Part 16

36 1 0
                                    

If you are not comfortable with this chapter please kindly skip this chapter!!

⚠️ nsfw
⚠️ fluff
⚠️ smut

I've warned you!

1

2

and..

Action~

Third person POV

Sesampainya di apartemen, rehan langsung didorong lohan di pintu masuk dan menciumnya dengan ganas. Entah apa yang terjadi di perjalanan tadi hingga membuat hormon lohan menggebu-gebu. Ia tak kuat melihat tubuh cantik sang rehan yang tubuhnya hampir setinggi dia.

"Dikamar, lohan." Ucapan rehan sama sekali tak digubris. Bukannya ditarik ke kamar, rehan malah diangkat dan di pojokkan. "Lohan."

"Diam! Nanti johan sama haikal bangun."

Rehan tak bisa mengucapkan kata-katanya dengan jelas. Ia selalu saja diserang oleh lohan di titik sensitif nya. Mana bisa rehan mengucapkan kata katanya jelas tanpa mendesah keras. Rehan juga tak bisa menutup mulutnya karena kedua tangannya ditahan diatas kepalanya.

Lohan tak selesai selesainya dengan urusannya di leher sang kekasih. Ia terus terus an membuat tanda dan menjilatinya seperti anjing yang sedang menjilat majikannya.

"Pegel juga lama lama berdiri nggendong ayang."

"Kan udah gue bilang dikamar aja."

"Yaudah dikamar karena ayang yang minta."

Lohan menggendong rehan menuju kamarnya dan mengunci kamar itu rapat rapat. Ia takut johan dengan tidak sopannya masuk tanpa permisi.

Lohan menaruh rehan diatas kasur. Ia sendiri langsung melucuti seluruh pakaiannya dan juga rehan sambil menggerayangi tubuh rehan.

"Geli, lohan."

Rehan menggeliat saat lohan mulai memilin satu putingnya. Lohan saat menikmati waktu seperti ini dimana ia bisa bebas menyentuh kekasihnya tanpa adanya rasa takut dipergok orang lain.

Ia ingat masih ada johan dan haikal di kamar sebelah. Mungkin sedang berpelukan di kasur.

"Rehan... aku pengin pergi trip bareng setelah lulus SMA. Kamu mau kemana?"

"Balik kerumah emak. Pasti emak kangen. Terakhir gua pulang setahun lalu."

"Kalo gitu bareng bareng sekalian minta restu. Hehe."

"Dasar! Gua belum kerja."

"Aku nafkahin."

"Ish! Mau kerja dulu."

"Kerja dikantorku aja."

"Gua kan nggak belajar ips."

"Ntar gua ajarin."

"Gua pengin jadi guru, lohan!"

"Yakin? Belajar aja nggak pernah mau jadi guru." Puting lohan langsung dicubit rehan. Ia sudah tak punya semangat untuk seks.

"Minggir ish gua dah nggak mood ngentot sama lo!"

"Kok gitu." Lohan menarik kaki rehan lalu mengungkungnya sehingga rehan tak bisa lari kemana mana, "aku horny lho."

"Trus gua harus gimana?" Tanya rehan dengan muka tidak pedulinya.

"Jangan marah atau aku main kasar."

"Main kasar cepet kalo berani, gua kebiri lo biar nggak bisa dipake lagi."

Lohan memeluk rehan sembari memposisikan penisnya yang sudah ia lumuri dengan gel secara diam diam, "jangan gitu, sayang."

Me And My Twin BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang