Saat weekend tiba biasanya semua orang akan lebih memilih bermalas-malasan di tempat tidur, termasuk dengan Shani. Hari libur kali ini dia manfaatkan untuk bersantai dikamarnya, tidak seperti weekend yang lalu-lalu. Dulu saat weekend tiba ia akan menemani Gracio untuk CFD atau bermain basket di taman kota dengan para sahabatnya, namun kali ini sudah beberapa weekend berlalu kebiasaan itu sudah tidak terjadi lagi. Sudah tidak ada alasan Gracio untuk mengajaknya pergi bersama lagi.
"Pagi..." Sapa sang mamah saat melihat Shani baru saja turun dari kamarnya.
"Pagi juga Mah" Balas Shani sambil mengecup pipi mamahnya, dia langsung duduk di salah satu kursi meja makan.
"Biasanya weekend gini paling rajin pergi CFD sama Cio" Ucapan sang mamah berhasil membuat Shani meletakkan kembali roti yang ingin dimakannya, entahlah mendengar nama Gracio saja hatinya sudah merasa sedih dan rindu secara bersamaan. Rindu akan tingkah laku yang selalu Gracio berikan kepadanya, dan rindu segala perhatian yang selalu di tuju untuk dirinya.
"Gracio sibuk mah,"
"Setiap sibuk juga dia sempetin main kesini, sampein salam mamah ke dia ya suruh main kesini. Mamah kangen" Shani hanya menganggukan kepalanya.
'Aku juga kangen Gracio mah...'
"Nanti malam temani mamah yah, kakakmu pulang hari ini dia mau liburan disini katanya" Shani mengerutkan keningnya, karena kedua kakaknya tidak pernah bilang bahwa ingin pulang ke Indonesia. Apalagi mereka sangat betah dan bertekad tidak ingin pulang sebelum menyelesaikan kuliahnya.
"Katanya ngga mau pulang, kok sekarang minta pulang" dengus Shani, dia merasa kesal karena pasti akan ada yang menjahilinya lagi, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa dia juga merindukan kakak-kakaknya.
"Kakakmu itu liburan panjang dek, jadi wajar aja dia pengen pulang kesini."
"Oke oke"
******
Hari ini Gracio berencana untuk membantu Raka di kedai kopi miliknya, kedai ini baru dibuka 2 bulan lalu dan cukup ramai. Apalagi untuk tongkrongan anak muda sekarang, itu pas sekali. Sudah ada wi-fi tempatnya juga sangat strategis, dan tentunya menu yang bisa dibilang cukup murah. Raka memang sengaja membuka kedai ini untuk mengisi kekosongan sepulang sekolah, sebenarnya awalnya Raka hanya mencoba untuk iseng-iseng saja tapi orang tuanya mendukung nya untuk memulai bisnis kecil-kecilan seperti ini.
Dengan modal dari sang papah membuat Raka bisa memiliki tempat dan juga fasilitas yang bagus, tapi ingat ya Raka meminjam modal bukan meminta karena Raka bertekad untuk mengembalikan semua uang yang sudah papahnya berikan untuk membuka usaha ini. Memang diantara Boby dan Gracio, Raka sudah memiliki jiwa bisnis yang diturunkan oleh sang Ayah. Maka saat Raka memiliki keinginan untuk membuka usaha kecil-kecilan Ayahnya langsung mendukung sepenuhnya.
Gracio dan Boby akan datang jika mereka memiliki waktu luang, tapi mereka lebih sering akan datang pada saat weekend tiba. Seperti hari ini keduanya sibuk melayani pelanggan yang berdatangan silih berganti.
Wajar saja weekend adalah saatnya anak muda bersantai dengan teman-temannya, entah itu ada yang sekedar beli minuman tapi nongkrong berjam-jam, ada juga yang sambil mengerjakan tugas dan lain-lain. Tempat ini bisa disebut cafe juga, karena tidak hanya menyediakan kopi saja, tapi beraneka ragam jenis makanan dan minuman, belum lagi ada panggung kecil dengan seperangkat alat band yang lengkap. Membuat suasana kedai ini semakin kekinian saja.
"Tuh ada yang dateng lagi. Lo aja Gre..." Ucap Boby menyuruh Gracio, pasalnya Boby baru saja duduk setelah mengantar pesanan. Gracio terkekeh melihat Boby yang terlihat begitu lelah, dia pun bergerak mengambil buku kecil untuk menulis pesanan dan buku menu untuk pelanggan yang baru saja datang.
"Permisi Kak, ini daftar menu nya." Gracio langsung menaruh buku menu ke atas meja, ternyata seorang wanita cantik yang datang sendirian. Dan sepertinya dia belum pernah ke kedai ini.
"Aku pesan Cappuchino dan pasta..." Ucapan wanita tadi tertahan ketika dia mendongak untuk melihat sang pelayan, dia begitu terkejut mendapat laki-laki yang dikenalinya.
"Gracio..."
Masih dengan keterkejutannya Gracio dan Marcellia masih saling menatap hingga keduanya dikejutkan dengan suara dari Boby yang memanggil Gracio dengan kencang.
"T-tunggu sebentar.." Gugup Gracio yang langsung pergi meninggalkan meja yang ditempati Marcellia. Sementara Marcellia masih bingung atas apa yang barusan terjadi.
Laki-laki yang selama ini dia rindukan ada di depannya, laki-laki yang ditinggalkan tanpa kabar dan pamit olehnya kini sudah berubah menjadi lelaki yag dewasa dan Tampan.
Marcellia masih ingat bagaimana Gracio menyatakan perasaannya tiga tahun lalu, saat itu dia melihat seseorang yang masih duduk di bangku kelas 3 smp mengatakan cinta kepadanya. Dia pikir itu hanyalah perasaan anak remaja yang bisa berubah kapanpun, tapi disisi lain dia juga melihat kegigihan Gracio dan ketulusannya untuk mendapatkan hatinya. Sampai akhirnya dia lebih memilih pergi dan meninggalkan Gracio tanpa jawaban dari perasaannya.
Dan selama tiga tahun pula dia merasa menyesal karena tidak memberikan jawaban apapun kepada Gracio, lebih memilih egonya tanpa memikirkan perasaan Gracio. Dia memutuskan untuk menutup semua akses supaya Gracio tidak bisa menghubunginya, apalagi menemuinya dan itu berhasil tetapi Marcellia tidak memungkiri bahwa hatinya merasa kosong bahkan hampa saat dia memilih pergi dari Gracio. Karena dia jelas mencintai Gracio menyukai segala tingkah laku anak muda yang selalu menghibur dirinya saat itu, dan saat ini dia berniat untuk mengembalikan hubungannya sama seperti yang dulu. Dekat tanpa ada halangan apapun, saling memberikan perhatian satu sama lain dan tentunya saling mencintai.
Marcellia sudah tidak perduli dengan jarak usianya, dia tidak bisa memaksakan semuanya jika hatinya berkata lain tentang Gracio. Kini dia sadar bahwa Gracio adalah sosok yang dewasa dan dapat mengerti dirinya, karena Marcellia merasa cukup jika Gracio berada disampingnya. Gracio bisa menjaganya dengan baik, dan laki-laki itu berusaha untuk selalu ada disampingnya saat Marcellia membutuhkan seseorang untuk berbagi. Dan Gracio bisa melakukan semuanya untuk Marcellia, namun sayangnya itu dulu....
Sekarang......
Hampura Shani,,,,
Terimakasih banget yang sudah komen, vote dan yang sudah meluangkan waktunya untuk baca:)
28/06/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
A Gracio Story: Your Complicated Past
Fiksi PenggemarMasa lalumu terlalu rumit Shan:)