☁️☁️
"Lebih baik di lakukan, jika pihak keluarga dan pasien memang menginginkan."
"Operasi apa, yah?" Asya kebingungan membicarakan tentang operasi,
"Saya izin permisi." Dokter pergi.
Kini giliran Ayah menceritakan tentang operasi itu. Dengan perlahan ia menjelaskannya, Papa dan Mama pun ikut terdiam mendengarnya.
"Kalau gitu lakuin aja." putus Asya,
Alfa kaget, "Asya!, Jangan tiba tiba ambil keputusan."
"Tapi gue juga sakit tau di pakein alat alat ginian. Badan gue kaya remuk gitu, trus rasanya ngga enak." kesalnya membuat semuanya terdiam.
"Kan lebih baik di operasi, trus kalo sembuh kita bisa bareng kaya dulu."
Lagi lagi semua di buat bungkam. Ayah mencoba mendekati putri kecilnya, "Asya yakin?"
"Banget!"
Ayah menghela nafas, kalau sudah seperti ini menolak pun percuma. Ia tersenyum dan mengangguk apa yang di inginkan putrinya, "yaudah, kalau putri ayah ini mau, ya kita lakuin."
Papa memegang pundak sahabatnya, untuk memastikan bahwa sahabatnya benar benar yakin. Ayah mengangguk, walaupun di lubuk hatinya masih tersimpan keraguan yang mendalam.
"Asya bakal berjuang buat sembuh!, Untuk ayah, bunda, Alfa, Papa, Mama dan bang Raka!"
"Untuk Allah juga nak." benar Mama
"Iya!, Untuk Allah juga!"
☁️
☁️
"Jiahhh ada pesawat datangg!" Alfa mengayun ayunkan sendok berisi bubur yang hendak ia suapi ke Asya, layaknya pesawat sendok itu di naik turunkan.
"Ih buburnya naik pesawat."
"Eh iya ya." Alfa tertawa setelah sadar. Akhirnya bubur yang menaiki pesawat sendok itu mendarat di dalam gua mulut bandara Asya. Asya memakannya dengan lahap, ia sampai meminta lagi, "ih di bikin buburnya salto dong."
"Sya jangan minta yang aneh aneh ya." Alfa memasang wajah datar,
Asya tertawa, "Btw lo tim bubur yang mana?"
"Gue tim bubur di lempar."
"Kalo gue tim bubur naik pesawat."
"Terserah."
"Ih kaya cewe."
"Bodo."
Asya kembali tertawa, sudah lama rasanya ia tidak tertawa lepas seperti ini. Alfa semakin memanyunkan bibirnya, matanya menatap tajam gadis yang seolah olah meledeknya, "bangsat lo ngetawain gue!"
"Idihh, orang sakit ngga boleh di nistain.." Asya berbicara dengan nada meledek.
"Eh lo masih inget sama si Yanto Christianto?" entah mengapa Asya tiba tiba mengingat dengan teman SMP nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFASYAKA dan ASA [on going]
Teen Fiction"Alfareel satyana, Karasyaka prama. Hmm.. cocok ah buat di cetak di buku nikah." "Buku Yasin kali!" Berselisih paham?, Adu mulut?, Banyak drama?, Ouhh tentu semua itu ada di dalam persahabatan mereka berdua, Alfareel dan Karasyaka. Namun di suatu...