Part 11

205 10 0
                                    

Aku terbangun saat aku digotong kekamar oleh lohan. Aku hanya membuka mataku sebelah sehingga dia tak melihatku. Tapi aku sadar, ia tak akan bisa melihatku dengan dagu lebarnya:)

Aku memberanikan untuk membuka mataku lebih besar sehingga aku tau apakah ini lohan atau johan.

"Kau pura pura tidur atau apa?" Tanya nya tanpa melihat ke arahku.

"Eumm.. aku baru saja bangun. Dan.. dagumu sungguh sungguh lebar dari sini." Ucapku jujur.

"Heh.. dasar. Kau kira aku apa? Simpanse?" Tanya nya bergurau. Sungguh indah dagu itu dengan jenggot tipis. Aku turun melihat adam apple nya yang menonjol. Indah sekali ciptaanmu ini Tuhan. Apa sih? Belum sehari lu nolak dia, udah kecantol aja.

"Turunin gua disini aja nggak apa."

"Yakin?" Lalu aku mengangguk.

Brukk

"Fak.. kenapa lo lepasin pas gua masih diatas?"

"Katanya turunin."

"Ya nggak diturunin pas gua masih di udara jangkrik."

Aku berdiri lalu menginjak kakinya dan berlari tanpa merasa bersalah. Dari kejauhan aku mendengar lohan mengaduh kesakitan. Rasakan!

Aku memutuskan untuk pergi kekamar mandi. Tapi malas mengganti baju. Yasudahlah. Tidur adalah pilihan yang tepat saat ini.

Aku melepas celana dan bajuku menyisakan boxer dan kaus dalamku. Aku harap pintu sudah terkunci rapat. Aku tak mau ada orang masuk melihatku tertidur seperti anak kecil.

Sudah lima menit sejak aku mencoba untuk menutup mataku. Tapi bayang bayang lohan yang menyatakan cintanya padaku selalu lewat saat aku menutup mata. Aku sekarang tau bahwa lohan tak akan bisa marah lama lama dengan orang yang coba ia dekati.

Aku memutuskan untuk mengambil buku novel yang aku simpan bertahun tahun tapi tak pernah kubuka akhirnya aku buka juga. Kata orang sih novel ini bagus, tapi aku tak tertarik membacanya sama sekali. Bahkan aku malas membaca novel. Whatever.

Tak lama kemudian, aku terlelap kedalam alam mimpi. Dengan buku yang tentu saja masih kupegang.

Keesokan paginya, mungkin buku itu telah menjadi buntelan pecel dekat rumahku dulu. Sungguh aku tidur seperti gangsingan. Berputar, berguling dan sebagainya.

"Bangun we. Udah pagi. Sekolah kaga?" Tanya haikal dari luar.

"Bisakah hari ini kau tak ganggu aku? Aku absenkan. Aku sungguh lelah ingin bertemu guru."

"Ayolah.. kau ada kelas kan?"

"Enggak weh."

"Yaudah terserah lo. Gue mau berangkat sekolah bareng johan. Guru marah marah ama lo nggak peduli lho gue. Aku kan anak baik. Anak baik harus jujur."

"Ok. Gua mandi." Dengan berat hati aku menyingkirkan selimut nyamanku lalu berjalan menuju kamar mandi tanpa membawa baju. Hanya handuk.

Aku masuk dan melepas pakaianku. Sungguh nikmat melepas baju.

......

"Ayok berangkat." Ucap lohan sambil menarikku keluar dari kamarku.

Aku hanya pasrah ditarik oleh lohan karena memang sudah saatnya berangkat.

......

"Haikal! Main tinggal tinggal aja." Ucapku sambil menepuk pundaknya.

"Kaget aku. Kenapa tiba tiba datang menepuk pundak. Bikin jantungan saja." Ocehnya. Semakin lama dia mengoceh semakin panas telingaku.

Me And My Twin BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang