Chapter 21

1.4K 155 27
                                    


2 Bulan kemudian

Ada banyak hal yang sudah aku lewatkan selama ini, tentang banyak kisah dari sedih atau bahagia sekalipun. Bersama dengan Shani membuat setiap hariku penuh dengan warna, gadis itu memang berhasil mengambil seluruh dunia ku. Hingga saat dia pergi aku tidak tau bagaimana caranya aku menghadapi duniaku sendiri, aku bukan tuli untuk tidak mendengarkan semua apa yang ingin Shani jelaskan kepadaku karena aku pun sudah mendengar sendiri saat dia bercerita dengan kakakku. Dan aku bukan menutup mata melihat bagaimana rapuhnya Shani setelah apa yang sudah dia lakukan, sangat jelas bagaimana rasa kecewa dan sedih yang dia pancarkan dari matanya. Tapi egoku yang masih terus menguasai diriku, membuatku enggan untuk menatap Shani yang mencintaiku.


Aku berharap dia mampu belajar dari sebuah kesalahan yang sudah dia lakukan, dan aku yakin dia cukup dewasa untuk itu. Hari ini aku berencana untuk pergi ke suatu tempat yang akhir-akhir ini sering aku kunjungi, yaitu pantai. Entah kenapa aku merasa begitu tenang saat sendiri, namun saat aku sendiri aku malah sering memikirkan Shani. Gadis itu memang selalu memenuhi pikiranku, padahal dia sudah menyakitiku. Mungkin rasa cintaku kepada Shani lebih besar daripada rasa kecewa yang aku rasakan saat ini.


Tetapi ada satu hal yang mengganjal di hatiku, yaitu tentang seseorang yang akhir-akhir ini ada di fikiranku. Seorang wanita yang dua bulan lalu bertemu denganku di kafe, Marcellia. Bagaimana dia ada disini, bukannya dia sedang studi di luar negeri. Atau dia pulang hanya untuk sekedar berlibur.


Marcellia sering kali mengunjungi cafe sekedar untuk mencari keberadaan ku, tapi bukannya senang aku malah merasa kurang nyaman akan kehadirannya. Karena beberapa tahun sudah tidak bertemu dan sekarang kita kembali dipertemukan dengan cara seperti ini. Tapi aku juga tidak melupakan fakta bahwa Marcellia adalah kakak dari Shani. Aku akui memang memiliki rasa untuk Marcellia sampai pada akhirnya Marcellia menganggap perasaanku hanya perasaan kagum sementara, aku ingat bagaimana Marcellia yang tertawa ketika aku mengungkapkan perasaanku.


Seiring berjalannya waktu, kita berdua kembali dekat hanya saja aku tidak bisa kembali menjadi Gracio yang dulu. Aku hanya menemani nya ketika ia sedang butuh teman, aku dan perasaanku kini sudah sepenuhnya milik Shani bahkan aku tidak berniat sama sekali untuk berpaling dari Shani termasuk dengan Marcellia yang sempat aku sukai dulu.


Aku ingin bersama Shani sampai aku tidak ada lagi di dunia ini, aku ingin Shani menjadi ibu dari anak-anakku bahkan aku ingin Shani selalu menemani aku dimana pun. Karena aku hanya mencintai Shani. meskipun hatiku sudah patah karena nya.



*****


Gracio sedang bersantai di bangku nya sambil memainkan ponselnya, teman-teman yang lain sedang ke kantin untuk membeli jajanan. Selepas solat dzuhur Gracio lebih memilih untuk langsung ke kelasnya tidak mengikuti teman-temannya, namun pandangannya teralihkan ketika Shani masuk bersama Sisca. Tetapi sedetik kemudian langsung kembali mengalihkan ke ponselnya, melihat Shani masih membuatnya kurang nyaman apalagi saat hanya ada mereka bertiga karena wajar saja ini jam istirahat jadi seluruh penghuni kelas sedang keluar.


Terlihat Sisca menghampiri Gracio yang masih asyik memainkan ponselnya, dia duduk dihadapan Gracio.



"Cio, sekarang Bima gimana?" tanya Sisca pada lelaki di depannya ini. Gracio mendongak menatap Sisca yang sudah duduk dihadapannya.

A Gracio Story: Your Complicated PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang