Chapter 22

676 19 0
                                    

Ting Tong

Ditekannya bel ruko itu, walau jantung Anders berdetak tak karuan ia tetap berdiri di sana. Namun setelah beberapa saat menunggu, tak ada reaksi apa pun dari dalam.

"Apa Ellia dan Emily sedang pergi?" tanya Anders dalam hati. Sementara Jeff masih setia menunggu di dalam mobil.

Sudah berkali-kali Anders memencet bel, tapi ruko itu tampak begitu hening seperti tidak ada kehidupan di dalamnya.

"Sudahlah, lebih baik aku kemari lagi nanti." Anders menghela nafas kecewa. Namun saat berbalik, pria itu terkejut karena tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di belakangnya.

"Astaga!" pekiknya.

"Maaf, Tuan kalau saya membuat Tuan terkejut," ucap seorang wanita paruh baya yang dari tadi memperhatikan Anders, kemudian memutuskan untuk menghampirinya.

"Akh, tidak apa-apa Nyonya," sahut Anders sambil mengusap-usap dadanya, jantungnya hampir copot tadi. Dan Jeff, pemuda itu hanya mengulum senyum melihat Tuannya yang terkejut dari balik kaca jendela mobil.

"Tuan sedang apa di sini?" tanya wanita itu.

"Saya ingin ke ruko ini, tapi sepertinya pemiliknya tidak ada," jawab Anders sambil menunjuk ke arah ruko Ellia.

"Hari ini memang ruko ini memang tutup, Tuan. Karena pemiliknya akan menikah," terangnya membuat Anders tersentak.

"Pemiliknya akan menikah? Maksudnya Ellia akan menikah?" tanya Anders dengan nada tak percaya.

"Iya, Tuan. Ellia akan menikah hari ini," jawab wanita paruh baya tersebut diiringi anggukkan.

DEG

Anders seketika mematung.

"Tuan?"

"I- Iya Nyonya. Maaf kalau boleh tahu, Ellia akan menikah dengan siapa?" tanya Anders tergagap.

"Ellia akan menikah dengan Fredy, Tuan. Mereka menikah di rumah Fredy, hari ini," jawabnya.

"Fredy?!" Anders kembali terkejut. Ucapan wanita itu bagai petir di siang bolong.

"Terima kasih, Nyonya. Saya permisi dulu." Anders mohon diri yang dijawab anggukkan oleh wanita tersebut.

Anders berlari kecil menuju mobilnya.

"Ada apa, Tuan? Apa Nona Ellia tidak ada di ruko?" tanya Jeff begitu Anders masuk kembali ke dalam mobil.

"Jeff, kita ke rumah Fredy sekarang!" Perintah Anders.

"Ke rumah Tuan Fredy? Untuk apa, Tuan?" tanya Jeff. Untuk apa juga ke rumah Fredy? Pikirnya.

"Jangan banyak bertanya, Jeff! Kau ikuti saja perintahku!" seru Anders, wajahnya sudah terlihat emosi.

"Iya, Tuan," sahut Jeff yang kemudian menghidupkan mesin mobil meninggalkan halaman ruko Ellia menuju tempat yang di perintahkan Tuannya.

"Ellia akan menikah dengan dengan Fredy? Kenapa? Bukannya dulu Emily pernah bilang kalau Fredy sudah sering meminta Ellia untuk menikah, tapi Ellia selalu menolaknya? Kenapa tiba-tiba sekarang Ellia mau menikah dengannya?" Batin Anders bertanya-tanya, hatinya mendadak gelisah. Ada perasaan tak rela dalam hatinya jika pernikahan itu benar terjadi.

Setelah dua minggu berada di kotanya, Anders memutuskan untuk kembali ke tempat Ellia. Ia begitu merindukan Emily. Lagi pula masalah di perusahaannya sudah selesai.

Tidak peduli bagaimana reaksi Ellia nanti saat melihatnya, Anders hanya ingin bertemu dengan Emily, walau hanya dari jarak jauh. Tapi siapa sangka, dirinya malah mendapat kabar kalau hari ini ternyata adalah hari pernikahan Ellia dan Fredy.

☆☆☆☆☆

Dekorasi sederhana menghiasi sebuah rumah minimalis. Sudah ada beberapa tamu yang datang di sana untuk menyaksikan acara sakral tersebut. Setelah beberapa menit mobil yang dikendarai Jeff akhirnya sampai di sana.

"Apa ada pesta di sini, Tuan?" tanya Jeff heran sambil memandang dekorasi yang terpajang di sana.

"Ellia dan Fredy akan menikah hari ini," sahut Anders.

"Nona Ellia akan menikah dengan Tuan Fredy?" Ulang Jeff. "Pantas saja Tuan terlihat gelisah begitu," sambungnya.

"Diam, Jeff!" tukas Anders sambil menatap tajam pada sekretarisnya itu, kemudian turun dari mobil. Anders menghampiri salah seorang di sana, dan Jeff menunggu di dalam mobil seperti tadi.

"Permisi," sapa Anders.

Lelaki itu menoleh. "Ya? Anda Tuan Anders Calvert kan?" tanyanya yang ternyata mengenali Anders.

"Akh, iya aku Anders. Apa benar hari ini pernikahan Ellia dan Fredy? Apa acaranya sudah dimulai?" tanya Anders.

"Benar Tuan, hari ini hari pernikahan mereka. Acaranya belum dimulai Tuan, mungkin sebentar lagi," jawabnya. Anders menghela nafas lega sepelan mungkin. Ternyata dirinya belum terlambat.

Pria itu mengedarkan pandangan, belum tampak Ellia atau pun Emily di sana hanya tamu saja yang jumlahnya tidak seberapa.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Suara itu membuat Anders menoleh.

"Fredy?"

Fredy sudah berdiri di hadapannya.

"Apa kau ingin mengacaukan acara pernikahanku?" tanya Fredy dengan tatapan mengintimidasi.

"Kenapa kau berkata seperti itu? Aku bahkan tidak tahu hari ini adalah hari pernikahanmu dengan Ellia," jawab Anders jujur.

"Lalu untuk apa kau di sini?" tanya Fredy lagi.

"Aku merindukan Emily. Maka dari itu aku datang lagi kemari. Dan tadi aku ke ruko, tapi ruko itu tutup. Seseorang mengatakan padaku kalau hari ini kau akan menikah dengan Ellia." Anders menerangkan.

"Kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan mengacaukan pernikahanmu. Aku hanya ingin bertemu dengan putriku," sambungnya.

Fredy tersenyum miring. "Putrimu? Apa aku tidak salah dengar? Setelah tujuh tahun kau menyia-nyiakannya, sekarang kau baru mengakui kalau Emily adalah putrimu?" tanya Fredy sarkastik.

"Kau tidak tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi. Jadi ku harap kau tidak berkata seenaknya seperti itu," timpal Anders.

"Lalu apa yang sebenarnya sudah terjadi? Jangan bilang kalau dulu kau menghabiskan waktu dengan banyak wanita sampai kau melupakan perbuatanmu pada Ellia. Dan sekarang begitu kau tahu tentang Emily, kau menginginkannya," sindir Fredy.

☆☆☆☆☆

JANGAN LUPA VOTE, TEKAN BINTANGNYA 🥰

Ellia I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang