Chapter 1

4.3K 190 1
                                    

"Selamat pagi mang.." sapa seorang laki-laki tampan yang telah rapih dengan seragam SMA nya ketika lelaki tua membukakan gerbang untuknya.

"Selamat pagi juga den, mau jemput non Shani yah?" tanya seorang lelaki tua itu yang ternyata penjaga rumah tersebut.

"Iyah nih mang, belum berangkat kan anaknya?"

"Belum den masih ada didalem ko masih sarapan mungkin" jelasnya.

"Oh yaudah saya masuk dulu yah mang, Marii" pamit laki-laki tersebut sambil menjalankan motornya kembali masuk kedalam pekarangan rumah.

Sesampainya dipekarangan ternyata ada wanita paruh baya yang sedang menyiram tanaman, dan ketika mendengar suara motor wanita tersebut langsung menoleh kepada suara tersebut.

"Selamat pagi tante," sapa laki-laki itu dengan ramah kepada wanita paruh baya tersebut.

"Selamat pagi juga Nak Cio, mau jemput Shani yah? Anaknya masih didalem tuh.." ramah sang wanita tersebut kepada laki-laki yang dipanggil Cio tersebut dan diketahuinya wanita tersebut adalah mamah dari gadis yang ingin dijemputnya pagi ini.

"Tuh anaknya..." tunjuk sang mamah pada gadis yang baru keluar dari dalam rumahnya, lengkap dengan seragam yang rapih dan rambut yang dibiarkan digerai begitu saja.

"Hai... udah lama yah?" tanya sang gadis dan laki-laki tersebut hanya menggeleng sambil tersenyum manis.

"Yaudah Shani berangkat dulu yahh mah," pamit gadis tersebut sambil menyalami tangan sang mamah begitu pun juga yang dilakukan oleh laki-laki yang dipanggil Cio tersebut.

"Hati-hati jangan ngebut-ngebut yah Cio,,"

Gracio Darendra Baskara namanya, seorang anak Kedua dari Keluarga Baskara Putra yang memiliki sebuah perusahaan terbesar ketiga di Asia yang dibangun dengan sahabatnya dari nol dan sampai sukses seperti ini. Gracio biasa orang menyebutnya, dia bersekolah di SMA Nusa Harapan, dia masih duduk dibangku kelas sebelas. Seseorang yang sedikit judes jika berhadapan dengan orang yang belum dikenalnya, sebenarnya dia adalah laki-laki yang ramah dan baik namun dibalik sifatnya yang baik tersebut sebenarnya dia adalah orang yang cuek terhadap keadaan sekitar yang menurutnya tidak suka.

Dan gadis yang dijemputnya pagi ini adalah kekasihnya, Shani Indira Natio, putri bungsu dari Taufan Natio dan Nadia. Dia memiliki kakak laki-laki dan perempuan tapi kedua kakaknya sedang berada diluar negeri untuk melanjutkan pendidikan. Mereka berdua sudah berpacaran setahun terakhir ini dan mereka juga satu kelas saat kelas sebelas ini. Shani yang menjadi wakil ketua osis membuatnya dikenal oleh siswa SMA Nusa Harapan ini, belum lagi dia mengikuti Seni Musik dan sudah tampil beberapa kali disekolah maupun diluar sekolah membuatnya semakin dikenal. Belum lagi wajahnya yang cantik mambuat laki-laki disekolahnya banyak yang mengincarnya untuk dijadikan pacar.

Berbeda dengan Gracio, dia adalah seorang murid biasa, tetapi dia adalah kapten basket putra disekolahnya. Belum lagi wajahnya yang tampan, gagah, putih bersih dan memiliki gigi ginsul yang membuatnya terlihat manis.

"Yey sudah sampai,"seru Cio sambil mematikan motornya, Shani pun turun dari motor Cio, melepas helm dan menyerahkan pada Gracio.

"Skuyy" Ajak Gracio sambil menarik tangan Shani untuk digenggamnya, dia tidak peduli tatapan para murid saat melihat mereka berdua.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, banyak sekali yang menyapa Shani dan Gracio baik laki-laki maupun perempuan, adik kelas maupun kakak kelas. Shani membalas sapaan tersebut dengan ramah dan sopan, sedangkan Gracio membalas sapaan mereka dengan senyum manisnya membuat wanita-wanita yang menyapanya meleleh seketika.

"Kamu udah sarapan Key?" tanya Shani saat mereka berjalan menaiki tangga, yah karna kelas mereka ada dilantai dua, sedangkan sekolah ini memiliki tiga lantai, lantai satu diisi oleh murid kelas sepuluh dan lantai tiga yang diisi oleh murid kelas dua belas.

Gracio menggeleng,

"Kalau aku sarapan dulu nanti malah bikin wakil ketua osis ini malah telat, kalo kamu telat gimana kata anak-anak yang lain." Kata Gracio masih terus berjalan dan menggenggam tangan Shani tanpa mau melihat kearah Shani.

"Apaa dehh gak bakal lah, jangan keseringan gak sarapan deh nanti sakit sayang, yaudah yuk sarapan dulu kebetulan aku bawa bekal buat kamu sarapan karna aku tau kamu pasti belum sarapan." Ucap Shani mengetahui jika sang kekasih pasti melewatkan sarapannya, selalu seperti ini. Gracio memang tidak biasa sarapan pagi jadi dia akan enek sendiri jika makan dipagi hari.

Gracio pun mengangguk.

"Mau makan dimana, dikantin apa dikelas aja?" tanya Shani

"Dikelas aja yah aku males kekantinnya yang" ucap Gracio dengan nada manjanya dan Shani pun hanya tersenyum dan mengangguk. Setelah sampai dikelas, mereka berdua langsung duduk dibangkunya masing-masing terlebih dulu untuk menaruh tasnya.

Setelah itu Shani langsung mengeluarkan kotak makannya dan mengambil botol minumnya dan berjalan menuju meja Gracio yang berada di dekat jendela, sedangkan Shani duduk dibarisan ketiga nomor tiga.

"Nih.." Shani menyodorkan tempat makannya dan beranjak untuk pergi lagi namun tangannya sudah ditarik terlebih dulu oleh Gracio dan membuat Shani berbalik.

"Temenin,,,"

"Haha dasar manja, iya aku temenin."

23-01-2022

Jangan Lupa Vote dan Comment nya ya, 

A Gracio Story: Your Complicated PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang