JUNA 8 | 180°

31 23 9
                                    

Pagi itu, pukul 08.00 Juna tengah mengendarai motornya untuk berangkat sekolah. Dengan baju dan rambut yang tidak seperti biasanya, sangat acak-acakan. Ya! Pagi ini dan pertama kalinya cowo itu terlambat satu jam dari jam masuk. Perlahan Juna tiba di depan gerbang sekolah, namun sayang gerbang itu sudah tertutup rapat.

"Pak! Tolong buka gerbangnya, saya mau masuk!" pinta Juna yang kini menghentikan motornya tepat di depan gerbang.

"Hah? Mas Juna ko bisa telat? Emang ngga dimarahi Pak Rendy?" tanya Pak Odi, satpam sekolah.

"Ngga bakal. Tolong buka Pak, kalo ngga nanti dimarahin Bapa saya loh ngga mau bukain"

"Oh iya iya, sebentar mas" ucapnya sambil membuka gerbang sekolah. Motor Juna lalu masuk dengan santai menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran, ia lalu membuka helmnya dan turun dari motor.

"Na? Ini lo?" tanya Bagas dengan menepuk pundak Juna dari belakang, membuat cowo itu kaget. Hari ini, ia telat bersama dengan Juna tanpa direncanakan sebelumnya.

"Apaan sih lo, ngagetin aja!"

Gio mengucek kedua matanya tak percaya "Gila lo! Sejak kapan lo telat, Na? Mana santai banget lagi"

Sementara Juna masih duduk santai diatas motor "Sejak barusan"

"Ayoo buruan masuk! Udah mulai kelasnya" ajak Bagas menggandeng tangan Juna, namun seketika dilepas paksa olehnya.

"Lo duluan aja. Gue mau ke kantin!" Juna lalu berjalan meninggalkan parkiran.

Bagas mengerutkan dahinya heran, baru kali ini ia melihat Juna terlambat dan dengan santainya ia malah bolos ke kantin bukannya langsung masuk ke dalam kelas.

"Naaa, tungguin!" teriak Bagas yang berusaha mengejar Juna. Kali ini, cowo itu memutuskan untuk ikut ke kantin. Mereka berdua lalu berjalan melewati koridor sekolah yang terlihat sepi.

Pagi ini, Juna dan Bagas tengah duduk di kantin dengan ditemani dua mangkok batagor dan dua esteh manis di depan mereka masing-masing.

"Na, lo seriusan ngga mau masuk kelas sekarang?" tanya Bagas sambil mengunyah makanannya.

Juna menggelengkan kepala "Tanggung. Nanti aja istirahat"

"Lo kenapa sih,Na? Sejak dari semalem kaya bukan lo"

"Ini gue. Lo yang kenapa nanya ngga jelas" jawabnya datar. Memang benar ucapan Bagas, bahwa Juna sekarang berubah. Mulai dari sikap dan ucapannya.

"Kita liat aja, pasti anak lain pada beranggapan sama kaya gue. Kalo lo itu beda" ucapnya. Bagas masih tidak percaya pada perubahan sikap Juna yang 180 derajat sangat berbeda dari sebelumnya.

"Bapa lo tau kalo lo telat?"

Mendengar itu membuat Juna menghentikkan makanannya dan beralih memandang Bagas disampingnya "Bukan urusan dia"

"Maksudnya? Kan dia bapa--"

"Diem, Gas. Bahas yang lain aja lah"

"Hah? Emang ada yang salah sama kata-kata gue?"

"Salahhh pakee bangett. Mending lo diem" cetus Juna tak suka. Rasanya ia tak mau lagi mendengar atau berurusan dengan Ayahnya, dan ia juga tak peduli tentang reaksi ayahnya apaun itu.

"Junaaa! Ngapain kamu dikantin hah?!" teriak Rendy yang mengagetkan Bagas dan Juna.

Melihat itu membuat Bagas sedikit ketakutan "Na na, gimana ini?" bisiknya di telinga Juna. Namun, cowo itu hanya santai dengan tetap melanjutkan makannya.

ABHIZARA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang