Semesta digemparkan dengan hilangnya bulan di kala malam tiba. Benda langit yang biasanya hadir menghiasi malam itu, kini hilang tanpa jejak. Sudah dua malam terakhir bulan tidak menunjukkan tanda-tanda kehadirannya.
Semesta selalu punya pilihan, tanpa bulan, semesta punya bintang sebagai pengganti di saat bulan menghilang. Seperti halnya bulan yang menghilang Aylin juga menghilang tanpa kabar.
Para guru SMA Semesta mulai khawatir, pasalnya Aylin akan mengikuti olimpiade fisika tingkat internasional dalam waktu dekat.
Jika bukan Aylin siapa yang akan menggantikan posisi gadis itu, hanya Aylin yang bisa menakhlukan soal tersulit tanpa butuh waktu yang lama.
"Aylin berniat mempermalukan sekolah kita ya, bisa-bisanya dia menghilang di saat penting seperti ini," decak Riska, guru yang membimbing Aylin selama ini.
"Sabar Bu, ini kami sedang mencoba menghubungi kedua orang tuanya, kita tunggu aja," nasehat guru BK
Nama SMA Semesta dipertaruhkan di sini. Jika sampai Aylin tidak mengikuti olimpiade tersebut, atau paling tidak perwakilan yang kemampuannya hampir sama dengan Aylin, maka nama besar SMA Semesta dengan muridnya yang hebat akan tercoreng.
"Kedua orang tuanya sedang menghubung Aylin, sayangnya sampai hari ini belum ada kabar juga. Apa yang harus kita lakukan?" tanya kepala sekolah mulai terlihat cemas.
Mereka bahkan sampai mengadakan rapat dadakan untuk membahas masalah ini.
"Apa sih mau anak itu, mentang-mentang otaknya jenius, dia jadi seeenaknya menghilang tanpa kabar. Apa dia tidak memikirkan nama sekolah yang akan rusak hanya karena satu orang," decak Riska, wanita paruh baya itu terlihat begitu kesal.
"Apa sudah coba mengunjungi rumah Aylin, Pak?" tanya salah satu guru di sana
"Tidak ada siapa-siapa di sana. Aylin hanya tinggal sendiri bersama pembantu dan satpam rumahnya, mereka juga tidak tahu ke mana nona muda mereka pergi," jelas Kepala sekolah.
"Bagaimana dengan teman sekelas Aylin, mungkin ada yang mengetahui keberadaan gadis itu," ucap Siska, guru matematika di kelas Aylin.
Kepala sekolah lagi-lagi menggeleng, Aylin terlalu introvert dan tertutup, tidak satu ppun siswa atau siswi di kelasnya yang dekat dengan gadis itu. Mereka buntu, bingung harus mengatasi masalah ini seperti apa.
"Maaf Pak, hanya saran saja. Saya rasa ada seseorang yang bisa menggantikan Aylin dari kelas campuran, hanya saja kita perlu memastikan sebelum memutuskan," ucap Pak Dony, guru fisika yang pernah menguji Tara mengerjakan soal. mereka harus segera membuat pilihan atau nama SMA Semesta akan jadi taruhannya.
Dia sedikit yakin kalau kemampuan Tara itu tidak beda jauh dengan Aylin. Namun, mereka tetap harus menguji gadis itu, sebelum memutuskan untuk mengirim Tara sebagai perwakilan dari SMA Semesta.
..
Tara menghela napas, seharian ini dia dibuat bingung, antara dia harus menuruti permintaan orang itu atau tetap pada prinsipnya yaitu tidak menonjolkan kemampuan yang dia miliki. Dia masih ingat kejadiannya sekitar satu hari yang lalu, tepat sehari setelah Aylin menghilang tanpa jejak. Nomor tidak dikenal tiba-tiba menghubunginya dan meminta Tara untuk menemui orang itu.
"Kamu baik-baik saja? Wajah kamu kenapa lebam gitu? Mau aku obati?" tanya Tara bertubi-tubi ketika melihat wajah Aylin yang membiru seperti habis dipukuli.
Aylin tersenyum tipis lalu menggeleng. Dia tidak bisa berlama-lama beada di sana.
"Gue gak butuh perhatian dari lo. Kalau lo memang mau membantu gue, lo harus menuruti satu permintaan gue," jelas Aylin langsung pada intinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA - SELESAI
Novela Juvenil[TERBIT] Ikut serta dalam writting challenge batch 02 bersama penerbit LovRinz Tara Lulana, gadis dengan kesejukan dalam dirinya, dia yang mudah senyum, sederhana dan apa adanya. Awalnya Tara berpikir dengan pindah ke SMA Semesta, hidupnya akan baik...