Chapter 2

1.9K 132 1
                                    


Pagi ini dikelas XI IPA 2, sedang dilakukan pembelajaran rutin. Dan pelajaran hari ini adalah Fisika, gurunya juga masih muda, perempuan, cantik, sexy, single lagi. Namanya Natalia. Biasa dipanggil Ibu Nat.

Setelah menjelaskan materi dan contoh soal, Ibu Nat menulis kan beberapa soal dipapan tulis.

"Setelah tadi dijelaskan dan diberi contoh soal oleh ibu, coba kalian kerjakan beberapa soal yang ada didepan kalian ini yah" ujar ibu nat diakhiri dengan senyuman. Murid kelas seketika ada yang tersenyum ada juga yang mendesah malas. Seperti yang dilakukan Raka dia malah menggerutu tidak jelas.

"Aelahh nih kang bajai gerutu mulu, kerjain bang..." kata Boby sambil menedang kursi Nabil dari bawah dengan kakinya.

"Ck, ini yang dibilang beberapa? 15 nomor ini bang terus gimana banyaknya dong. Jawabannya beranak lagi." Gerutu Raka pada Boby dan Gracio yang mendengarnya hanya terkekeh geli. Belum lagi raut wajah Raka yang tidak banget untuk dipandang.

"Yaudah lo gak usah sekolah sana balik aja terus buka bisnis bajai kalua susah yaudah lo buka kedai baso aja" kata Boby semakin meledek Raka.

"Ogah,,, bayarannya dapet dikit gak cukup nanti buat istri sama anak gue.." ucap Raka sambil mengerjakan soalnya sambil menggeruru.

"Buseet ini anak udah mikirin kesana aja, Hahahaha." Kata Boby melempar penghapus kearah Raka.

"Kerjain deh gak usah ribut mulu.." ujar Gracio melerai mereka bertiga agar segera menyelesaikan soal-soal tersebut.

Setelah 20 menit akhirnya, Gracio menyelesaikan soal tersebut.

"Cio, nomor 12 udah belum?" Tanya Raka yang ternyata belum menyelesaikan pekerjaannya.

"Udah tuh liat aja." Kata Gracio sambil menunjuk buku miliknya.

"Oke selesai yah anak-anak. Seperti biasa ibu akan menunjuk kalian untuk menjawab soal yang ada didepan." Ujar Ibu Nat sambil mengarahkan matanya melihat murid-muridnya. Gracio yang sudah selesai pun hanya santai saat mendengar ucapan gurunya. Berbeda dengan Raka yang masih kelabakan karena belum menyelesaikan pekerjaannya.

"Itu yang deket jendela, bangku nomor empat" kata ibu Nat menunjuk ke arah bangku tersebut. Ternyata itu bangku Gracio dan juga Boby.

"Itu yang dibawah jendela, yang ganteng banget." tunjuk Ibu Nat dan ternyata dia menunjuk Gracio.

"Lahh bu emang saya gak ganteng yah?" Protes Boby sambil menatap gurunya tersebut.

"Haha ganteng ko, cuma ganteng temen kamu itu." Ucap Bu Nat tanpa rasa bersalah. "Yaudah kamu yang ganteng cepet sini maju." Titah Bu Nat menyuruh Gracio maju kedepan.

Gracio pun melenggang dengan santai maju kedepan. Setelah sampai kedepan, Gracio langsung menjatuhkan pandangannya kepada Gadisnya itu, siapa lagi kalau bukan Shani. Dan ternyata Shani juga sedang memandangi Gracio sambil tersenyum, Gracio yang melihat pun langsung membalas senyuman Shani dengan manis. Membuat teman-teman perempuan yang melihatnya membeku seketika saat melihat Gracio tersenyum, wajar seperti itu karena memang Gracio jarang sekali tersenyum didepan umum, berbeda saat bersama Shani.

"Oke, sebelum Gracio mengerjakan soalnya menurut kalian soal paling susah nomor berapa?" Tanya Bu Nat kepada murid-muridnya.

"15"

"12

"13"

"11"

"15"

Seru murid-murid dengan ramai.

"Oke oke ibu akan pilih yah.."

"Oke Anin, menurutmu nomor berapa yang sulit." Tanya ibu Nat kepada seorang gadis cantik yang ternyata duduk disebelah Shani.

A Gracio Story: Your Complicated PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang