Part 5

513 28 0
                                    

12.00 AM

Kriettt...

"Huftt.."

"Ugh."

Rehan merasa ada tangan yang memojokkannya.

"Udah jam berapa ini baru pulang?" Tanya nya. Tak tau ini lohan atau johan. Karena sekitarnya gelap, dan pandangan rehan terganggu.

Rehan merasa dia ditarik kekamar keempat. Tempat itu belum dipakai. Mungkin.

Brakk

Tubuh rehan di lempar keatas kasur lalu ditindih. Rehan mencoba mendorong dia tapi apa daya rehan tak sekuat orang yang berada diatasnya. Rehan hanya bisa menangis karena lidah lelaki itu mulai menjilati lehernya.

Tangisan rehan semakin pecah tapi lelaki itu pintar, ia menutup mulut rehan. Sekarang hanya isakan yang terdengar.

Lelaki itu mulai membuka baju rehan. Saat itu mulutnya bebas jadi dia berteriak, agar lohan dan johan mendengar.

"Johan.. loh- mhh."

"Diem!"

"Mhh." Tapi rehan tak sebodoh itu juga. Ia melepas tangan orang itu dari mulutnya lalu berteriak sangat kencang.

"Johan.. lohan.. akhh." Rehan tak sanggup berteriak lagi.

Brakkk.

"Hei.." teriak seseorang.

Bughh

"Ugh."

Dengan itu lohan menarik rehan lalu memeluknya dan urusan johan belum selesai dengan 'teman' nya itu.

"Kau ini kenapa ha?" Tanya johan yang sudah selesai memukulinya. "Gue tau lo temen gue. Tapi nggak berarti kita bakalan berbagi semua yang kita cinta ke elo." Ucap johan yang kemarahannya sudah lebih dari batasnya. Orang yang dicinta coy dibagi bagi, cukup sama kembarannya, jangan sama temannya. Sama kembaran aja kadang nggak mau ngalah:v

"Sori.. gue mabok. Gue kira pacar gue. Beneran. Gue tadi beli minum. Gue sebelum kesini tu putus sama pacar gue, karena dia punya yang lain. Yaudah gue sedih. Abis itu gue chat mau kesini tadi, trus pas kalian tidur gue beli minum, 6-7 botol gue minum. Yaudah." Ucapnya yang masih sedikit ada tanda kalau dia benar benar mabuk.

"Yaudah.. kalo lo lakuin itu lagi. Lu bakalan mati di tangan gue." Ucap johan yang mulai meredakan amarahnya. Lalu johan keluar lalu menenangkan rehan yang awalnya sudah keluar lalu ditenangkan oleh lohan.

"Haishh.. mereka pada suka."

.......

"Rehan.. ini gilang. Lu mesti dah tau." Ucap johan lalu dijawab dengan anggukan oleh rehan.

"Siapa coba?" Tanya lohan. Lalu dijawab gelengan oleh rehan.

"Dasar." Ucap johan sembari tertawa.

"Yaudah. Gue dah agak tenang. Thanks ya dah minjemin duit." Ucap gilang lalu pergi, tapi dia melirik ke rehan yang sudah tak takut dengannya. Anak berandal tapi penakut.

"Iya sama sama." Lalu saat pintu itu tertutup johan dan lohan langsung.

"Minjemin duit? Dasar!" Ucap johan.

"Dah biasa dia mah." Ucap lohan lalu pergi ke dapur untuk membuat makanan.

"Kau tak apa?" Tanya johan lalu dibalas anggukan oleh rehan. "Mana aku liat. Aku nggak percaya." Lalu johan menarik rehan untuk mendekat lalu meneliti setiap inci dari tubuh rehan.

Tak sadar johan sudah ngiler karena kulit rehan yang ternyata sangat putih dan mudah memerah jika dihisap. Ya. Tanda kemerahan bekas gilang tadi berada dileher rehan.

Me And My Twin BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang