Chapter 16

1.1K 121 11
                                    

Hal yang pertama kali Shani lihat adalah Gracio yang tidur dengan begitu resah, keringat dingin mengucur deras di dahinya. Gracio terlihat gelisah dalam tidurnya dan terus membolak balikan badannya, belum lagi kaos yang digunakan sudah basah oleh keringatnya. Shani yang melihat Gracio seperti itu langsung berjalan kesampingnya, mengusap dahinya yang terasa sangat panas. Shani harus mengakui bahwa ini adalah kali pertamanya melihat Gracio tumbang seperti ini.


Shani mengambil beberapa helai tissue di atas nakas, dan mengusap dahi Gracio. Mengusap nya pelan dan berharap Gracio cepat terbangun dari tidurnya yang terasa tidak nyaman, Shani memperhatikan wajah Gracio yang sangat ia rindukan ini. Sebelumnya Gracio tidak pernah mengeluh kepada Shani, ia akan selalu merasa kuat dan baik-baik saja. Meskipun Shani tau dan dapat melihat dari wajah nya bahwa kekasihnya begitu lelah.


Boby masuk dengan membawa nampan yang berisi bubur dan obat Gracio, juga kompresan beserta kainnya. Bisa Boby lihat kalau Shani begitu cemas dan khawatir dengan Gracio, bisa dirasakan pula kalau Shani juga sangat mencintai Gracio meskipun Boby ragu ketika melihat tatapan Shani untuk Vino.


argghhh


Shani menoleh dan mendapati Gracio membuka matanya.


"Gee..." lirih Shani


"Gue taruh sini ya, Shan dikompresin jangan lupa" Boby pun berlalu dari kamar yang kini menyisakan dua orang yang hanya saling diam dan memperhatikan.


"Kok ada disini? Ngga ada kegiatan diluar?" tanya Gracio dengan suara serak nya


"Kenapa ngga pernah jawab telfon aku lagi? Jangankan telfon, chat aku aja ngga ada yang kamu bales. Aku ada salah Gee?" Shani menanyakan dengan suara yang bergetar, melihat tatapan Gracio yang dingin seperti ini. Ia seperti melihat orang asing di dekatnya.


"Aku sibuk latihan, kamu juga kan pasti ada kegiatan. Aku cuma pengen fokus aja sama tournament terakhir aku" Jawab Gracio dengan mata yang terpejam, berharap sakit kepalanya sedikit menghilang.


"Tapi jangan seperti ini juga, jangan terlalu diforsir kamu jadi sakit kaya gini" Ucap Shani dan hanya dibalas dengan anggukan kepala oleh Gracio.


"Kamu makan dulu yah terus minum obatnya" Setelah itu keduanya hanya saling diam, saling menatap.


***


1 bulan berlalu begitu cepat, dan selama itu lah Gracio dan tim nya berjuang untuk mendapatkan trofi kemenangan memang pada akhirnya usaha tidak akan menghianati hasil. Tim Gracio berhasil menjadi juara pada tahun ini, suatu kebanggaan terbesar yang dicapai Gracio dan timnya. Ucapan selamat mengalir tiada henti, apalagi tournament itu sangat bergengsi pada tingkatnya dan SMA Nusa Harapan ini mampu menjadi pemenangnya.


Pihak sekolah pun tidak begitu saja membiarkan anak-anak berprestasi ini, meraka bahkan diberikan uang tunai, bonus dan tentunya liburan selama 1 minggu. Gracio dan Tim nya pun memutuskan untuk berlibur di puncak selama 3 hari, bukan tanpa alasan mereka hanya ingin mendapat udara segar dari padatnya kota Jakarta. Bahkan mereka sengaja berkeliling ke Jogjakarta juga selama 3 hari, menikmati kawasan wisata yang tersebar begitu banyak di Kota Gudeg tersebut.

A Gracio Story: Your Complicated PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang