Time skip 1 year
Sudah 1 tahun terlewat, akhirnya kelas 12. Tahun terakhir disekolah ini. Aku sangat ingin segera keluar dari sekolah ini membawa surat kelulusan ke ibu. Aku sudah kangen ibu padahal baru desember yang lalu aku kembali kerumah ibu. Sangat seru menikmati udara dirumah. Walau tak sedingin di apartemen johan dan lohan, tapi aku tetap memilih rumah jika hal itu menjadi pilihan.
"Woe!" Haikal membangunkanku dari lamunan.
"Apa?"
"Ah nggak seru, kaget gitu kek. Gue pengin liat ekspresi lo bener bener kaget."
"AAAHHH SETAN!" Ucapku pura pura terkejut.
"Dahlah."
"Lu minta gue kaget, ya gue kaget."
"Ya nggak gitu caranya."
Haikal duduk di sampingku lalu mengeluarkan buku kosong dan tempat pensilnya. Ia tak lagi berbicara banyak, ia sibuk dengan ponsel yang ada digenggamannya. Pasti Johan. Sangat terlihat sekali dari senyumannya yang tak pudar dari wajahnya.
"Johan?"
"Hah? Bukan haha."
"Bukan? Gua panggilin johan tau lo!"
Sambil aku dan haikal bermain, ada anak baru yang masuk kedalam kelas kita dan menempati kursi kosong bagian belakang. Lebih tepatnya sebelahku.
Ia memiliki wajah sombong sekali, bisa di simpulkan kalau anak ini anak orang kaya.
Tak lama bel berbunyi dan pelajaran dimulai.
.........
"Boleh pinjam bolpen?"
"Boleh pinjam pensil?"
"Boleh pinjam penghapus?"
Itu terus hingga pulang sekolah. Ia terlihat seperti anak orang kaya tapi tempat ownsilnya tak ada isinya sama sekali. Semua barang pinjam. Dikit dikit pinjam. Cih.
"Makasih ya? Eumm..."
"Rehan."
"Ya... makasih ya, rehan." Lalu ia pergi meninggalkanku bersama haikal. Ucapan terima kasihnya tidak tulus sama sekali. Tak ada senyum atau sedikit membungkuk atau gimana.
"HAIKAL!!"
"JOHAAAN!!" Haikal langsung berlari menuju johan dan memeluknya layaknya koala.
Lohan berjalan kearahku dan main sosor saja tanpa permisi. Aku yang terkejut langsung mendorongnya, tapi tangan kuatnya ternyata sudah merangkul dipinggangku.
"J-jangan main sosor," tentu saja aku malu malu, siapa yang tidak malu saat tiba tiba dicium pacarmu saat masih disekolah dimana cctv bisa melihatmu melakukan apapun.
"Tapi pengin nyosor rehan. Hehe," aku mencubit hidungnya dan mengecup hidung yang tadinya aku cubit.
"Rehan, nanti buatin makan ya!" Ucap haikal.
"Kenapa nggak beli aja? Kan kita punya atm berjalan. Ya nggak, sayang?" Ucapku pada lohan. Muka lohan seketika memerah karena ucapanku.
"Aku dipanggil sayang sama rehan."
"Nggak ada cium. Cium nya dirumah."
"OKE PULANG AJA. GENDONG JO!"
"SIAP KAPTEN!"
Lohan menggendongku dan johan menggendong haikal menuju mobil dan pergi berkendara kembali ke apartemen. Padahal aku pengin makan ramen:"(
.........
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Twin Boyfriend
RomanceRehan? Hmm.. nggak jarang orang benci padanya karena sikapnya yang seenaknya. Kadang guru tak jarang geram karena sikpanya yang entah turun siapa. Tapi rehan pun tak jarang disukai banyak orang karena keimutannya. Rehan pun pernah dengan sengaja iku...