☁️☁️
Gadis kecil berumur 4 tahun yang tengah duduk itu terdiam sembari memainkan kukunya, di depan teras rumahnya yang sepertinya sudah di bersihkan entah oleh siapa, terbukti dari bekas sapu lidi yang meninggal jejak di tanah. Di lihat lagi, gadis kecil itu tengah melamun disana. Semilir angin menerpa rambut panjangnya yang hampir menyentuh pinggang. Wajah bulat dengan pipi chubby itu menambahkan kesan imut bagi yang melihatnya.
"Karasyaka?" tampak pria dewasa memanggilnya dari belakang
Ya, namanya Karasyaka. Lebih tepatnya Karasyaka Prama. Anak tunggal dari keluarga Prama, salah satu orang terpandang di daerahnya.
"Ayah panggil kok ngga di jawab, Asya kenapa?" pria itu duduk di samping putrinya yang sibuk melamun, merangkul anaknya dengan tangan kekarnya. Asya melirik ayahnya, tatapannya berubah kesal dan bibirnya ia lengkungkan ke bawah semaksimal mungkin agar terlihat kalau dirinya tengah marah, "Asya marah sama ayah!"
"Lohh?, emang ayah ngapain kok sampe asya marah sama ayah?" lirikan Asya semakin sengit saja, bibirnya makin di rapatkan.
"Ngambek dia. Ayah ngga ngebolehin Asya main sama Alfa." tiba tiba wanita dewasa ikut keluar dan duduk di sebelah Asya, jadilah Asya terhimpit keduanya.
Ayah menghela nafasnya, "gimana boleh ayah ngijinin Asya main sama Alfa, kalo Alfa aja dateng ke sini abis kecebur Empang pak Karta." ujar Ayah ikut kesal dengan kelakuan anak tetangga yang sembarangan mengajak putrinya bermain.
"Tapi ayah__"
"Asya mau jadi bau, kotor, item, dekil, jelek, ngga higenis?" potong ayah,"Heh!, emang anak kamu makanan harus higenis?" protes Bunda
"Ya bodo." Ayah mengacuhkan protes dari Bunda, "trus ntar abang Raka nga mau lagi sama Asya gimana?" Lanjutnya kepada Asya
Ctarr!
Bagai di sambar petir, Asya menggeleng cepat. Mimpi paling buruk baginya jika Raka menjauhinya, bahkan tak suka padanya!, Asya tidak dapat membayangkan hal itu jika terjadi kepadanya.
"NGGAA!!, ASYA SUKA SAMA BANG RAKAA!, BANG RAKA NGGA BOLEH NGGA SUKA SAMA ASYAA. HUWAAA BUNDAAA, AYAH JAHATT!!" Asya menangis keras sambil berteriak. Wajah Ayah sudah kebingungan dan di tambah raut wajah Bunda yang tampak marah.
"Ayah sih pake ngeledekin anak sendiri, tau anaknya kaya gimana!" Ayah hanya bisa diam tak berkutik, jika ia berani menjawab maka ia menjamin dirinya akan tidur di luar.
Bunda menenangkan Asya yang terus saja menangis, pasti akan lama untuk membuat Putrinya berhenti menangis, "gimana nih?!, Asya ngga mau berhenti."
"NGGAAA!!, BANG RAKA PUNYA ASYAA!" ia masih berteriak keras
Tiba tiba saja dari gerbang seorang bocah laki laki masuk dengan gagahnya, ia merentangkan tangannya dan berlari ke arah Asya,
"ASYAAAA!!" ia berteriak."Alfa?" Asya menghentikan tangisnya dan menatap bocah yang sedang berlari ke arahnya.
Bocah itu -Alfareel satyana- memeluk Asya dan mengelus elus punggung Asya, "Asya ngga boleh nangis, Alfa nggga suka liat Asya nangis." ujarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFASYAKA dan ASA [on going]
Teen Fiction"Alfareel satyana, Karasyaka prama. Hmm.. cocok ah buat di cetak di buku nikah." "Buku Yasin kali!" Berselisih paham?, Adu mulut?, Banyak drama?, Ouhh tentu semua itu ada di dalam persahabatan mereka berdua, Alfareel dan Karasyaka. Namun di suatu...