Gracio, Dyo, dan Raka kini sedang duduk santai di dalam ruangan olahraga ada juga anggota lainnya yang lebih dulu telah sampai, mereka lebih memilih untuk berkumpul disini karena mereka juga sebentar lagi akan ada pengarahan untuk besok. Karena mereka akan berangkat menuju Bandung menjalani tournament bergengsi kali ini, jadi mereka juga tidak mau main-main untuk persiapan kali ini. Mereka di Bandung akan mengikuti upacara pembukaan tournament dan lusanya mereka akan menghadapi pertandingan perdananya.
"Pagi...".sapa Kak Andra yang baru saja memasuki ruangan olahraga membuat semua yang tadinya berpencar duduknya langsung merapat ke arah Kak Andra yang tengah duduk dikursi yang tak jauh dari Gracio dan lainnya.
"Kakak disini gak mau lama deh, karena mungkin kalian mau ada quality time sama someone sebelum ditinggal beberapa hari dinas.. cielaaahhhh." Andra menggoda para anggota nya dia juga sempat melirik ke arah Raka yang sedang tersenyum malu ke arahnya. Andra adalah pelatih basket yang umurnya masih cukup muda, dia baru saja menikah dua bulan lalu jadi wajar saja dia mudah bergaul dengan anak muridnya yang umur nya tak beda jauh dengannya.
"Iya udah jadi gini besok kita stay disini jam 7, nanti busnya masuk kesekolah ko terus kita berangkat jam 8 jadi soalnya kakak juga pengen malemnya nanti kita latihan persiapan...." Semua anggota mendengarkan dengan serius arahan dari Kak Andra supaya tidak salah jadwal apalagi saat mereka mengetahui bahwa tournament yang diadakan dipercepat tiga hari membuat semuanya kelabakan pasalnya mereka harus mengcancel beberapa jadwal yang penting.
Tring.
Sebuah notif pesan masuk dari HP milik Gracio.
Gracio tersenyum saat membaca pesan singkat Shani, dia pun mengetikkan sesuatu pada layar HP-nya, membalas dengan cepat pesan untuk Shani.
"Eh gue duluan yah mau samperin Shani dulu..." pamit Shani pada Boby dan Raka, dia mengambil tasnya beranjak keluar dari ruangan. Tapi sebelum Gracio pergi dia berpamitan kepada anggota yang lainnya juga.
Gracio langsung berjalan dengan cepat menuju kantin, dia tidak mau membiarkan Shani menunggu lama dan berujung Shani ngambek.
"Heii..." Sapa Gracio pada Shani yang ternyata sedang duduk sendirian dikantin, dan tersenyum manis ke arah Shani. Gracio pun duduk dihadapan Shani.
"Mau sarapan apa Gee?" Tanya Shani pada Gracio, dia menatap Gracio sambil tersenyum manis. Dia meminta Gracio menggenggam tangannya, beruntung keadaan kantin kali ini cukup sepi dan melihat hanya ada beberapa murid yang sedang berkeliaran.
"Kamu makan apa itu?" Gracio malah balik bertanya, dia sedikit menengok apa yang sedang Shani makan.
"Bubur, kamu mau?" Gracio mengangguk semangat.
"Jangan kasih bawang nya Shan," Shani mengangguk dan mulai menyuapi bayi besarnya ini yang super manja.
"Aku udah tau sayanggg" ucap Shani meminggirkan bawang goreng yang terdapat dalam buburnya. Gracio memang tidak bisa memakan bawang dengan bentuk apapun, dia akan merasakan gatal dan panas di tubuhnya jika memakannya. Dia juga pernah sampai dirawat beberapa hari di Rumah Sakit akibat tidak sengaja memakan bawang goreng yang terdapat di soto saat dia makan dengan Shani. Ayah Gracio yang menurunkannya, sebab dia sama sekali tidak bisa memakan bawang jika dipaksakan kejadiannya akan persis seperti Gracio.