Seperti bumi yang merindukan hujan, dia tengah menanti kehadiran seseorang. Cahaya matahari terasa menyengat beberapa hari terakhir ini, seolah menunjukkan kehebatannya. Sudah hampir satu minggu dia tidak melihat kehadiran sosok itu, dan sudah seminggu juga dia tidak lagi menerima note serta hadiah dari pengagum rahasianya itu.
Lelah menunggu, Tara memutuskan untuk berkunjung ke suatu tempat. Netranya terus mencari, berharap akan berpapasan atau melihat kehadiran sosok itu.
"Nai," panggil Tara agar gadis itu berhenti melangkah.
"Eh Tara, apa kabar?" tanya gadis yang tidak lain adalah Naina.
"Aku baik," sahut Tara seadanya.
"Ada apa Tar?" bingung Naina.
"Ehm itu, Jagat, kamu tau di mana dia sekarang?" tanya Tara akhirnya, Naina menatap Tara intens membuat Tara semakin gugup. Dia sendiri juga bingung kenapa menanyakan tentang Jagat yang bukan siapa-siapa.
"Gue gak tau juga sih Tar, sejak penyerangan seminggu yang lalu Jagat gak masuk sekolah, terakhir dia pergi gitu saja, katanya mau belajar ilmu bela diri, gak tau benar atau enggak," urai Naina, dia menyadari kalau Tara dan Jagat seperti memiliki perasaan satu sama lain.
Dia tahu Jagat bukan tipe orang yang mau belajar bela diri karena dia ingat Jagat pernah menentang asumsi bahwa ilmu bela diri itu penting, bagi Jagat semmua masalah bisa teratasi dengan otak, tidak harus otot. Namun, sekarang melihat Jagat berniat menguasai ilmu bela diri hanya karena seorang Tara Lulana, sudah jelas Jagat memiliki rasa pada Tara.
"Begitu ya, kamu tau gak kira-kira dia belajar bela diri di mana?" tanya Tara lagi, Niana terlihat berpikir.
"Oh iya, gue ingat Jagat pernah cerita soal adik ibunya yang ahli bela diri bahkan membuka semacam tempat latihan bela diri gitu, kalau gak salah namanya Om Anton deh, kalau lo mau, gue bisa mengantar lo ke sana, mungkin Jagat ada di sana," jelas Naina, raut wajah Tara yang tadinya terlihat redup kini mulai menunjukkan binarnya.
"Kamu serius mau bantu aku?" tanya Tara memastikan, Naina mengangguk, hal sesederhana itu saja berhasil membuat Tara tersenyum manis padanya.
"Ya udah nanti pulang sekolah, kita ke sana sama-sama, gue juga penasaran sejauh mana Jagat sudah bisa bela diri," ungkap Naina, dia juga sangat ingin merecoki Jagat, senyum miring terbit di bibirnya.
Sekarang dia bisa mengejek Jagat karena menarik ucapannya sendiri. Huh sepertinya Naina tidak sabar bertemu Jagat.
Tara berpamitan usai membuat kesepakatan dengan Naina.
Miya yang melihat perubahan raut wajah Tara dibuat penasaran. Namun Tara tidak menjelaskan alasan pastinya, gadis itu hanya mengatakan akan segera bertemu pengagum rahasianya.
"Lo sudah tau siapa orangnya?" tanya Miya, Tara mengangguk tetapi tidak memberitahu lebih lanjut karena kelas akan dimulai.
"Pokoknya setelah lo bertemu dia nanti, lo harus cerita semuanya sama gue, titik gak pakai koma," tukas Miya, Tara hanya tersenyum tipis.
Sementara di belakang tempat duduk keduanya, Kinanti dan Malika menatap bingung dua orang yang sudah bersaudara itu, sepertinya ada beberapa hal yang tidak diberitahu kepada mereka, termasuk soal hubungan Aylin dan Tara yang beberapa hari terakhir terlihat akrab.
..
Seperti yang mereka sepakati, Naina menjemput Tara untuk berangkat bersama. Sahabat Tara tentu terlihat bingung dan penuh tanda tanya, dan Tara hanya memberitahu bahwa dia ada urusan dengan Naina tanpa menjelaskan apa pun lagi, Tara dan Naina pergi.
"Miya, lo pasti tau sesuatu kan?" tanya Kinanti menatap Miya penuh intimidasi
"Yang gue tau Tara sudah menemukan sosok yang beberapa hari belakangan ini selalu mengirimi dia hadiah beserta note di atasnya, sudah itu saja, tentang siapa orangnya gue juga gak tau," jelas Miya tidak ingin kedua sahabatnya salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA - SELESAI
Teen Fiction[TERBIT] Ikut serta dalam writting challenge batch 02 bersama penerbit LovRinz Tara Lulana, gadis dengan kesejukan dalam dirinya, dia yang mudah senyum, sederhana dan apa adanya. Awalnya Tara berpikir dengan pindah ke SMA Semesta, hidupnya akan baik...