Malam harinya, masih di restoran yang sama. Di lantai atas restoran itu ada dua kamar yang memang di sediakan untuk Anders dan juga Jeff untuk mereka beristirahat jika berkunjung ke sana.
Anders berjalan bolak-balik di kamarnya. Pikirannya tak dapat tenang setelah melihat Ellia siang tadi. Batinnya berkecamuk, hatinya gelisah memikirkan gadis kecil yang bersama Ellia.
"Siapa gadis kecil itu? Kenapa begitu mirip dengan Alice?" Pertanyaan itu terus menerus menghantui benaknya.
Pria itu kemudian menyambar kunci mobil di atas meja, sepertinya keluar mencari udara segar dapat menenangkan pikirannya.
"Tuan mau kemana?" tanya Jeff yang masih berkutat dengan laptopnya.
"Aku ingin keluar mencari udara segar," jawab Anders yang sudah bersiap untuk pergi.
"Mau aku antar?" Tawar Jeff.
"Tidak perlu Jeff, kau selesaikan saja pekerjaanmu." Tolak Anders.
"Apa Tuan tahu jalan di sini? Tuan kan baru tiba di sini?" tanya Jeff yang terlihat ragu.
"Ck, Jeff aku ini bukan anak kecil. Aku tidak akan tersesat. Kau tenang saja," ucap Anders yang langsung berjalan keluar.
*****
Jalan terlihat sedikit gelap, walau ada beberapa lampu penerangan jalan. Anders memacu mobilnya dengan kecepatan sedang, jalanan di kota itu tidak terlalu ramai.
Pikiran Anders kembali melayang, mengingat Ellia. Perbuatannya tujuh tahun yang lalu pada gadis itu membuatnya selalu di hantui rasa bersalah, sebenarnya ia ingin menemui Ellia dari dulu. Tapi keadaan selalu seakan tak mengizinkannya untuk menemui gadis itu.
Anders yang sedang menyetir sambil melamun mendadak terkejut saat hendak berbelok ada sepeda motor yang melaju kencang dari arah berlawanan. Pria itu refleks membanting stir dan menginjak rem, membuat mobilnya berhenti mendadak di pinggir jalan.
"Akh!" Pria itu berdesis saat keningnya membentur stir mobilnya dengan cukup keras karena dirinya tadi tidak memakai sabuk pengaman. Dan tak lama terlihat darah segar mengalir di pelipisnya.
"Sakit sekali," desis Anders, ia mengusap darah yang mengalir di pelipisnya.
Pria itu duduk bersandar di jok mobil. Memejamkan mata, mencoba meredakan rasa pusing yang mulai melanda.
TOK TOK TOK
Anders kembali terkejut saat ada seseorang yang mengetuk kaca jendela mobilnya. Refleks ia membuka mata dan menoleh, namun Anders semakin terkejut saat melihat siapa orang itu.
*****
Seorang pria tampak berbaring di brankar salah satu klinik. Ia tak sadarkan diri setelah mengalami kecelakaan kecil tadi. Seorang wanita dan pria berdiri di sampingnya.
"Apa kau mengenalnya?" tanya Fredy pada Ellia.
"Sepertinya wajahnya tidak asing. Tapi aku lupa pernah melihatnya di mana." Wanita muda itu terlihat sedang berusaha mengingat pria yang terbaring di depannya. Rasanya ia pernah melihat wajah itu, tapi entah di mana.
"Kenapa dia bisa sampai pingsan di dekat ruko?" tanya Fredy lagi.
Ellia mengangkat bahunya, "Tadi aku hanya melihat mobilnya yang tiba-tiba oleng dan berhenti di tepi jalan. Saat aku ketuk kaca mobilnya, dia masih sadar tapi kemudian dia pingsan." terang Ellia.
Tadi ketika hendak menutup ruko Ellia tak sengaja melihat sebuah mobil yang mendadak oleng dan berhenti tak jauh dari tempatnya. Bermaksud menolong dan memastikan pengemudi itu baik-baik saja, Ellia menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ellia I'm Sorry
RomanceBermaksud menolong teman sekolahnya yang menjadi bahan bullyan, Anders malah tak bisa menahan dirinya sendiri ketika melihat wajah cantik Ellia yang selama ini selalu tertutup oleh kacamata tebalnya. Apalagi keadaan Ellia yang mabuk berat, memudahka...