malah menyesakkan.

Sabrina masih sesegukan tanpa suara ketika pintu kamarnya tiba-tiba dibuka.

"Sabrina?"

Sabrina tidak menjawab. Malah semakin terisak dan membuat tangisnya jadi bersuara.

"Sabrina, kamu nangis?"

Kevin pun mendekati kasur tempat Sabrina berbaring, memunggunginya. Sesaat kemudian, tangannya menyentuh bahu Sabrina, memaksa perempuan itu menghadap ke arahnya.

Kevin menghela nafas panjang begitu melihat wajah Sabrina sudah banjir air mata.

"Sab, kenapa malah jadi nangis?"

Sabrina masih tidak menjawab.

"Aku kayak gitu tadi karena khawatir sama kamu. Aku kesel karena kamu lebih mentingin kerjaan dibanding kesehatan kamu sendiri", jelas Kevin sembari mengusap kepala Sabrina dengan sayang.

"bu--bukan gitu...",

"Terus apa, hm?"

"Kamu besok ada latihan pagi-pagi kan?"

"...."

"Terus kalo kamu anter aku ke dokter, waktunya malah abis di dokter sama di jalan...", ucap Sabrina sambil mengatur nafasnya.

"Hadeh, mau kesel tapi nanti tambah mewek", ucap Kevin sambil menghela nafas,"yaudah, sekarang kamu masih mual nggak?"

Sabrina menggeleng.

"Terus kamu masih laper nggak?"

"I-iya", jawab Sabrina sambil menunduk.

"Yaudah kamu tunggu sini, biar aku bikinin makanan", ucap Kevin yang kemudian segera berlalu ke dapur.

Setelah melihat bahan-bahan yang tersedia di kulkas, akhirnya dengan skill memasak yang ala kadarnya, Kevin memutuskan untuk membuat pan seared salmon.

Girl Like You || Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang