Bab 13: Dua Pilihan yang Harus Aku Pilih

15 6 0
                                    

Dari kejauhan Sandi melihat Zahra menangis saat melihat Zaki bersama calon istrinya. Apa maksud ini semua? Kenapa Zahra menangis melihat Zaki bersama wanita lain? Apa Zahra mencintai Zaki? Pikirnya. Sandi pun langsung menggelengkan kepalanya pelan seraya berkata ini tidak mungkin.

Bagaimana mungkin Zahra mencintai sahabatnya sendiri bukan dirinya? Kalau dia menyukai Zaki kenapa dia menerima lamarannya? Apa Zahra hanya menjadikannya sebagai pelampiasan saja? Isi dibenak Sandi dipenuhi dengan berbagai pertanyaan yang ingin ia lontarkan langsung kepada Zahra namun ia tidak bisa. Takut Zahra tersinggung ada menjad ga enak.

Sandi langsung mendekati Zahra, kemudian dia berdehem. Sontak membuat Zahra cepat-cepat menghapus air matanya dan membalikan badannya menghadap kea rah Sandi.

"Eh kak Sandi, aku kira siapa yang berdehem itu,"ucap Zahra.

"Zah, kamu habis nangis yah? Kenapa?"tanya Sandi.

"Emhh... gapapa kok kak, tadi mataku kelilipan,"ucapnya berbohong.

Sandi hanya tersenyum karena ia tahu Zahra sedang berbohong kepadanya.

"Yasudah, kalau begitu kita cari makan dulu yuk sebelum pulang. Aku laper banget. Oh ya, mau ajak Maryam juga ga?"tanya Sandi. Zahra pun membalasnya dengan anggukan.

🌼🌼🌼

Mereka berdua tertawa bersamaan seperti yang sedang bahagia dn membahas sesuatu yang sangat lucu sampai membuat mereka tertawa bahagia.

"Oh iya kak, wanita yang kakak sukai. Kuliah disini juga yah?"tanya Ftimah.

Zaki terdiam sejenak. Bagaimana Fatimah tahu wanita yang ia sukai adalah juniornya yang satu kampus dengannya dulu. Namun Zaki malu jka ia mengatakan kepada Fatimah bahwa wanita yang ia cintai telah dilamar oleh sahabatnya sendiri. Meskioun Fatimah sudah dianggap sebagai adik kancungnya sendiri namun Zaki tidak ingin menceritakannya karena ini privasi dirinya.

Zaki akan selalu berhusnudzan bahwa rencana Allah jauh lebih indah daripada yang kita harapkan. Akankah takdir menyatukannya dengan Zahra atau tidak? Itu hanya Allah yang tahu.

"Darimana kamu tahu wanita yang kakak sukai kuliah disini? Kamu pernah ketemu sama dia?"tanya Zaki.

"Aku sih nebak ajah soalnya waktu pas kak Zaki wisuda. Kakak salah panggil nama Fatimah. Kakak panggil aku dengan sebutan Zahra. Dan waktu aku menemui kakak di taman wanita yang bernama Zahra itu menghampiri kakak dengn membawa bucket bunga dan sekantung hadah. Jadi yah saat itu Fatimah menyimpulkan kalau kakak menyukai wanita itu, yah kan."kata Zahra.

"Hemm.. dia junior saya dan juga dulu dia wakil ketua BEM juga,"kata Zaki.

"Ohh begitu, aku lihat Zahra adalah wanita yang baik,penyanyang bahkan dia sholehah, semoga Allah menyatukan kakak dengan Zahra yah, Aamiin" kata Fatimah.

"Aamiin," balas Zaki.

"Astagfirullah, aku sempat lupa ada kelas yang harus aku ajari di pondok. Dan ini ada undangan buat kakak,"kata Fatimah sembari memberikan undangannya.

Zaki pun menerima undangan itu kemudian membacanya dan ternyata itu udangan pernikahan Fatimah.

"MasyaAllah, kamu mau nikah ?"tanya Zaki.

"Iyah kak, Alhamdulillah."ucap Fatimah sembari tersenyum.

"Alhamdulillah. Kakak ikut seneng dengernya,"kata Zaki.

"Iyah kak, kalau begitu Fatimah pamiy dulu yah, harus ngajar di pondok soalnya. Jangan lupa dateng yah kak!"seru Fatimah.

"In Syaa Allah,"jawab Zaki.

Takdir From Allah (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang