4.Teman baru dan mobil.

14 1 0
                                    

☁️☁️








"Asyaa!!" Alfa melambaikan tangannya ke arah Asya yang sedang kebingungan mencari sandalnya yang menghilang, "Alfaa!!, Sendal Asya dimanaa?!"

Alfa berjalan mendekati sahabatnya yang tengah kebingungan itu. Setelah beberapa hari di rumah sakit, Asya akhirnya boleh pulang karena kondisi sudah membaik, walaupun Asya dan Alfa tidak tahu penyakit apa yang di derita oleh Asya. Semuanya kembali normal, trauma Bunda sudah mulai membaik, Alfa dan Asya yang selalu bermain bersama, walaupun sering di ganggu oleh Raka, dan jokes dari ketiga pria dewasa yang selalu menghiasi hari.

"Ya mana Alfa tau, Asya yang naroh sendiri kok lupa."

Asya cemberut, "padahal Ayah itu pengingat banget loh, Ayah aja masih inget kapan Asya berhenti ngompol." Asya tambah cemberut dan kesal dengan penuturan Alfa

"Ihh Alfa!"

Alfa tersenyum jahil, berhasil menjahili sahabatnya. Namun tiba tiba ia melepaskan sebelah sandalnya dan menaruhnya di depan kaki Asya, Asya kebingungan tentang apa yang di lakukan Alfa,

"Alfa ngapain?" Alfa hanya diam, dia mengangkat salah satu kaki Asya dan memakaikan sandal miliknya, "Nahh....kalau gini kan bagus." dia tersenyum dengan hasilnya,

"Bagus darimananya?, kita jadi kaya orang gila gini pake sandal sebelah doang." Asya semakin bingung dan kesal

"Ya daripada ngga pake sama sekali, kalau di drama kaya gini tuh romantis."

"Halah!, Kalo di Upin Ipin kaya gini tuh gila."

Alfa menghiraukan ucapan Asya, ia menggenggam tangan sahabatnya dan berjalan entah kemana. Akhirnya mereka berhenti di sebuah lapangan, dimana di tengah tengahnya ada mobil milik Ayah, dan Pak karta di pinggiran lapangan, "AYAHH!!" Asya berteriak memanggil Ayahnya. Ayah mengeluarkan setengah badannya keluar, "Asyaa! Ayah lagi belajar naik mobil!" ia tertawa terbahak bahak, membuat Pak karta takut.

"Beli jajan yuk di warung, abis itu liat Ayah belajar naik mobil." ujar Alfa, Asya mengangguk dan mengikuti.

"Bu kundarii!" belum saja sampai di depan warung, kedua anak itu sudah berteriak dari kejauhan, Bu kundari yang baru saja membuka warungnya menggeleng geleng kepala tak heran dengan tingkah kedua bocah itu, "mau beli apa?"

"Es krim yang paling manis buat Asya." pesan Alfa begitu sampai pertama kali di warung, ia mengambil tempat duduk tepat di depan warung.

Asya yang datang dengan nafas memburu juga ikut duduk di samping Alfa, "Asya pesen roti bakar selai coklat!" ia mengipasi lehernya yang berkeringat, "Alfa nakal!, Ninggalin Asya sendirian."

"Ya salah siapa? Asya yang ajak balapan tadi."

"Bodo!"

Tiba tiba atensi Asya menuju pada gadis seumurannya yang tengah mengintipnya dan Alfa dari belakang tubuh Bu kundari. Gadis berkepang dua dengan kedua mata sipit, sepertinya keturunan Tionghoa, kulitnya saja putih pucat, "BU KUNDARI!!"

"MACAN KENTUT!" latah Bu kundari

"itu siapaaa?!!!" raut wajah heboh Asya tunjukan semaksimal mungkin.

"Ini anak, demen banget buat Ibu kaget." Bu kundari mengelus elus dadanya, hampir saja jantung copot karena bocah nakal itu, tapi sebenarnya yang nakal itu Alfa, Asya hanya terpengaruh.

ALFASYAKA dan ASA [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang