Chapter 8

1.2K 108 4
                                    

Jangan lupa vote dulu yah guys sebelum baca wkwk.

Saat ini jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, dan Gracio lebih dulu bangun dari tidurnya. Dia tidur dikamar tamu yang ada dilantai bawah rumah Shani, dan sekarang dia tengah berdiri didepan pantry, membantu bi sumi asisten rumah tangga disini yang sedang memasak, padahal bi sumi sudah melarangnya untuk memasak sarapan pagi ini tapi Gracio tetap kekeh untuk membuat sendiri. Dia malah menyuruh bi sumi mengerjakan pekerjaan yang lainnya.

Dia berhenti sejenak, fikirannya kembali kepada ucapan Shani semalam.

"Iyah dia kakakku, namanya Marcellia..."

Gracio menghela nafasnya, dia kembali memandang foto keluarga Shani, dia menatap lekat-lekat wanita yang bernama Marcellia itu. Setelah cukup lama akhirnya Gracio melanjutkan kembali acara memasaknya. Dia tidak ingin lagi berfikir tentang hal-hal yang membuat hatinya tidak enak.

Gracio melirik ke arah jam tangannya, dan melihat 15 menit lagi jam akan menunjukkan pukul 7, sedangkan latihan akan dimulai pukul setengah 8 jadilah dia sekarang terburu-buru menyelesaikan masakannya. Memang dia hanya memasak nasi goreng untuk Shani, apalagi kekasihnya ini memang lebih menyukai sarapan pagi dengan nasi goreng.

Tepat setelah selesai menaruh masakannya di piring, Gracio dikejutkan oleh sepasang tangan yang memeluk perutnya, menyimpan wajahnya dibalik punggung Gracio.

"Pagi sayang" sapa Gracio sedikit mengelus tangan Shani.

"Pagi, masak apa?" Tanya Shani parau, tampaknya dia baru saja bangun dari tidurnya. Gracio langsung membalikkan tubuhnya menghadap Shani yang masih memejamkan matanya.

Gracio terkekeh sambil dia mendekatkan dirinya untuk mencium kening Shani.

"Lohh masih ngantuk yah, padahal semalem kamu tidur duluan dari aku loh" Shani tersenyum tipis, dia kembali menarik Gracio untuk dipeluknya.

"Kamu wangi banget sih Gee" ucap Shani sambil menghirup tubuh Gracio.

"Emang kamu jam segini masih muka bantal" ejek Gracio pada kekasihnya.
"Aku pergi habis ini yah takut telat sayang" pamit Gracio membuat Shani langsung membuka matanya lebar.

"Loh ko langsung pergi aja sih katanya mau nemenin aku"

"Loh kamu juga lupa ya semalem aku udah bilang kalo pagi ini aku ada Latihan sama anak-anak"

Shani pun cemberut dia pun berbalik dan saat dia ingin pergi tangannya lebih dulu ditarik Gracio.

"Jangan ngambek dong, bukannya disemangatin kok malah diambekin sih. Nanti besok kan kita bisa ketemu sayang" Shani malah membuang pandangannya ke arah lain dia tidak mau memandang Gracio yang didepannya, membuat Gracio mendesah berat.

Tiba-tiba.

Cup

Gracio mencium tepat di bibir Shani, membuat Shani terbelalak kaget dan dia langsung mendelik ke arah Gracio.

Gracio tersenyum manis ke arahnya.

"Udah yah jangan ngambek, aku kan udah bilang sama kamu. Besok kita ketemu lagi kok," Shani pun mengangguk terpaksa
"yaudah aku berangkat dulu. Sarapannya jangan lupa dimakan yah sayang" Gracio pun pamit dengan Shani tapi sebelum dirinya pergi, Gracio mencium kening Shani dan setelah itu dirinya pergi.

"I love you.." bisik Gracio pelan.

***

"Shan makan dulu yuk, laper gue" Anin pun akhirnya lelah setelah cukup lama dia mengitari mall dengan Shani. Memang siang tadi Anin menelefon Shani dan mengajaknya untuk jalan bareng disebuah mall. Setelah dua jam berkeliling akhirnya keduanya pun sama-sama lelah dan memutuskan untuk makan terlebih dulu.

A Gracio Story: Your Complicated PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang