Part 9

238 13 1
                                        

Lohan POV

Kenapa ni cewek kesini? Mana gue lagi jalan sama si rehan diganggu sama ni cewe. Sebenarnya aku tak mau bertemu dengan cewe ini, mau dia memberiku apapun aku tak akan mau, karena aku bisa membelinya sendiri:v

Gifta yang selalu membuat hariku seperti ini, membuat jalan yang sudah aku buat untuk ke hati rehan, tiba tiba dirusak oleh perempuan satu ini.

"Gue tadi liat elo ada didalem bareng rehan, jadi ya gue samperin. Karena kalian berdua keliatan awkward banget."

"Lu yang bikin suasananya awkward bego." Ucap rehan dengan lirih, cepat, dan tanpa titik koma. Jadi gifta mungkin tak mengerti, butuh waktu untuk mencernanya lagi.

"Kalian habiskanlah waktu bersama, aku akan pergi." Ucap rehan lalu berdiri dari tempat duduknya dan pergi dari tempat ini.

"Eh iya. Gue lupa minta nomer telfon. Mana hp lo?" Hpku seketika diambil lalu dia memasukkan nomernya ke hpku lalu menelfon hpnya. "Dah ada panggilan tak terjawab di hpku. Aku mau pesen dulu. Kamu jangan kemana mana."

Karena aku tak mau mendengarkan all of her bullshit jadinya aku memilih untuk pergi dari tempat itu lalu menaruh tip di bawah gelas kaca yang masih ada sedikit isinya.

Setelah aku keluar dari tempat itu, aku langsung berlari mencari rehan, aku yakin dia belum jauh. Ternyata benar, dia duduk di sebuah kedai minuman dan memesan thai tea dengan pearls yang lumayan banyak.

Tak lama kemudian ada cowo yang berbicara dengannya, dia tampan dan tinggi. Tapi tak setampan dan setinggi aku.

Mereka berbincang sampai rehan tertawa dengan keras, itu pertama kalinya aku lihat rehan tertawa seperti itu. Karena penasaran dengan hubungan mereka, jadi aku hanya bersembunyi disitu. Ingin mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

Mereka masih berbincang. Sampai tak sadar, tangan lelaki itu berada di paha rehan lalu mendekat ke arah rehan.

Aku berlari kearah mereka lalu memukul pria yang berani beraninya mendekat apalagi menyentuh apa yang menjadi milikku. Kalau ditanya sudah sah? Belum:v

"Apa apaan sih?" Teriaknya tapi tak membalas pukulanku.

"Lo tau siapa dia?"

"Enggak! Yang gue tau dia temen gue. Kenapa? Lo cemburu liat dia sama gue? Lo siapa main cemburu aja."

"Dia emang bukan siapa siapa gue, tapi otw siapa siapa gue. Paham lo?"

"Yang sante dong. Gue aja sante lho. Yaudah gue tinggal dulu, ntar pacar gue heran gue pergi lama banget kemana." Ucapnya lalu pergi.

Lalu mereka berdua kembali ke tempat mereka berada yaitu bersama johan dan haikal.

.......

"Hari ini sangat seru, walau tadi ada yang mengganggu." Ucap rehan.

"Siapa?"

"Nggak tau." Rehan sekarang lebih random daripada dulu, mungkin dulu ia akan mengatakannya secara langsung tapi sekarang dia akan mengatakannya atau tak mengatakannya sama sekali. Sangat random rehan sekarang.

"Rehan.. jangan gitu lah. Gifta tu kan cuman pindahan."

"Cuman pindahan tapi gua nggak suka sama dia." Ucap rehan lalu terdiam seribu bahasa. Ia malas membuka mulut dan mengeluarkan kata kata, karena rehan sedang bad mood dan moodnya akan membuat orang lain terluka.

"Baiklah, aku nggak deket deket dia. Sebisa mungkin akan jauh."

Drrttt ddrrrtttt....

"Siapa?" Rehan bertanya pada lohan seakan dia pacarnya.

"Err.. gifta." Ucap lohan gugup. Si gifta minta VC tiba tiba.

"Angkat lah." Lalu lohan mengangkat telfonnya dan rehan membulatkan matanya lalu berfikir.

"Ya halo gifta?"

"Mau ikut party nggak? Dirumahku. Kalo bisa ajak temenmu ya."

"Iya nanti aku bilang."

"Oiya.. aku juga mau tanya. Mau jadi temen dansa ku nggak? Plisss."

"Err." Gumam lohan lalu melihat ke arah rehan yang sudah siap membunuhnya. "Ba-emph."

"Hah? Kyaaa." Lalu video call itu terputus.

Secara bersamaan, rehan melepas ciumannya dengan lohan dan melihat sekeliling bahwa banyak fotografer dan paparazzi yang mengabadikan momen ini. Rehan menelan ludahnya karena merasa bersalah.

Lohan masih diam karena dia terkejut oleh ciuman mendadak rehan. Lohan merasa ciuman itu sangat tulus yang ingin sekali rehan lakukan sejak lama.

Rehan membersihkan bekas ciumannya lalu berharap semua akan berjalan dengan cepat. Belum sempat rehan beranjak, lohan menariknya dalam pelukan lalu mencium rehan lagi.

Bibir plum itu sangat memabukkan lohan. Dari sekian banyaknya mantan yang lohan miliki, bibir ini lah salah satu yang ia sukai, pelukan ini yang ia inginkan dan kehangatan ini yang ia idamkan. Haha playboy:v

Ciuman itu sangat memabukkan keduanya, rehan yang hanyut akan ciuman itu dan lohan yang lama kelamaan hanyut dalam nafsu yang besar. Tapi lohan tau ia harus menahannya.

Akhirnya lohan melepas ciumannya atau mereka akan menjadi berita esok pagi. Atau memang sudah menjadi perbincangan banyak orang.

........

Rehan masih diam setelah ciuman tadi. Rehan masih belum menatap lohan sedari tadi. Suasana menjadi canggung seketika. Bahkan sangat canggung.

"Err.. bukannya kalian terlalu canggung?" Tanya haikal yang memecah suasana. Tapi suasana kembali hening karena tak ada yang menjawab.

"Emm.. kal. Ayo gue ajak ke... dah ikut ajalah." Rehan menarik haikal.

"Bentar teddy bear gue. Bentar... minuman gue. Thai tea gue." Haikal ambil minumannya lalu menyerahkan semuanya pada johan. Johan dan lohan memilih untuk tetap berada ditempat mereka.

......

"AAARRGGGHHH!!!"

"Keluarin semua re. Gue tau lo tersiksa."

"GUE NGGAK BISA DIGINIIN. RASANYA PERASAAN GUE TU DIGANTUNG!!" Ucap rehan ngegas. Karena rehan yakin, ia hanya dipermainkan oleh lohan.

"Tapi gue yakin, lohan itu beneran suka sama lo. Percaya deh sama gue." Ucap haikal menenangkan rehan.

Rehan menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya, mengeluarkan sekua beban yang ia miliki. Akhirnya ia siap menatap mata lohan.

"Ok. Gue siap. Lebih baik memendam perasaan daripada melukai perasaan orang lain." Lalu rehan putar balik sebelum ia terjatuh karena menghantam seseorang yang memiliki tubuh besar.

"Lohan? Sejak kapan lo disini?" Tanya rehan.

"Emm.. sejak.. awal." Senyum lohan masih tertempel disitu.

"Kok bisa? Gue nggak denger pintu kebuka." Ucap rehan memastikan pendengarannya.

Lohan masih menatap wajah rehan yang cantik itu. Terus ia tatap sampai ia mengeluarkan coklat kesukaan rehan. Rehan yang melihat coklat itu hanya membulatkan matanya.

Tak lama lohan berjongkok lalu, "kau tau? Disini nggak ada yang jualan bunga, jadi aku beliin coklat aja. Tapi yang jelas, gue dah nunggu saat saat ini." Lalu lohan berdiri.

"...."

"Sekarang gue mau tanya. Lo.. pernah kepikiran nggak kalau gue bakal nembak lo?" Tanya lohan.

"Ah.. enggak. Karena yang gue tau. Lo bukan Gay. Jadi gue nggak mikir sampek sini."

"Nah.. karena sekarang lo nggak pernah kepikiran hal itu. Sekarang gue bakalan buktiin kalau gue beneran suka sama lo. Sekarang... maukah kamu jadi pacarku?" Ucap lohan panjang lebar.

Rehan yang memandang hanya bisa mengeluarkan ekspresi terkejut.

"Gua..."























TBC

Bad cliffhanger ever. Nggak mutu ih aku buat cliffhanger an segala.

Me And My Twin BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang