"Kyaaaaaa...."Perempuan itu berteriak saat melihat muka johan.
"Kau kan anaknya CEO mcloy yang sudah meninggal beberapa tahun lalu kan? Kau juga model itu kan? Aahh! Boleh aku minta tanda tanganmu?" Tanya gadis itu. Tak lama banyak orang berbondong bondong mendatangi mereka dan akhirnya hampir semua perempuan datang ke arah mereka. Tapi lohan masih dengan maskernya tanpa berniat untuk minum minumannya.
"Kabur. Rehan liat kita digerombolin." Ucap lohan lalu menggandeng tangan johan langsung lari keluar. Tak peduli akan teriakan mereka yang mengejar mereka berdua lalu mereka memutuskan untuk masuk ke mobil lalu menjalankannya.
Dirasa sudah jauh dari gerombolan orang, mereka langsung bernafas lega lalu mampir di kedai mie langganan mereka. Mereka memesan menu mie jumbo dan pangsit. Masing masing 3 porsi. Makan banyak tapi tubuh tetap singset:v
Mereka selalu di nomor satukan ditempat itu, karena mereka tau. Kedua bocah yang berstatus CEO menggantikan ayahnya yang meninggal dan otomatis mereka akan sangat sibuk dan tak ada waktu untuk menunggu mie yang harus diolah selama 15 menit lebih.
"Kau kenapa melepas maskermu?" Tanya lohan.
"Kau taukan aku mau minum. Bahkan kita belum membayar minum tadi." Ucap johan santai dibalas dengan anggukan dari lohan.
Saat makanan mereka diberikan, mereka langsung membayar dan pulang.
.......
Ceklek
"Eh?" Tentu saja yang terkejut lohan. Lohan orangnya penakut dan kagetan. Dia takut pada hantu, tapi lebih takut dengan orang yang berada didepannya saat ini. Orang ini memasang muka garangnya yang malah terlihat lucu, tangan disilangkan didada dan berdiri layaknya preman.
"Kalian dari mana?" Tanya rehan yang sudah berdiri didepan pintu sejak 10 menit yang lalu.
"Eumm... dari.. emm." Nggak pinter boong:v
"Beli mie. Nih." Ucap johan lalu memberikan mienya.
"Kalian kira, kalian bisa nyuap aku? Aku bahkan pulang duluan karena aku tahu yang berada disana itu kalian." Ucap rehan yang kesal dengan sikap 2 orang itu.
Lalu rehan mengambil mienya lalu menyiapkannya di mangkuk. Mangkuk itu ia bawa ke ruang tamu lalu rehan memasang film kesukaannya.
Rehan memakan semua mie yang berada disana, johan dan lohan hanya bisa melihat mie favoritnya habis dimakan monster kecil itu.
"Makanlah. Asal kau tak marah kami tak apa." Mereka lanjut melihat monster kecil itu sambil duduk disofa yang empuk.
Rehan tak menggubris sama sekali karena sedang sibuk dengan acara makannya. Si monster memang adalah juru nya makan. Kalo ada makanan pasti ia habiskan tanpa memikirkan orang lain, tapi tetap ia bisa mengontrol di waktu waktu tertentu.
Lohan dan johan menatapnya dengan lapar.. eittsss bukan makanannya. Tapi orang yang memakan makanan itu. Mulut belepotan, pipi digembungkan dengan mie yang masih menggantung di mulutnya. Mungkin dia tak berniat untuk memakan mie yang menggantung itu.
"Lu punya kondom?" Tanya lohan tanpa berniat memalingkan tatapannya dari rehan.
"Kurasa aku punya. Tapi entah aku taruh dimana." Ucap johan yang juga tak melihat kearah lohan.
Tak lama kemudian keduanya spontan berdiri lalu meninggalkan rehan yang masih memakan mangkuk ke dua nya. Ya kalian taulah apa yang akan johan dan lohan lakukan setelah melihat si manis sekaligus sexy itu. Yaaa.. kalian bisa membayangkannya sendiri, ihh aku baik bangett:v
...........
Burp
Suaranya menggelegar keseluruh penjuru ruangan yang juga terdengar oleh si kembar yang baru saja selesai dengan kegiatan mereka masing masing di kamar. Berjamaah as always lah ya.
"Kenyangggg... *burp*" Dia memang tak punya malu.
"Sudah selesai liat tv dan makan nya?" Tanya johan.
"Ehe.. sudah. Aku mau tidur."
"Eh.. eh.. eh... belajar dulu ayok. Kau tinggal disini untuk belajar bukan untuk sekedar tidur, makan, buang air, dan main." Ucap johan lalu menggeret rehan untuk kekamarnya.
Sebenarnya dalam apartemen itu ada 4 kamar. Kamar pertama dan paling besar adalah milik johan. Karena ya memang dia memiliki jiwa pelukis dan pemusik tapi di kamarnya lebih dominan dengan coretan entah cat air, cat akrilik, dan cat oil. Banyak juga kanvas dan kertas yang sudah dicoreti berbagai jenis warna.
Kamar yang kedua dan lumayan besar adalah milik lohan. Kamarnya terbesar ke dua. Lohan menyukai musik lebih dari segalanya. Tapi jangan hiraukan jika dia sudah menggambar. Hanya dia lebih ke musik daripada melukis. Ia memiliki mini drum di kamarnya yang hanya menggunakan listrik yang tak memakan tempat dan tidak berisik, ada juga gitar dan bass elektrik, dan yang paling rehan kagumi adalah saxophone yang terpajang elok berada di atas headstand.
Kamar terbesar ketiga adalah kamar rehan. Kamar rehan dan kamar yang satunya memiliki lebar dan besar yang sama.
Kamar rehan tak memiliki apapun kecuali buku yang menumpuk dan kasur yang tak rapi. Rehan lebih dominan dengan ketertarikannya pada perempuan seksi dan cantik, sehingga banyak poster poster cewe cantik disana. Termasuk bintang pornografi kesukaannya. M*a k*ali*a. Ok stop here.
Kamar yang terakhir tak jauh berbeda dari kamar rehan. Bedanya hanya pada kondisi kamarnya yang sudah berdebu dan memiliki sarang laba laba disetiap sudutnya. Bahkan ada semut disana. Entah tak pernah dibersihkan atau yang punya rumah malas.
"Bisakah kita belajar besok? Aku mau merapikan kamar itu. Seperti tak pernah terjamah. Ikut tidak?" Tanya rehan menantang. Tapi mereka pun juga menjawab dengan gelengan. Senyum seringai rehan itu benar benar menantang. "Dasar tuan muda!"
"Yasudah kami ikut." Ucap johan. Tapi lohan hanya menggeleng karena tak suka dengan kamar kotor seperti itu.
'Ayolah.' Ucap johan sangat pelan.
Lohan pun menyerah dengan jalan pikir johan yang sangat mendadak ini. Lalu ia memutuskan untuk memakai maskernya agar membuat mukanya tak terkena debu.
"Kau lelaki atau apa? Pake masker. Cih." Ejek rehan.
"Baik.. tak akan aku pakai. Lihat saja." Ucap lohan lalu melepasnya.
Lalu mereka membersihkan kamar itu entah berapa lama.. yang jelas setelah mereka selesai hari sudah malam, dan rehan tak belajar lagi. Senang hatinya kalo gini.
.......
"Hooammm.." Dia menguap dengan keras sehingga membuat si kembar terbangun dari kasur kamar keempat tadi.
"Sudah tidurnya?" Tanya rehan yang langsung berkacak pinggang.
"Baiklah baiklah. Kami lanjutkan."
"Sudah selesai. Sekarang tinggal cari orang keempat agar ruangan ini tak kosong." Ucap rehan yang tak dihadiahi senyum ramah mereka. Artinya jika rehan membawa temannya kesini, berarti dia akn lebih ke temannya daripada johan dan lohan. Jadi mereka berdua memutuskan untuk tetap membersihkan kamar itu tanpa berniat untuk menyewakannya pada orang lain.berbagi itu sakit man. Apalagi berbagi kasih sayang. Sakit itu mah. Bucin itu nggak baik. Tapi itu memang berada di kepala mereka. Yang mereka fikirkan sejak rehan memberi saran. Bahwa tak akan ada orang lain selain mereka bertiga.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Twin Boyfriend
RomanceRehan? Hmm.. nggak jarang orang benci padanya karena sikapnya yang seenaknya. Kadang guru tak jarang geram karena sikpanya yang entah turun siapa. Tapi rehan pun tak jarang disukai banyak orang karena keimutannya. Rehan pun pernah dengan sengaja iku...