Bab 16: Istikharah

25 5 0
                                    

Dari ia mengajar sampai ia pulang mengajar, senyuman terus berkembang dari bibir Zaki. Ia mendapatkan dukungan dari Sandi—sahabatnya itu membuatnya bersemangat untuk cepat melamar gadis yang selama ini ia cintai.

Zaki pun keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga menghampiri Umi-nya yang berada di ruang tamu. Sementara Abi sedang ada pengajian di masjid sebelah dan belum pulang.

Baru saja Zaki mau berbicara Umi Fatimah langsung memulai pembicaraannya.

"Zaki, ada apa nak? Ada yang mau kamu bicarakan sama Umi?"tanya Umi Fatimah lembut.

"Iyah Mi, ada yang mau Zaki bicarain sama Umi,"kata Zaki.

"Yasudah, duduk sini nak."ucap Umi Fatimah.

Zaki pun duduk disebelah Umi Fatimah.

"Ummi..."

"Iyah Zak?"

Zaki meraih tangan Umi Fatimah ke dalam genggamannya,"Ummi adalah wanita yang paling Zaki cintai dan sayangi di dunia sampai akhir hayat Zaki. Apa Umi merestui dan meridhoi jika Zaki ingin melengkapi separuh dari agama Zaki. Apa Umi mengizinkan Zaki untuk berbagi cinta dan kasih sayang Zaki untuk istri Zaki nanti,?"

Mata Umi Fatimah pun meteskan air mata ia terharu karena bahagia, kemudian ia mengelus pipi putra kesayanga dan kebanggannya,"Masya Allah nak, apa benar kamu sudah menemukan pelengka iman kamu? Siapa sayang? Beri tahu Umi siapa orangnya, In Syaa Allah Umi ridho nak jika ia adalah jodoh terbaik untuk anak Umi,"

Zaki menatap mata Umi Fatimah dan memeluk Uminya,"Zahra Putri Almaira adalah wanita kedua yang Zaki cintai setelah Umi,"Kemudian Zaki melepas pelukannya dan bersujud di kaki Umi Fatimah, "Umi...izinkan Zaki untuk melamar dan menikahi Zahra dengan tujuan untuk melengkapi separuh agama Zaki,"

Umi Fatimah membangukan Zaki yang tengah bersujud di kakinya dan mengangkat dagu Zaki, air mata Umi Fatimah tidak bisa diatahan lagi dan menetes membasahi kedua pipinya, "Anak Umi, dengar Umi baik-baik ya sayang Zahra adalah gadis yang baik Zak. Umi menyukainya dari pertama Umi ketemu sama dia. Tentu Umi meridhoi dan Mengizinkan kamu untuk melamar dan menikahi Zahra,"

Zaki pun langsung berhambur memeluk Umi Fatimah,"Alhamdulillah... syukron Umi,"

Suara bel rumah pun terdengar. Zaki yang hendak membuka pitu rumah, namun Umi Fatimah menyuruhnya untuk tetap duduk disini.

"Sudah kamu ke ruang keluarga saja Zak, biar Umi yang buka pintunya. Pasti itu Abi kamu baru pulang,"Kata Umi Fatimah.

"Yasudah, Zaki tunggu Umi dan Abi di ruang keluarga,"kata Zaki.

Umi Fatimah melangkahkan kakinya untuk membuka pintu rumah setelah Umi membuka pintu dan ternyata benar Abi Faqih yang datang. Umi Fatimah mencium tangan Abi Faqih dan mengajaknya masuk.

"Bi, Zaki menunggu Abi di ruang keluarga. Katanya ada yan mau ia bicarakan sama Abi penting,"kata Umi Fatimah.

"Bicara apa Mi?"tanya Abi Faqih.

"Sudah, Abi temui anak kita ajah langsung di ruang keluarga. Umi bikinin teh hangat dulu buat Abi."kata Umi Fatimah sembari tersenyum.

Abi Faqih pun langsung menemui Zaki di ruang keluarga. Zaki yang sedang duduk pun berdiri kemuian mecium punggu tangan Abinya itu.

"Duduk Zak!"titah Abi Faqih, Zaki pun menuruti titahnya dan duduk berhadapan dengan Abi Faqih.

"Umi bilang ada yang mau kamu bicarakan Zak. Kamu mau bicara apa?"

"Zaki ingin meminta restu Abi dan Umi. Zaki ingin menikahi gadis pilihan Zaki Bi. Keputusan ini sudah jauh-jauh Zaki pikirkan sebelum Kyai Ali meminta Zaki untuk menjadi suami Fatimah,"

Takdir From Allah (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang