"Menyerah seharusnya tidak ada di kehidupan. Berjuang, nikmati dan ketahui akhirnya"
"ABHIZARA-
••°°○○°°••
Mereka berlima sedang menikmati pesanan masing-masing. Ara dengan bakso, Mega dan Bagas dengan Soto ayam, Gio dengan ketoprak dan paling pojok Bobby dengan Nasi gorengnya. Sedangkan minuman mereka semua sama yaitu Es Teh manis, mereka juga memesan batagor satu mangkok full.
"Alhamdulillah, kenyang banget gue" ucap Bobby sambil mengelus-elus perutnya.
"Ga, gue kekelas duluan ya?" ucap Ara meminta ijin untuk kembali ke kelasnya.
Mega terdiam sejenak "Santai aja kali, Ra. Masih ada waktu dua puluh menit sebelum bel"
"Nggapapa, Mega. Gue pengin ke toilet soalnya"
"Ohh toilet. Yaudah oke, tiati Ra" jawab Mega dengan anggukan.
"Ara, ngga mau ngobrol sama aku dulu? Eh maksudnya sama kita-kita" ucap Gio dengan tertawa kecil. Sedangkan Bobby dan Bagas hanya menggelengkan kepalanya, mereka sudah hafal gerak-gerik Gio dalam hal mendekati cewe.
"Makasih. Lain kali aja" jawab Ara dengan senyum.
"Jangan senyum, Ra. Nanti aku ngga bisa tidur lagi gara-gara mikirin senyuman kamu"
"Ehh kadal! Bisa diem ga lo. Awas ya kalo sampe lo deketin temen gue. Ngga terima gue pokonya!" pekik Mega dengan tatapan tajamnya menatap Gio. Mega memang sudah tau latar belakang Gio seperti apa, maka dari itu, dia tidak akan mengijinkan Ara yang polos berurusan dengan lelaki seperti Gio.
"Santai kali, Ga. Ara nya aja santai, ya ngga?" tanya Gio dengan senyuman menggoda. Ara dibuat ngeri oleh tingkah Gio padanya, gadis itu sudah tahu bahwa Gio adalah playboy disekolahnya. Ia mendengarnya dari omongan teman-teman dikelasnya, termasuk Mega yang pernah menggosipi cowo itu.
"Gue duluan, Ga" ujarnya. Kemudian gadis itu pergi meninggalkan Mega dan yang lain. Sebenarnya alasan Ara pergi bukan ke toilet, melainkan menemui seseorang.
"Ga, parah lo. Ara nya jadi kaya takut sama gue" ucap Gio yang menunjuk Mega.
"Gausah nunjuk cewe gue lo! Mau gue hajar?" tegas Bagas menatap Gio.
"Ampuun suhu! Siapp Salam damai!" ujar Gio dengan memberi hormat padanya. Gio memang takut jika bermasalah dengan Bagas, apalagi sampai membuatnya marah, bisa-bisa ia kena tinju darinya.
"Syukur deh kalo, Ara takut sama lo. Lagian dia juga ngga mungkin mau sama lo kali!" cetus Mega dengan wajah nyinyirnya
"Sembarangan lo!"
"Ngga usah pake nada tinggi ngomong sama cewe gue ya njir!"
"Cewe lo ya ngeselin, Gas!"
"Bisa diem ga lo!?" cowo itu memang sangat sensitif jika menyangkut orang terdekatnya apalagi pasangannya. Ia tak segan-segan pasang badan jika ada yang berani membentak atau menyakiti Mega.
"Btw, gue jarang liat dia deh, Ga. Anak baru?" tanya Bobby mencairkan suasana agar tidak terpaku pada emosi Bagas terhadap Gio.
"Iya, baru sebulan sekolah disini. Dia emang jarang keluar, apalagi ke kantin. Entah kesambet apa dia hari ini pengin ke kantin" jelasnya.
"Cantik banget gila! Gue pernah denger anak-anak lain ngomongin dia. Gue kira b aja taunya spek bidadari" ucap Gio dengan semangat.
Mega bergidik ngeri mendengar ucapan Gio "Dia keluar ya paling cuma ke perpus atau ke taman"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIZARA (ON GOING)
Novela Juvenil⚠️Mengandung banyak Masalah, Baper, Kekerasan, Teka-teki, Penyelidikan, Teror dan Kasus yang harus di pecahkan. Rumit ya gess ***** "Selama nafas gue masih ada. Gue akan cari tau semuanya!" "Dan kalau sampe gue tau, lo yang udah bunuh Mama gue. Seri...