009 - What A Coincidence

2.5K 424 39
                                    

"Atmosfer macam apa ini? Gue blank. Nggak tahu apa yang mesti gue tulis." Jooheon mengacak-acak rambutnya sendiri dengan kasar.

"Lu nulis apaan? Novel? Bukannya novel lu yang kemarin aja nggak laku ya?" sindir Jaeha yang membuat Jooheon semakin kesal.

"Jangan sembarangan. Novel gue itu best seller. Lu tahu sendiri kan semua barang antik yang ada di sini bisa gue dapetin karena nulis novel yang kemarin," balas Jooheon tidak ingin kalah dari bawahannya sendiri. Sang budak no 1 Yoo Jaeha.

"Best seller apaan kalau yang baca cuman dedemit," tandas Jaeha tanpa ragu sedikit pun.

"Setan lu jadi karyawan." Jooheon menatap sinis Jaeha. Apa yang dikatakan Jaeha tidaklah salah, hanya para dedemit yang menyukai novel Jooheon sejak dirinya mendirikan channel pemburu hantu diluar bisnis reparasi dan obat-obatan miliknya.

"Ah, sebentar lagi pulang." Jaeha menatap jarum jam di dinding menunjukkan pukul 16.30 sore. Itu artinya tinggal setengah jam sebelum waktunya pulang. Dirinya sudah tidak sabar untuk pulang dan terbebas dari wajah atasannya yang memuakkan.

"Awas aja lu Jaeha, kalau ada panggilan reparasi bakalan gue bebanin ke elu." Jooheon masih belum bisa memaafkan perkataan Jaeha.

"Orang kurang ajar macam apa yang memanggil tukang reparasi jelang jam tutup kantor?" tanya Jaeha dengan sedikit tertawa merendahkan.

Tiba-tiba saja terdengar sebuah telepon berdering dari ruangan lain. Sontak saja Jooheon dan Jaeha kaget, tapi tentu saja beda ekspresi. Mereka berdua dengan cepat pergi ke ruang sebelah dan mendapati Irene sedang mengangkat telepon.

"Customer baru?" tanya Jooheon dengan mata berbinar penuh antusias.

"Nggak mungkin. Salah sambung kali." Jaeha was-was. Dia tidak ingin benar-benar ditugaskan saat ini juga. Jaeha tahu jelas kalau atasan kurang ajarnya ini tidak akan mau membayar jam lemburnya.

"Heon, ada yang butuh reparasi kulkas dan kran air di blok D. Dia juga minta bantuan untuk bersih-bersih. Aku sudah mengatakan kalau kita akan mengurusnya besok," ujar Irene setelah mematikan telponnya.

"Yess!" Jaeha bersorak senang. Ingin sekali dirinya berkata I Love You 3000 Irene-Chan, tapi itu hanya akan membuatnya sial karena Irene adalah kekasih Jooheon.

"Tidak. Telepon lagi orangnya," ujar Jooheon mematahkan semangat Jaeha.

"Serius?" Irene setengah kaget dengan permintaan Jooheon.

"Ya, katakan padanya kalau kita akan mereparasinya hari ini sampai tuntas meski itu tengah malam sekali pun." Joohen penuh ambisi ingin menyiksa Jaeha.

"Wadahel?!" Jaeha tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Baiklah, aku juga akan meminta alamat rumahnya." Irene tersenyum.

"Irene-chan. Jangaaaan." Jaeha memelas, tapi itu tetaplah tidak ada gunanya. Irene sudah menelepon sang customer dan menuliskan alamat rumahnya di secarik kertas.

"Sial." Kali ini Jaeha yang mengacak-acak rambutnya sendiri. Dia tidak ingin bekerja diluar jam kerja.

"Oh ya satu hal lagi." Jooheon menaruh beberapa buku bersegel plastik di depan Jaeha. Tentu saja itu adalah novelnya sendiri yang terdiri dari 5 volume.

"Kalau lu nggak bisa ngejual semua ini, gaji lu gue potong 90% selama setahun!" seru Jooheon yang terasa bagaikan sebilah pisau yang menikam jantung Jaeha.

"YANG BENAR SAJA?!!!" Jaeha terbelalak tidak percaya.

**

Novel ini hanya terbit di WP dan MT, kalau kalian baca di selain ini bisa dipastikan itu adalah malware webmirror. Silakan dukung penulis di sini http://w.tt/3Ijg6yx terima kasih.

The Hottest FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang