"Lah? Nih orang baca buku dengan posisi kaya gini? Tidur atau melek, sih" ucap Ara heran memandang Gio. Wajah cowo itu membelakangi Ara, sehingga gadis itu tak tahu matanya membaca atau malah tertidur.
Dengan perlahan Ara mengintip dari belakang "Tidur?" gumam Ara pelan. Perempuan itu hanya menggelengkan kepalanya, ia semakin yakin bahwa Gio sebenarnya tidak niat untuk membaca di Perpus. Melainkan hanya modus.
Ara membiarkan Gio dengan tidurnya disana, langkahnya kemudian berjalan ke arah rak buku tempat ia mengambil bukunya tadi. Ara kemudian mengembalikkan bukunya ke tempat semula dan mulai mencari buku baru untuk dibacanya. Matanya mulai mencari beberapa buku yang terletak di paling atas, buku besar nan tebal dengan halaman yang banyak.
Pandangannya lalu tertuju pada satu buku tebal berjudul "Sejarah Dunia yang Disembunyikan karya Jonathan Black", ia kemudian berusaha untuk mengambilnya walau itu terlalu tinggi untuk Ara. Kakinya menjinjit berusaha untuk menggapai buku itu, tangannya berusaha menarik agar buku itu bisa ia dapat. Namun, karna tarikan yang terlalu memaksa, membuat beberapa buku tebal yang ada di atasnya menjadi goyang dan...
Brukkk...
Beberapa buku terjatuh hampir mengenai kepala Ara, namun seseorang langsung memeluknya dan melindungi kepala gadis itu, membiarkan buku tebal itu jatuh mengenai pundaknya. Setelah tak ada lagi buku yang jatuh, pria itu melepaskan pelukannya dengan segera, membuat suasana menjadi canggung seketika. Wajah Ara mendongak ke atas, menatap seseorang yang kini ada didepannya.
"Juna? Lo?" ucap Ara dengan terkejut saat melihat Juna didepannya.
"Lo nggapapa?"
"Nggapapa" jawab Ara menggelengkan kepalanya "Pundak lo tadi kena--"
"Ngga masalah, Ra" ucapnya menenangkan.
"Sakit ya?" tanya Ara khawatir. Pandangannya terus melekat pada pundak Juna di depannya.
"Ngga lah, masa gini doang sakit" jawabnya dengan tertawa kecil.
Ara kemudian mengambil beberapa buku yang tadi terjatuh di lantai. Melihat itu, Juna pun jongkok dan ikut mengambil buku-buku itu.
"Sorri, Na. Jadi, ngrepotin lo" ucap Ara dengan memegang beberapa buku yang ada ditangannya.
"Santai aja, Ra. Sini biar gue aja yang naro buku itu"
Ara kemudian menyerahkan beberapa buku itu kepada Juna "Oh i-iya. Makasih, Juna"
"Lah, Juna. Sejak kapan lo disini?" tanya Gio yang sudah berdiri di pinggir Ara. Mendengar itu membuat mereka kemudian berdiri kembali.
"Barusan"
"Gio, udah bangun?" tanya Ara memandang Gio.
"Hah? Bangun?" tanyanya dengan raut wajah yang terlihat bingung.
"Tadi, lo kan tidur sampe ngiler" ujar Ara dengan tertawa, mulutnya ia tutupi dengan tangan kanannya. Mendengar itu, Juna langsung ikut tertawa dengan suara yang sedikit ia tahan.
"Heh!" Gio memukul lengan Juna untuk memberinya isyarat agar berhenti menertawainya.
"Sejak kapan lo ke Perpus? Perasaan dulu ngga per--"
Mendengar itu, Gio langsung memeluk leher Juna dengan tangannya "Heeishh... nanti pulang bareng ya, Na"
"Apaan sih. Lepas!" pekik Juna yang mencoba melepaskan tangan Gio yang melilit lehernya.
Ara hanya menatap mereka berdua bingung. "Duluan ya" ucap Ara. Gadis itu kemudian berbalik dan berjalan kembali menuju tempat duduknya tadi. Juna dan Gio hanya membalas dengan senyum dan anggukan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIZARA (ON GOING)
Fiksi Remaja⚠️Mengandung banyak Masalah, Baper, Kekerasan, Teka-teki, Penyelidikan, Teror dan Kasus yang harus di pecahkan. Rumit ya gess ***** "Selama nafas gue masih ada. Gue akan cari tau semuanya!" "Dan kalau sampe gue tau, lo yang udah bunuh Mama gue. Seri...