Chapter 3

1.9K 51 0
                                    

Sebuah mobil sport melaju membelah jalanan malam yang gelap. Pemuda itu sesekali melirik pada sosok yang tengah duduk bersandar di sisinya. Terlihat Ellia yang sudah tak sadarkan diri. Tadi Anders membawa Ellia pergi setelah Karen dan teman-temannya membuat gadis itu mabuk berat.

Tanpa peduli beribu umpatan yang Karen ucapkan, ia nekat membawa Ellia pergi dari pesta itu.

Anders merasa tak tega melihat keadaan Ellia yang sudah sangat kacau.

"Aku harus membawanya ke mana? Aku tidak tahu di mana rumahnya? Kalau pun aku tahu dan membawanya pulang, apa yang akan aku katakan pada orang tuanya nanti? Bisa-bisa aku yang dimarahi habis-habisan karena pasti orang tua Ellia akan menyangka kalau aku lah penyebab Ellia mabuk." Pikiran Anders berkecamuk, ia jadi bingung sendiri.

Setelah beberapa menit berpikir, Anders akhirnya memutuskan untuk membawa Ellia ke penginapan terdekat. Setidaknya gadis itu bisa beristirahat malam ini, dan dirinya akan langsung pulang.

Anders juga tak berani membawa Ellia pulang ke rumahnya karena itu bisa menjadi masalah nanti. Yang ada dirinya malah diintrogasi keluarganya, karena Anders tidak pernah membawa gadis mana pun berkunjung ke rumahnya.

Akhirnya mereka tiba di sebuah penginapan sederhana di pinggir jalan. Setelah mendapatkan kamar, Anders membaringkan tubuh Ellia di atas tempat tidur. Meskipun matanya sudah terpejam, namun masih saja ada gumaman kecil yang terdengar dari bibir mungil gadis itu.

Anders kemudian melepaskan kacamata tebal yang selalu dipakai Ellia dan meletakkannya di atas nakas. Ia juga membuka ikatan rambut Ellia. Setidaknya itu membuat Ellia terasa lebih nyaman.

Pria bermata hazel itu terpaku, sejenak terpana melihat wajah Ellia. Gadis itu tampak begitu cantik walaupun tanpa make-up apalagi saat rambutnya tergerai. Pipinya putih mulus, hidungnya mancung namun ramping, dan bibir mungilnya yang berwarna merah muda. Sungguh sangat menggoda.

Wajah yang selama ini selalu dihiasi dengan kacamata tebal itu ternyata begitu cantik. Anders mendekatkan wajahnya, ia ingin menikmati pemandangan indah itu dari dekat.

Jantung Anders berdetak lebih cepat, belum pernah ia melihat wanita secantik itu. Kecantikan wajah itu membuatnya mengurungkan niatnya untuk kembali pulang. Tanpa sadar jemari Anders membelai pelan wajah Ellia.

"Ternyata kau sangat cantik. Kenapa aku tak pernah menyadarinya?" gumam Anders, jiwa playboynya dalam dirinya langsung meronta ingin keluar.

Jemari Anders dengan berani terus menyusuri wajah gadis itu, berhenti tepat di bibirnya. Remaja pria itu sepertinya tak bisa mengendalikan diri. Entah setan apa yang merasukinya, ia mengusap bibir Ellia kemudian dengan berani Anders mengecup bibir mungil itu.

Padahal selama ini walau pun dirinya di kenal sebagai playboy, nyatanya Anders tak pernah menyentuh gadis yang jadi pacarnya lebih dari sekedar berpegangan tangan saja. Anders memang senang berganti-ganti pacar tapi ia selalu memegang komitmen untuk tidak merusak gadis yang jadi pacarnya.

Karena ia memiliki seorang adik perempuan, dan tidak ingin suatu hari nanti adiknya malah menanggung akibat dari perbuatannya.

Anders hanya akan menghabiskan waktu dengan para kekasihnya dengan berjalanan-jalan atau berbelanja, dan tak pernah sekali pun ia berbuat kurang ajar.

Tapi begitu melihat Ellia, tembok kokoh yang selama ini dibangunnya seakan runtuh begitu saja. Apalagi melihat Ellia yang sudah tak berdaya karena mabuk berat, membuat Anders semakin berani menyentuh gadis itu.

Ellia selama ini dikenal sebagai wanita culun dan miskin, yang selalu menjadi bahan bullyan teman-temannya di sekolah. Mungkin hanya Anders seorang yang tak pernah membully gadis itu. Bukan karena Anders tertarik padanya, namun Anders yang enggan berurusan dengan gadis culun itu.

Ellia satu-satunya wanita yang tidak menarik di mata setiap siswa di sekolahnya, justru mampu membuat seorang Anders Calvert terlena.

Masih terus mencumbu wanita yang di bawah kuasanya, Anders benar-benar dibuat gila. Ellia hanya menggeliat sesekali karena serangan Anders, namun mampu membuat nafsu remaja itu memuncak.

Perlahan tangan Anders membuka kancing longdress yang dikenakan Ellia, pemuda itu menelan salivanya melihat pemandangan indah yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Anders kembali melanjutkan aksinya, menghujani tubuh yang setengah polos itu dengan kecupannya. Entah berapa banyak jejak yang dibuatnya. Pakaian yang membalut tubuh mereka akhirnya terlepas seluruhnya. Tubuh Anders bahkan sudah berada di atas Ellia. Nafsu benar-benar menguasai Anders.

Anders memposisikan dirinya, hingga membuat Ellia mengejang karena terkejut.

"Sakit..." ringis Ellia saat Anders mencoba memasukinya, namun mata gadis itu tetap terpejam.

Anders yang sudah dikuasai oleh nafsu tidak mempedulikannya, ia terus saja berusaha untuk melakukan apa yang ia inginkan.

"Akh!" Ellia memekik saat Anders berhasil menembus dinding pertahanannya. Tanpa sadar gadis itu mencengkram kedua lengan pria yang berada diatasnya. Air mata Ellia mengalir, namun gadis itu masih belum tersadar.

Kemudian Anders meneruskan tindakannya, memacu tubuhnya dengan cepat. Anders benar-benar tidak bisa mengendalikan diri. Sampai akhirnya mencapai puncak dan mengerang di atas tubuh Ellia.

Setelah mendapat pelepasan, Anders perlahan bangun dari atas tubuh Ellia dan menjatuhkan tubuhnya di samping Ellia sambil berusaha menormalkan deru nafasnya yang memburu. Anders sempat memandang Ellia sejenak sebelum akhirnya matanya terpejam, dan keduanya akhirnya terlelap karena kelelahan akibat kegiatan panas yang baru saja mereka lakukan.

*****

Jangan lupa vote 🥰

Ellia I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang