•Lulus

31 2 0
                                    

Jgn lpa vote y gais:)

•Happy reading•

*
*
*
*
*

Hari demi hari berlalu. Segala moment kebersamaan anggota keluarga Jeon alvares tepatnya Gilang dengan Neymi mengalir bagai air di sungai asri, membuat sang gadis betah untuk tinggal di rumah megah itu.

Dan kini, ujian nasional telah usai dilaksanakan, semua agenda baik maupun buruk berlalu ditelan masa. Tak menyangka secepat ini ia melepas seragam putih abu-abunya, yang tentu memiliki beribu kenangan bersama teman-teman dan juga ketiga sahabat sejalannya, ia kontras menyimpan waktu kebersamaan itu dalam memorinya agar tak terlupakan sampai menua nanti.

Disinilah Neymi, di lapangan depan podium, mendengarkan pidato panjang lebar dari kepala sekolah, memohon maaf kepada siswa yang pernah ia botakin karna suka memanjangkan rambutnya. Serta memberikan segala ucapan yang menyentuh hati diiringi lagu perpisahan.

Asap smoke bomb mewarnai hari, sang surya turut menyinari namun tak menyengat diri, seolah mendukung suasana baru.

Semua tertawa riang namun tersimpan kesedihan yang membelenggu. Perasaan campur aduk, antara senang karna telah lulus, sedih karna tidak akan lagi bisa bergandengan tangan, main bersama, kerja kelompok, bernyanyi sambil memukul meja, menjahili teman, dan merasakan berbagai keindahan masa sekolah.

Semua siswa/i membentuk lingkaran di lapangan, saling merangkul memeriahkan kelulusan yang tentu amat berkesan dimasa kini, hingga selamanya. Setelah lagu perpisahan usai diputar, Edisi selanjutnya terlaksana, ada yang mencoret-coret baju, menggambar karya berupa bebek, gunung kembar, cicak, jerapah, mata, hidung, ketek, jari mental, dll.

Serta, saling menanda tangani seragam teman-teman sebagai jejak kenangan. Mewujudkan tali pertemanan yang erat.

"Anak-Anak. Bapak akan mengumumkan siswa dan siswi terbaik yang pernah memenangkan lomba olimpiade sekabupaten. Yang diselenggarakan sebelum ujian nasional, Kalian penasaran kan?" ucap Pak kepsek bernama Dudung menggunakan mic.

Sontak saja seluruh penghuni sekolah semakin meriuhkan suasana sampai-sampai kalimat akhir dari pak dudung tenggelam karna saking ributnya, terlalu banyak mulut berceloteh dan bertanya-tanya bahkan keliru menebak siapakah siswa/i itu.

'Wah wah pak.'

'Wah siapa ya kira-kira'

'Pak kepsek aku mencintai salah satu siswa mu!'

'Aduh siapa tuh pak?'

"HUSSSTT! DIAM KALIAN SEMUA! JANGAN RIBUT INI BUKAN PASAR!! " Yah, suara Pak Dudung seketika menggema karna denyutan di indra pendengarannya terasa panas mendengar berbagai intonasi cempreng itu.

Spotan keheningan tercipta, tidak ada lagi yang bersuara memberi akses waktu untuk Pak Dudung berucap.

"Oke! YANG MEMENANGKAN LOMBA OLIMPIADE DENGAN NILAI TERTINGGI ADALAH ....." menjeda kalimat penting untuk menerbitkan rasa penasaran dan menumbuhkan ketegangan seisi school.

"Dia adalah ... GILANG KRISMA WIJAYA, dan ANNA LESTARI" lanjut nya membuat semua atensi menoleh, menyoroti keberadaan siswa yang disebut itu diiringi tepuk tangan yang meriah, sang pemuda yang ditatap hanya memasang tampang datar seolah itu hal yang biasa baginya. Padahal dalam hati ia begitu senang karna dengan predikat nya yang sekarang, menjadi kesan terindah dalam hidupnya.

"Baik, kepada Gilang Krisma Wijaya, dan Anna Lestari, dipersilakan ke podium"

'Woahh MENANG gak tuh!?"

'Aku padamu ganteng'

'Congratulation ayang'

'The best anna'

Married In Hate [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang