•Day2

51 25 20
                                    


•Vote ya 💜

                         -Happy reading-

Sayu terdengar suara burung merpati menggema pendengaran gadis yang kini menyendiri di balkon kamar. Ia sengaja ke balkon, sebab tak ingin meladeni perdebatan antara Dirinya dan Gilang, ia memilih sibuk sendiri pada layar ponselnya.

                      Korban janji manismu

@Xile gans : Oii Neymut! Lo dicariin tuh ama ibu lampir, lo kenapa kaga ke sekolah si bambang?

@Mindy : Tau nih tadi pagi gue singgah di rumahnya eh malah om ganteng yang bukain gue pintu.

@Xile gans : Ebusettt, gantengan gue juga.😑

@Mindy : Lah? Ganteng apaan muka kek pantat kuda gitu dibanggain, keriput tau rasa lo!

@Xile gans : Allahuakbar, Mindy gue pelet juga lo lama²

                     @Neymimut : Gue ambl cuti 2 hri!

                                      _____

Sementara Gilang terlihat beranjak dari posisinya melangkah ke arah Neymi, berjalan santai sembari menggosok rambut basahnya menggunakan handuk, sampainya di balkon iapun terduduk disamping gadis itu.

"Ney" sapa Gilang sambil memandang wajah Neymi yang terlihat serius pada layar ponselnya.

"Hm," sahut Neymi tanpa menoleh pada sumber suara, ia kini tengah mengirimkan pesan untuk Jarvanos. Masih ingat 'kan dia siapa? Neymi harus memberitahukan info pada Jarvanos bahwa ia sudah mulai menjalankan misinya.

Gilang nampak kesal diabaikan, iapun semakin menggeser duduknya mendekatkan diri pada gadis itu.

Iris nya terus saja menatap Neymi dengan lekat, entah keistimewaan apa yang dimiliki gadis itu hingga seorang Gilang Krisma Wijaya, tak ingin mengedarkan pandangannya ke arah lain.

Gilang akhirnya tersadar, spontan ia membuang pandangannya ke depan sembari memegang dada kirinya, deg deg, sial! Jantungnya berdetak tak beraturan, debaran yang sudah lama tidak ia rasakan kini kembali berdebar dengan orang yang berbeda.

"Ney ... Lo lagi chat sama siapa sih?" tanya Gilang dengan raut kesal, seumur hidup, baru kali ini ada gadis yang terlihat cuek padanya, biasanya seluruh kaum hawa akan memekik kesenangan bila tak sengaja menatapnya.

Neymi tak menghiraukan, dan memilih menghindari Gilang, ia melangkah ke arah pintu sebab ingin menuju ke suatu tempat. Namun, ketika Neymi hendak keluar kamar, Gilang terlebih dahulu mencekal lengannya.

Refleks Neymi berhenti melangkah, kebiasaan sekali makhluk beban ini menganggu pergerakannya, Neymi pun menoleh.

"Gilang sinting! Lepas ngga! Mau gue sunat belut lo seratus kali hah, mau lo?"

Gilang menelan saliva dengan kasar ternyata Neymi ganas juga, ia pun dengan penuh keberanian bersekap dada menatap Neymi. "Coba aja, berani gak lo?"

Neymi berdecih, memicingkan mata menatap Gilang penuh kekesalan. Rasanya ia ingin menampol mulut Gilang pakai palu agar jadi suami yang kalem.

"Maju lo sini! Biar gue sleding mulut lo sampai mampus!" sergah Neymi sambil berkacak pinggang.

Gilang maju selangkah, tersenyum miring menatap Neymi, ia semakin mendekatkan wajahnya. Tidak! Neymi juga tak mau kalah, ia membalas tatapan Gilang hingga keduanya saling bertukar pandang.

Merasakan hembusan nafas dari Neymi, dengan sengaja matanya turun menatap ranum merah muda itu, yang begitu indah kala dipandangnya.

"Lo mau kemana?" tanya Gilang dengan tatapan menelisik.

Married In Hate [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang