Gracio baru saja tiba disekolahnya, dia langsung menuruni motornya dan berlalu dari parkiran menuju kelasnya. Pagi ini Gracio tidak berangkat dengan Shani, dia fikir Shani telah sampai lebih dulu disekolah mengingat kalo ini sudah sangat siang untuk berangkat sekolah. Apalagi dari kemarin nomor Shani tidak bisa dihubungi, semua pesannya tidak dia balas apalagi dibaca, Gracio berfikir sebelumnya mereka baik-baik saja dan kemarin siang pun mereka masih bertukar kabar. Gracio tidak mau berburuk sangka dulu, mungkin HP Shani lupa dicharger, atau mungkin Shani sibuk.
Gracio langsung duduk dikursinya, kelasnya juga sudah ramai. Sesekali melirik ke arah Shani yang tengah mengerjakan sesuatu dilaptopnya bersama dengan Sisca, mereka berdua adalah anggota osis jadi mungkin mereka sedang mengerjakan tugas yang ada diorganisasinya tersebut. Shani juga belum menyadari bahwa Gracio telah datang, dia juga sepertinya sedang sibuk jadi Gracio enggan mengganggu kekasihnya.
"Cio kekantin kuy..." ajak Boby yang duduk disebelah Gracio, dengan dia yang masih memainkan HP nya.
"Lagian gak bakal ada guru kok, lo lupa hari ini bakal diadain porak?" Gracio pun mengangguk, dia baru ingat bahwa minggu ini adalah pekan olahraga jadi murid akan dibebaskan sebelum pembagian buku rapot.Gracio mengangguk, dia pun berjalan lebih dulu berjalan didepan Boby, sedangkan Bagas dan Raka tidak tahu mereka ada dimana, hanya ada tas mereka berdua yang ada di meja.
Shani menoleh ke arah Boby yang berjalan keluar tetapi dia tidak melihat Gracio bersama dengan Boby, karena Gracio berjalan lebih dulu. Shani pun melirik ke arah bangku Gracio dan mendapati tas milik Gracio ada diatas meja, dia pun menghela nafasnya dan kembali memfokuskan diri lagi ke laptopnya. Dia sedang menyusun laporan untuk diserahkan kepada Indra dan pembina osis sebelum diberikan kepada Kepala Sekolah.
"Gracio mau kemana yah?" Batin Shani bertanya.
***
"Gue ngerasa aneh sama Kak Imel" ucap Boby saat mereka tengah menikmati sarapannya, membuat Gracio menoleh pada Boby yang ada di depannya.
"Anehnya?" Tanya Gracio. "Lo baik-baik aja kan sama Kak Imel?"
"Gue gak tau yo" lirih Boby menatap kosong ke arah gelas yang ada di depannya.
Gracio mengerutkan keningnya.
"Huft... lo kenal Angga gak? Anak kelas XII IPA 3 itu?" Tanya Boby, Gracio pun mengangguk.
"Gue ngerasa si Angga gencar banget deketin Imel atau mungkin perasaan gue aja tapi gimana yah gue sering ngeliat mereka berduaan""Lo udah tanya sama Kak Imel nya?" Boby pun mengangguk.
"Apa katanya?" Tanya Gracio."Katanya cuma temen aja, gak usah khawatir gitu."
Gracio pun memghentikan makannya, dan menatap Boby. Dia menghela nafasnya.
"Yaudah lo santai aja lagi, yang perlu lo lakuin cuma percaya sama Kak Imel gak usah negative dulu nanti kalo lo terus berfikiran buruk terus tentang dia itu bakal terjadi. Lo mau?" Boby menggeleng dan menatap Gracio sendu. Gracio melihat ada tatapan aneh di mata Boby.
"Mereka sering jalan tapi setiap gue ajak jalan Imel dia selalu berasalan ada urusan" lirih Boby, sepertinya Boby dalam masalah yang serius membuat Gracio juga mau tidak mau harus membantu mencari jalan keluar. Sepertinya Gracio mengerti akan akar masalah ini.
"Okeh,, gini aja kalo lo mau buktiin mereka sebenarnya ada hubungan apa kita berdua ikutin mereka, gimana?" Gracio pun mencoba memberi saran kepada Boby.
"Maksudnya kita berdua ngintilin mereka?" Gracio mengangguk acuh.
"Daripada lo tau dari orang lain malah jadi sakit banget Bang.."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Gracio Story: Your Complicated Past
FanfictionMasa lalumu terlalu rumit Shan:)