📖Pangeran Negeri Dongeng📖

15 3 0
                                    

Dia pernah membaca kisah putri tidur dan pangeran versi tulisan Valerie, ibunya sendiri. Kisah yang sudah didesain sedemikian rupa, diubah tanpa menghilangkan unsur utama dalam kisah tersebut.

Tara menatap kertas di hadapannya. Entah dapat inisiatif dari mana para sahabatnya mendaftarkan dia untuk ikut kontes drama tersebut.

"Putri cantik Mama kenapa ini?" tanya Valerie yang melihat wajah putrinya yang terlihat murung.

Tara memberikan kertas kontes drama, di mana namanya tertera di sana.

"Kenapa malah kelihatan gak tertarik gitu, hem? Dicoba aja dulu, kan gak ada salahnya," nasehat Valerie.

"Tara lagi gak tertarik Ma, kalau Tara ikut karena paksaan hasilnya pasti berantakan," keluh Tara. Valerie tersenyum mengerti.

Sifat yang satu itu menurun dari Danendra suaminya. Jika suka dan ada niatan akan dia lakukan dengan sangat baik, dia akan berjuang sampai akhir tetapi kalau memang tidak ada niatan sama sekali, mau sebagus apa pun peran yang diberikan, hasil yang dijanjikan, Danendra tidak akan memperjuangkannya.

"Hem, jadi itu masalahnya, sepertinya Mamamu ini bisa bantu," ucap Valerie sembari tersenyum, sementara Tara malah mengerutkan keningnya.

"Habiskan dulu makanannya, nanti Mama akan tunjukan cara biar kamu gak terpaksa ikut kontesnya," suruh Valerie, Tara mengangguk, gadis itu terlihat begitu antusias dengan masakan yang Valerie sajikan.

Valerie tersenyum kecil, putrinya harus bahagia, bagaimanapun caranya.

Tara dibuat kagum dengan ruangan yang baru dia temui itu. Tara baru mengetahui kalau di balik buku yang berjajar masih ada ruangan rahasia, dan itu indah banget.

Ruangan yang disulap seperti kerajaan negeri kuno, ada dua kursi tempat raja dan ratu lalu kursi di sekitarnya tempat untuk petinggi kerajaan duduk.

"Bagus banget. Sejak kapan ada ruangan ini?" tanya Tara menatap ibunya.

"Sejak Mama memutuskan untuk menjadi penulis mungkin," sahut Valerie sembari berjalan ke arah dua kursi raja dan ratu tersebut.

"Sini, biar Mama ceritakan asal-usul ruangan ini," panggil Valerie, Tara menurut.

Gadis itu duduk tepat di sebelah Ibunya, bedanya dia duduk bukan di tahta raja sebaliknya dia duduk di kursi untuk pejabat istana.

"Jadi?"

"Dulu Mama sempat mengalami depresi ringan, apa pun yang Mama lakukan, semuanya gagal dan gak sesuai harapan. Sampai rasanya Mama udah gak pantas untuk hidup lagi," tutur Valerie dengan tatapan menerawang masa  lalunya.

 Tara terdiam, gadis itu sama sekali tidak menyangka bahwa sosok yang dia kira hebat itu punya masa lalu yang begitu sulit.

"Lalu Mama bertemu dengan Papa kamu, dia adalah sosok pangeran yang menyelamatkan Mama dari kehancuran, dia yang membawa Mama kembali ke jalan yang benar. Setelah memutuskan menikah, Papa kamu membangun rumah ini, dia bahkan sengaja membangun ruangan ini agar kalau Mama lagi gak ada inspirasi buat nulis, Mama bisa berkunjung ke sini," lanjut Valerie.

Sekarang Tara mengerti ke mana arah pembicaraan Valerie. Seorang penulis perlu niatan yang tepat untuk menulis kisahnya, dan di sini masalah dari Tara adalah menemukan niatan untuk mengikuti kontes tersebut, sesuatu yang awalnya tidak dia inginkan, tetapi setelah masuk ke ruangan tersebut, ada sesuatu dalam hatinya yang menyuarakan agar dia mau mencobanya.

"Tempat ini ada penjaganya ya Ma, kok Tara masuk ke sini malah merasa niatan itu muncul, aneh banget," adunya dengan wajah polos khas Tara Lulana, Valerie terkekeh mendengarnya.

SEMESTA - SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang