11 % father and son couple

578 80 4
                                    

publis : 14 Februari 2022.

%

Hari olimpiade tiba. Justin sudah datang lebih awal ke gedung tempat olimpiade akan dilaksanakan. "Keluargamu tidak hadir?" tanya Junkai menghampiri Justin yang sibuk bermain handphone, Justin menggeleng pelan.

"acara seperti ini tidak begitu penting untuk mereka, sebanyak apapun aku bawa penghargaan pun mereka juga biasa aja." ugh, terdengar menyakitkan tapi faktanya memang begitu toh, Justin tau betul reaksi Renjun dan Sungchan ketika ia pulang membawa pialanya nanti "kamu mau hadiah apa?" dan "selamat atas kemenangannya, jagoan!"

Justin melirik ke bangku penonton, ada asisten Lee Felix yang datang sesuai utusan sang papa.

"kamu tidak boleh seperti itu, Justin. Orang tuamu pasti menyayangimu dan berusaha datang." saut Junkai, Justin tau itu lagian hidupnya tidak begitu menyedihkan.

papanyaㅡSungchan tadi sudah memberitahu Justin kalau tidak bisa datang karena ada rapat dadakan, lagian Justin bersyukur kalau papanya itu tidak datang dan hanya mengutus asistennya sedangkan babanyaㅡRenjun sengaja tidak datang karena Justin yang memintanya sendiri untuk tidak datang, katanya Justin tidak mau repot karena menjadi pusat perhatian dan muncul dikoran pemberitaan seperti "istri mentri pertahanan menghadiri olimpiade yang diadakan digedung xxx," tidak! itu tidak boleh sampai terjadi.

Justin belum siap dipublikasikan yang meskipun ada beberapa orang tau kalau Ia putra dari mentri pertahanan sekaligus Ceo HCompany. Tapi untuk ke the real publikasi dalam artian sungguhan, ia belum siap! Justin masih ingin hidup bebas, tidak ingin dijadikan sasaran kerja sama antar perusahaan seperti perjodohan.

"sepertinya orang tuamu sangat sibuk ya, Justin."

Justin mendengus, "sekarang giliran aku bertanya padamu, dimana orang tuamu?"

%

"bagaimana? deal? vila uncleku sudah siap." celetuk Jisung membuka pembicaraan untuk teman temannya.

"serius? rencana ke Jeju? mending ke Bali aja gak si?" saut Ni-ki agak membuat teman temannya termasuk Jisung dan Chenle emosi.

"yang bener aja, Ni-ki! kemarin waktu zoom bungkam gak kasih saran dan sekarang giliran sudah siap baru kasih saran!" seru Wonyoung kesal, rasanya ingin memukul kepala Ni-ki.

"chill, sist."

"chill chall chill, your head itu!" hardik Lami. "final Jeju ya? kita berangkat besok, aku tadi sudah minta ijin pada ayah jadi kalian  tenang saja." lanjut Lami.

"fine, aku dan Jisung pulang duluan ya. Mau packing untuk besok." Chenle berdiri sambil narik tangan Jisung keluar dari area kantin kampus.

"apasih, Le? kenapa juga packing? koper yang kemarin aja masih rapi."

"yang serius, brengsek! dua cewe empat cowo? what the hell?!" umpat Chenle menyadari jumlah anggota mereka, Ni-ki Daehwi Lami Wonyoung Jisung dan dirinya?

"ya terus kenapa, Le?"

"membuat overthingking orang, Ji!"

"dih, memang bisa?"

"yakan empat cowo dua cewe seperti ugh,"

Jisung menyela, "kalau empat cowo dominan semua baru diovt tidak apa-apa, lah ini tiga cowo submissive satu cowo dominan dua cewe fujo apa sih yang perlu diovt in?"

"tiga cowo submissive?" alis Chenle mengkerut bingung, "siapa aja?"

"ya kau pikir kau apa jika bukan submissive?"

5. How to not share?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang