Uluran tangan Wang Yibo berhasil menarik pinggang Xiao Zhan, mengangkat tubuhnya sebelum dibawa berputar. Xiao Zhan tertawa dengan cantiknya seraya mengalungkan dua baris lengannya pada leher Yibo. Membiarkan tubuhnya melayang ke udara, dengan beberapa titik air hujan yang ternyata sudah turun.
“Sudah hentikan, Yibo,” katanya kemudian.
“Baik, baik.” Sambil terkekeh, Wang Yibo mengeratkan tubuh mereka. Tak ada niat menurunkan Xiao Zhan. Dia hanya sambung menggendong pria manis itu seperti koala yang bertengger di atas pohon.
Xiao Zhan sendiri tidak protes. Dia memang suka dimanja oleh Yibo. Sudah lama sekali sejak terakhir kali Wang Yibo menggendongnya dengan cara seperti ini. Kepalanya otomatis turun, bersender di bahu kekasihnya, sementara kedua kakinya mengikat pinggang Wang Yibo.
“Zhan.”
“Mn?”
“Kita berteduh di bawah pohon dulu, mau?”
“Mau. Yibo 'kan kucing. Tidak suka air,” timpal Zhan.
“Hei?! Aku masih bisa menerobos hujan, Zhan.” Memang benar Yibo benci dingin, dan ia benar-benar malas terkena air, tapi selagi bukan tenggelam, air bukan jadi masalah baginya.
Lagipula itu hanya rintik. Tak berpengaruh sama sekali.
“Tentu saja bisa. Memangnya aku bilang Yibo lemah? Kekasihku 'kan hebat.” Zhan membalas disertai godaan.
Dan Yibo yang gemas langsung menyenderkan punggung Zhan di batang pohon besar, menghimpitnya dengan tubuhnya, sebelum mencuri sebuah ciuman di bibir manis nan lembut itu.
Xiao Zhan tak bisa menolak, dia membalas serangan dan ikut memagut dua buah bibir yang mengikat bibirnya. Melumatnya hingga timbul sedikit rona kemerahan. Di tengah ciuman itu, terkadang mereka tertawa sebentar, menyatukan lagi bibir, menggigit, dan menghisapnya seolah benar-benar berharap bisa menelan habis semuanya.
Xiao Zhan terengah-engah dengan lucu. Memukul pelan dada Yibo agar pria itu tidak lanjut menyantap bibirnya, “Kau benar-benar liar!” Suaranya dibuat seketus mungkin.
Dan Yibo hanya balas terkekeh lalu mendekat lagi, menggigit pipi kemerahan Xiao Zhan.
“Awh, Yibo! Hentikan!” protes Xiao Zhan.
“Baik, aku berhenti. Tapi biarkan aku memakanmu.” Yibo tentu saja tidak serius. Dia hanya terlalu senang dan sedang dalam mood untuk menggoda Xiao Zhan.
“Tidak mau! Kau pikir ini di mana?”
“Kata orang. Ketika hamil, seorang ayah harus sering-sering berkunjung agar calon anaknya mengenalinya.”
“Ah, mitos!” sangkal Zhan.
“Dari mana kau tahu itu mitos?”
“Lalu kau, Yibo. Darimana kau tahu itu bukan mitos?”
“Kau jadi pintar berkelit!”
“Aku tidak!”
Kesal, Wang Yibo memelototinya. Dan Zhan hanya tertawa sebab ekspresi yang diberikan Yibo cukup lucu baginya. Terlalu gemas, Zhan sampai menyentil kening pria itu. Meski tidak sakit sama sekali, tetap saja itu nakal. Untung Yibo tidak marah. Dia malah berhenti bertingkah garang dan ikut tertawa bersama Xiao Zhan.
“Prime, Guardian Api!” Meski yang tercepat dan tergesit adalah Yitian, namun yang sampai lebih dulu adalah Ling He dan Lin Yi. Mereka juga yang meneriakkan gelar Zhan dan Yibo barusan.
Sementara Yitian sedang berjalan malas di belakang, menemani Luo Yunxi yang memang tidak bisa terlalu cepat melangkah.
“Syukurlah kalian baik-baik saja.” Kali ini Yunxi yang bicara.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fallen Guardian (Yizhan) ✔
Fiksi PenggemarA Collaboration Yoonayesung & Lanclise Xiao Zhan--Seorang Prime Guardian--terpaksa mengorbankan diri untuk keselamatan penduduk bumi dari ancaman para Evesor. Yibo yang saat itu melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sang kekasih meninggal...