"Gimana Singapura bang, betah banget kayanya sampai ngga mau pulang.." Tanya Citra melihat adiknya yang sedang duduk santai sambil menatap layar laptopnya yang menampilkan game moba.
"Singapura itu cantik dan sayang untuk ditinggalkan.." Gracio akui itu bahwa negara tetangga membuatnya lebih tenang dan merasa nyaman meskipun harus jauh dari keluarga tapi disana dirinya mencoba menyembuhkan luka dan mengikhlaskan segalanya yang sudah terjadi. Disana dia belajar arti dari kehilangan dan mengikhlaskan serta mendewasakan diri.
Citra tersenyum dan mengusap lengan adiknya yang sudah tumbuh dewasa, selama ini Citra yakin Cio adalah sosok yang dewasa dan terlihat tegar namun ketika dihadapan sang cinta Cio patah dan terjatuh. Citra tau ada alasan kuat kenapa Cio memilih untuk menjauh dari Indonesia, dan tentunya Citra tau bahwa Gracio mencoba menyembuhkan segalanya sendiri.
"Ada keinginan untuk balik kesana lagi?" Pertanyaan Citra langsung diangguki oleh Gracio dan membuat wanita cantik ini menghela nafasnya.
"Ayah udah disini kenapa jadi kamu yang ilang bang?" Suara Citra terdengar bergetar, ini bukan adiknya yang selama ini dikenal. Cio bukan orang yang keras kepala dan bukan pribadi yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
"Ada hal yang ingin aku selesaikan disana kak, dan itu juga masih lama kesana kan aku juga udah mulai kuliah S2 disini" Cio tersenyum menatap kakak yang masih berkaca-kaca, dia sadar banyak hal yang sudah dilewatkan disini.
Citra terdiam ikut melihat game yang sedang Cio mainkan, memutuskan untuk tidak membicarakan hal-hal sensitif yang membuatnya tidak nyaman.
"Abang ketemu sama Shani kemarin..." Kata Cio tanpa mengalihkan pandangannya, Citra mengerutkan dahinya.
"Ternyata klien abang itu tempat kerja Shani dan kemarin ketemu.." Lanjut Cio menyadari ekspresi kakaknya yang terlihat bingung.
"Abang oke..?" Tanya Citra ragu, karena meskipun Cio tidak pernah menceritakan semuanya tapi sebagai kakaknya dia pasti tau bagaimana perasaan Cio pasca putus dari Shani dan memutuskan untuk pergi jauh.
"Oke kok, cuma kaget aja karena udah lama ngga ketemu.."
"Shani makin cantik ya bang..?"
*****
Shani POV
Gracio Harlan.....
Nama itu masih melekat dan masih menjadi bagian favorit hatiku untuk terus mengucapkannya, laki-laki yang masih menjadi alasan aku bertahan dan menunggu meskipun aku tau kalau Gracio sudah menganggap semuanya selesai. Tapi tidak dengan aku...
6 Tahun sudah berlalu namun tidak dengan perasaanku, hatiku masih sepenuhnya milik laki-laki yang sudah dewasa itu. Perpisahan ini menjadi pelajaran bagiku untuk lebih menghargai cinta dan memiliki, kepergian Gracio menyisakan luka yang cukup menampar hidupku. Membuatku Lelah sendiri tanpa ada sandaran.