Chapter 23

806 76 16
                                    

Author's POV

Kevin sedikit gelisah karena Sabrina akan datang. Ia merasa seperti pengecut sekarang.

Setelah semua perhatian yang Sabrina curahkan, menjadi pendengar untuk Kevin berkeluh kesah, dan dukungan yang tiada henti ketika Kevin berada di titik terlemah, bisa bisanya ia mengabaikan gadis itu hanya karena ia tidak percaya diri.

"Keterlaluan banget lo Vin", batin Kevin.

Kevin bingung harus bersikap bagaimana ketika Sabrina tiba nanti.

Tak terasa sudah hampir setengah jam berlalu. Itu artinya Sabrina sebentar lagi akan sampai.

Kevin yang sudah dilanda rasa gugup semakin tidak karuan ketika mendengar deru mobil Sabrina yang memasuki area rumah Vidi.

Ketika Sabrina masuk, gadis itu disambut dengan ramah oleh Vidi, sang tuan rumah.  Dapat Kevin lihat, Vidi membisikkan sesuatu pada Sabrina sebelum lelaki itu pergi ke kamarnya, meninggalkan Sabrina dan Kevin yang berdiri canggung di ruang tamu.

"Hmmm, duduk Sab", ucap Kevin masih dengan raut wajah gugup.

Sabrina pun duduk di samping kekasihnya, tapi ia sedikit memberi jarak diantara mereka.

"Udah lama di rumah Vidi?", tanya Sabrina berbasa-basi.

Gadis itu berucap tanpa sekalipun menatap ke arah Kevin. Ia lebih memilih  melihat aquarium yang berisi ikan beraneka warna di depannya.

"Lumayan. Dari jam 12 siang", jawab Kevin yang kemudian meneguk secangkir teh di hadapannya. Entah mengapa tenggorokannya terasa kering. 

Sabrina hanya mengangguk dan kembali diam setelahnya. Entah mengapa ia menjadi sekaku ini dengan kekasihnya sendiri. Bingung harus bersikap bagaimana padahal dalam lubuk hatinya ia sangat merindukan pria itu.

"I'm sorry, Sab", lirih Kevin.

"....Jelasin ke aku apapun yang kamu rasa perlu kamu jelasin Vin", ucap Sabrina yang masih enggan untuk menatap pria di sampingnya.

"I apologize for everything, Sab. Aku minta maaf karena aku pengecut. Menghindar dari kamu, bohong sama kamu seenaknya tanpa mikirin perasaan kamu. Aku salah sab..", ucap Kevin sambil menunduk. Ia tak Sanggup menatap mata Sabrina. Dirinya terlalu malu karena banyaknya kata maaf yang ia ucapkan selama keduanya menjalin hubungan.

"Kamu nggak mungkin ngelakuin itu tanpa alasan kan Vin?", tanya Sabrina.

"Sabrina..sejak awal aku kenal kamu, sebenernya aku udah berniat untuk nggak terlibat jauh sama kamu, Sab. Tapi setelah itu malah banyak 'kebetulan' diantara kita yang malah bikin kita semakin dekat. You never know how hard i've tried to restrain my self to stop taking a further step towards you. But that was so damn hard because you are irresistible, Sabrina.... Berkali-kali aku ngingetin diri aku sendiri bahwa kita mungkin nggak punya kesempatan sedikitpun karena aku tau seberapa dalam jurang pembeda diantara kita", ucap Kevin yang sejenak menjeda kalimatnya.

"Namun aku malah melakukan hal yang bikin kita semakin dekat. Aku selalu nyari pembenaran dengan berpikir  'Oh Oke, aku akan mundur kalo memang betul-betul nggak ada kesempatan sama sekali'. But yaa, yang kulakuin malah lebih jauh. I asked you to try to be in a relationship, i let you met my parents and introduced you as my woman, dan bahkan aku mengutarakan niatku serius dengan kamu. At least sampai sebelum aku mengambil jarak dari kamu, aku masih mikir we're meant to be together, Sab. Now, here i am... After realized that since beginning i will never had a place beside you"

Girl Like You || Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang