Seperti bintang yang menemukan alasan untuk kembali bersinar terang, dekap hangat yang bumi berikan membuat cahayanya semakin bersiar terang. Kebersamaan dengan Jagat membuat dunia Tara lebih berwarna. Senyum manisnya terus mengembang tanpa henti.
Setelah berkolaborasi menyelesaikan sebuah novel akhirnya kisah tersebut selesai ditulis, dan segera terbit. Antusiasme para pembaca membuat Tara dan Jagat tersenyum puas melihat hasil karya mereka yang diminati banyak orang.
Jagat menarik Tara dalam dekapannya, karya pertama gadis itu yang sukses di pasar.
"Lihat kan lo itu berbakat dalam menulis. Kemampuan Tante Valerie menurun ke lo," ucap Jagat.
"Semua berkat kamu, kemampuan aku belum seberapa," sahut Tara.
"Gemas banget sih, makin sayang deh," ucap Jagat memeluk erat tubuh mungil Tara sampai gadis itu tenggelam dalam dekapan hangatnya.
Dia pernah mengharapkan semesta berpihak padanya, berharap semesta akan mengizinkan dia dekat dengan matahari, si pemimpin semesta. Nyatanya dia memang tidak diciptakan untuk bersama sang pemimpin, sebaliknya yang dia butuhkan adalah kehangatan dan suasana baru yang coba bumi ciptakan.
"Tar," panggil Jagat, gadis bertubuh mungil itu menoleh.
"Kenapa?" bingungnya saat Jagat mengamati wajahnya
"Lo cantik, lo sempurna, lo hebat bisa melewati semuanya, sekarang cahaya lo sudah bercahaya lagi, lebih terang dari sebelumnya, jadi, gue mohon, jangan redup lagi. Gue akan mendekap lo dengan erat saat lo merasakan sakit, dengan begitu lo gak perlu terlalu lama berada dalam luka itu karena akan selalu ada hal baru yang gue berikan untuk membangunkan cahaya lo lagi," tutur Jagat tidak mengalihkan tatapannya dari Tara.
"Makasi sudah menjadi bumi yang bersedia menerima aku, Gat," sahut Tara, Jagat mengangguk.
"Baiklah karena hari ini penjualan buku kita sampai berjuta eksamplar, maka mari kita rayakan dengan menghabiskan waktu bersama hari ini," ajak Jagat, Tara mengangguk antusias, tidak peduli apa yang akan terjadi nantinya, bagi Tara bersama Jagat sudah cukup.
Banyak kenangan yang suatu saat nanti akan dia abadikan dalam sebuah kisah.
Dari kejauhan Miya menatap keduanya, gadis itu tersenyum haru, akhirnya Tara menemukan bahagianya, dunia yang mau menerima dia apa adanya. Gdia menggenggam erat tulisan lagi-lagi berupa ancaman yang ditujukan untuk Tara. Beruntungnya, Miya lebih dahulu menemukan kotak tersebut saat Tara dan Jagat masih sibuk mengurusi karya mereka.
"Gue memang gak tau siapa musuh kita sebenarnya, Tar, tetapi apa pun itu, gue akan selalu di pihak lo," gumam Miya.
"Miya," panggil seseorang, gadis itu menoleh.
"Aylin?" gumamnya.
"Tara di mana?" tanya gadis itu tiba-tiba.
"Ehm tadi Tara pergi sama Jagat kok, katanya mau menghabiskan waktu bersama hari ini," urai Miya tersenyum manis, ikut senang dengan bahagianya Tara.
Aylin terlihat menghela napas lega, dia pikir Pratama sudah bertindak dan melakukan hal buruk pada Tara. Akhir-akhir ini Pratama gencar mengirimkan ancaman padanya membuat dia semakin was-was, tetapi mendengar Tara pergi bersaama Jagat.
Aylin cukup lega, dia yakin Jagat bisa menjaga Tara dengan baik.
Teror yang dikirimkan pada Tara juga membuat Aylin semakin yakin kalau Pratama tidak diam saja.
..
Seharian menghabiskan waktu bersama Jagat membuat Tara melupakan semua lukanya, dia merasa hidup kembali. Malam itu, dia dan Jagat mengakhiri kebersamaannya dengan makan malam dahulu di salah satu restoran ternama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA - SELESAI
Teen Fiction[TERBIT] Ikut serta dalam writting challenge batch 02 bersama penerbit LovRinz Tara Lulana, gadis dengan kesejukan dalam dirinya, dia yang mudah senyum, sederhana dan apa adanya. Awalnya Tara berpikir dengan pindah ke SMA Semesta, hidupnya akan baik...